Jakarta: Pembangunan pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, dikeluhkan supir truk pengangkut sampah. Dulunya bangunan tersebut digunakan supir truk pengangkut sampah sebagai lokasi penjemputan sampah-sampah di sekitar itu.
Saat ini supir truk yang berada di bawah Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara itu tak lagi diperbolehkan memarkir kendaraanya di lokasi tersebut. Sebab dikhawatirkan menggangu aktivitas pembangunan proyek tersebut.
Salah satu sopir, Chaerul, 33, mengatakan imbauan tersebut sudah ia terima sebelum Ramadan. Awal Agustus lalu imbauan tersebut mulai diterapkan secara tegas oleh pengelola proyek ITF Sunter.
"Di sini (lokasi pembangunan ITF) sudah steril, sekarang parkirnya di pinggir jalan," ujar Chaerul kepada Medcom.id di lokasi pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, Sabtu, 3 Agustus 2019.
Imbas dari itu, kini ia terpaksa memarkir kendaraanya di pinggir jalan Danau Sunter Barat. Lokasi tersebut dikenal rawan aksi kriminal di malam hari. Ia pun mengaku tak tenang untuk meninggalkan kendaraanya pada malam hari.
"Takut akinya ilang, kadang malam-malam suka ada tawuran, takut ketimpuk juga," tutur dia.
(Truk-truk sampah terpaksa memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan Danau Sunter Barat. Foto: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo)
Namun kekhawatirannya mulai berkurang lantaran petugas kebersihan juga ikut menjaga kendaraanya sembari mereka menurunkan sampah dari gerobaknya untuk diangkut ke truk. "Ada kawan-kawan yang bawa gerobak sampah untuk sampahnya kita bawa ke Bantar Gebang," tuturnya.
Sementara berdasarkan pantauan belum tampak adanya aktivitas pembangunan yang terlaksana di lokasi ITF Sunter. Hanya terdapat satu mesin ekskavator berwarna hijau yang terparkir. Tepat di depan gerbang pembangunan ITF, terparkir tujuh kontainer.
Hal tersebut pun menimbulkan tanya di benak Chaerul dan rekan-rekannya, sebab kontainer tersebut tidak ikut diusir dari kawasan pembangunan proyek ITF.
Baca juga: Pengerjaan ITF Sunter Baru Tahap Awal
Kendati demikian, ia mengaku tetap mengikuti aturan untuk tidak memarkirkan truknya di lokasi pembangunan ITF Sunter. Pasalnya sekali ada truk yang tampak terpakir di lokasi tersebut akan dilaporkan oleh pengelola ITF Sunter ke Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara.
"Pernah ada yang pakir di sini terus difoto, dikirim ke atasan kita, kita yang diomelin," ungkap Chaerul.
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto menyebut proyek sistem pengelolaan sampah dalam kota atau ITF Sunter, Jakarta Utara, baru tahap awal. Pemprov DKI Jakarta baru melakukan uji tanah.
"Kalau pengerjaan fisiknya, saat ini sedang soil test atau pengujian tanah. Untuk kemudian, setelah selesai, baru kita bangun konstruksinya," kata Asep, Rabu, 31 Juli 2019.
Asep menyebut proyek ITF Sunter memakan waktu tiga tahun. Proyek itu ditargetkan selesai pada 2022. "Pak Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) minta 2022 sudah beres dan operasi," jelas Asep.
Jakarta: Pembangunan pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, dikeluhkan supir truk pengangkut sampah. Dulunya bangunan tersebut digunakan supir truk pengangkut sampah sebagai lokasi penjemputan sampah-sampah di sekitar itu.
Saat ini supir truk yang berada di bawah Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara itu tak lagi diperbolehkan memarkir kendaraanya di lokasi tersebut. Sebab dikhawatirkan menggangu aktivitas pembangunan proyek tersebut.
Salah satu sopir, Chaerul, 33, mengatakan imbauan tersebut sudah ia terima sebelum Ramadan. Awal Agustus lalu imbauan tersebut mulai diterapkan secara tegas oleh pengelola proyek ITF Sunter.
"Di sini (lokasi pembangunan ITF) sudah steril, sekarang parkirnya di pinggir jalan," ujar Chaerul kepada
Medcom.id di lokasi pembangunan ITF Sunter, Jakarta Utara, Sabtu, 3 Agustus 2019.
Imbas dari itu, kini ia terpaksa memarkir kendaraanya di pinggir jalan Danau Sunter Barat. Lokasi tersebut dikenal rawan aksi kriminal di malam hari. Ia pun mengaku tak tenang untuk meninggalkan kendaraanya pada malam hari.
"Takut akinya ilang, kadang malam-malam suka ada tawuran, takut ketimpuk juga," tutur dia.
(Truk-truk sampah terpaksa memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan Danau Sunter Barat. Foto: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo)
Namun kekhawatirannya mulai berkurang lantaran petugas kebersihan juga ikut menjaga kendaraanya sembari mereka menurunkan sampah dari gerobaknya untuk diangkut ke truk. "Ada kawan-kawan yang bawa gerobak sampah untuk sampahnya kita bawa ke Bantar Gebang," tuturnya.
Sementara berdasarkan pantauan belum tampak adanya aktivitas pembangunan yang terlaksana di lokasi ITF Sunter. Hanya terdapat satu mesin ekskavator berwarna hijau yang terparkir. Tepat di depan gerbang pembangunan ITF, terparkir tujuh kontainer.
Hal tersebut pun menimbulkan tanya di benak Chaerul dan rekan-rekannya, sebab kontainer tersebut tidak ikut diusir dari kawasan pembangunan proyek ITF.
Baca juga:
Pengerjaan ITF Sunter Baru Tahap Awal
Kendati demikian, ia mengaku tetap mengikuti aturan untuk tidak memarkirkan truknya di lokasi pembangunan ITF Sunter. Pasalnya sekali ada truk yang tampak terpakir di lokasi tersebut akan dilaporkan oleh pengelola ITF Sunter ke Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara.
"Pernah ada yang pakir di sini terus difoto, dikirim ke atasan kita, kita yang diomelin," ungkap Chaerul.
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto menyebut proyek sistem pengelolaan sampah dalam kota atau ITF Sunter, Jakarta Utara, baru tahap awal. Pemprov DKI Jakarta baru melakukan uji tanah.
"Kalau pengerjaan fisiknya, saat ini sedang soil test atau pengujian tanah. Untuk kemudian, setelah selesai, baru kita bangun konstruksinya," kata Asep, Rabu, 31 Juli 2019.
Asep menyebut proyek ITF Sunter memakan waktu tiga tahun. Proyek itu ditargetkan selesai pada 2022. "Pak Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) minta 2022 sudah beres dan operasi," jelas Asep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)