medcom.id, Jakarta: Kepala Administrsi Rusunawa Pulo Gebang, Firman Akbar membantah terjadi praktik jual beli Rusun terjadi di wilayah kerjanya. Namun, dia tidak menampik kasus itu pernah terjadi.
"Masalah itu pernah terjadi, tetapi pengelolanya sudah ditangkap. Itu pengelola lama, saya pengelola baru,” kata Fajar saat ditemui <i>Metrotvnews.com</i> di Rusunawa Pulo Gebang, Selasa (21/4/2015).
Ia mengungkapkan, selama menjabat sebagai kepala Administrasi Rusunawa Pulogebang, dirinya belum pernah menemukan praktik kecurangan seperti yang diberitakan saat ini.
"Saat ini praktik jual-beli Rusun sudah susah, tidak bisa sembarangan, kami lakukan pendataan ketat. Warga kalau mau daftar harus ke dinas dulu. Kami akan cabut hak hninya kalau ada penghuni yang macam-macam,” kata Firman yang mengaku baru satu minggu menjabat sebagai kepala administrasi.
Fajar mengatakan, timnya selalu melakukan pemeriksan rutin terhadap unit bangunan dan penghuni rusun. "Setiap hari kami naik ke rusun memeriksa infrasruktur, disana kita juga mengenal penghuninya," ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan oknum pejabat Pemerintah DKI diduga melakukan praktik jual beli Rumah Susun Pulogebang, Jakarta Timur. Satu unit rusunawa dijual Rp 15 juta - Rp 20 juta.
"Ini harus kami periksa, saya sudah bilang pasti terjadi sesuatu di bawah (Rusun). Kadang-kadang PNS itu kami tangkap, tapi tidak pernah ngaku. Oknum RW, oknum penghuni juga main. Penghuni di sana seperti agen properti, sayangnya sebagian masyarakat kita tergiur," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota, Senin 20 April.
Pihaknya akan mempercepat penerapan sistem bank. Penghuni rusun akan mendapat rekening bank dan kartu debit Bank DKI sebagai tanda pengenal pemilik rusun. Kartu debit itu juga berfungsi untuk pembayaran autodebet yang akan dipotong setiap bulannya. Dengan demikian, jual beli rusun tidak dapat dilakukan lagi.
"Kami sudah gunakan sistem bank. Pejabat kami yang menghambat program itu saya mau pecat. Kami sudah stafkan, sudah digeser," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Kepala Administrsi Rusunawa Pulo Gebang, Firman Akbar membantah terjadi praktik jual beli Rusun terjadi di wilayah kerjanya. Namun, dia tidak menampik kasus itu pernah terjadi.
"Masalah itu pernah terjadi, tetapi pengelolanya sudah ditangkap. Itu pengelola lama, saya pengelola baru,” kata Fajar saat ditemui
Metrotvnews.com di Rusunawa Pulo Gebang, Selasa (21/4/2015).
Ia mengungkapkan, selama menjabat sebagai kepala Administrasi Rusunawa Pulogebang, dirinya belum pernah menemukan praktik kecurangan seperti yang diberitakan saat ini.
"Saat ini praktik jual-beli Rusun sudah susah, tidak bisa sembarangan, kami lakukan pendataan ketat. Warga kalau mau daftar harus ke dinas dulu. Kami akan cabut hak hninya kalau ada penghuni yang macam-macam,” kata Firman yang mengaku baru satu minggu menjabat sebagai kepala administrasi.
Fajar mengatakan, timnya selalu melakukan pemeriksan rutin terhadap unit bangunan dan penghuni rusun. "Setiap hari kami naik ke rusun memeriksa infrasruktur, disana kita juga mengenal penghuninya," ujarnya.
Sebelumnya, diberitakan oknum pejabat Pemerintah DKI diduga melakukan praktik jual beli Rumah Susun Pulogebang, Jakarta Timur. Satu unit rusunawa dijual Rp 15 juta - Rp 20 juta.
"Ini harus kami periksa, saya sudah bilang pasti terjadi sesuatu di bawah (Rusun). Kadang-kadang PNS itu kami tangkap, tapi tidak pernah ngaku. Oknum RW, oknum penghuni juga main. Penghuni di sana seperti agen properti, sayangnya sebagian masyarakat kita tergiur," kata Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota, Senin 20 April.
Pihaknya akan mempercepat penerapan sistem bank. Penghuni rusun akan mendapat rekening bank dan kartu debit Bank DKI sebagai tanda pengenal pemilik rusun. Kartu debit itu juga berfungsi untuk pembayaran autodebet yang akan dipotong setiap bulannya. Dengan demikian, jual beli rusun tidak dapat dilakukan lagi.
"Kami sudah gunakan sistem bank. Pejabat kami yang menghambat program itu saya mau pecat. Kami sudah stafkan, sudah digeser," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)