Metrorvnews.com, Jakarta: Ican, bekas warga Bukit Duri, hanya terdiam melihat rumah masa kecilnya diratakan dengan tanah. Dari jarak sekitar 10 meter, ia menatap kosong ekskavator yang menggaruk bangunannya ke ujung tanah.
"Dari kecil saya sudah di sini. Main-main juga di sini," kata Ican di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Juli 2017.
Ican sudah pindah ke Rusun Rawa Bebek sejak Ramadan. Ia sudah menempati kawasan Bukit Duri sejak 1995. Dia dan keluarganya mengaku tak punya pilihan selain pindah ke rusun.
"Saya pindah sama ibu, adik, dan keluarga abang. Ya, mau bagaimana lagi, ketimbang kena banjir," kata Ican.
Hari ini Ican sengaja datang untuk melihat rumahnya diratakan. Rumah yang tak terlalu besar itu, kata dia, adalah milik keluarga dan tak disewakan.
Ican pasrah menyaksikan rumah masa kecilnya dibongkar. Foto: Metrotvnews.com/LB Ciputri
Baca: Penggusuran Bukit Duri Lancar Tanpa Perlawanan
Haji Naim juga datang menyaksikan momen rumah yang sudah dia tinggali sejak 1991 rata dengan tanah. "Ya, kalau mau nolak buat apa. Percuma. Kita manut saja sama pemerintah."
Kini, Haji Naim tinggal di Rusun Rawa Bebek lantai 4 dengan uang sewa Rp220 ribu per bulan. Harga ini sudah termasuk iuran listrik dan air bersih.
Hari ini Pemerintah DKI menggusur bangunan di enam titik di Bukit Duri, yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, dan RW 12. Ada 355 bangunan yang tergusur untuk kawasan normalisasi sungai Ciliwung. Sebanyak 331 keluarga sudah dipindahkan ke rusun. Penggusuran dilakukan untuk menata kota dan mengantisipasi bencana banjir.
Metrorvnews.com, Jakarta: Ican, bekas warga Bukit Duri, hanya terdiam melihat rumah masa kecilnya diratakan dengan tanah. Dari jarak sekitar 10 meter, ia menatap kosong ekskavator yang menggaruk bangunannya ke ujung tanah.
"Dari kecil saya sudah di sini. Main-main juga di sini," kata Ican di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Juli 2017.
Ican sudah pindah ke Rusun Rawa Bebek sejak Ramadan. Ia sudah menempati kawasan Bukit Duri sejak 1995. Dia dan keluarganya mengaku tak punya pilihan selain pindah ke rusun.
"Saya pindah sama ibu, adik, dan keluarga abang. Ya, mau bagaimana lagi, ketimbang kena banjir," kata Ican.
Hari ini Ican sengaja datang untuk melihat rumahnya diratakan. Rumah yang tak terlalu besar itu, kata dia, adalah milik keluarga dan tak disewakan.
Ican pasrah menyaksikan rumah masa kecilnya dibongkar. Foto: Metrotvnews.com/LB Ciputri
Baca: Penggusuran Bukit Duri Lancar Tanpa Perlawanan
Haji Naim juga datang menyaksikan momen rumah yang sudah dia tinggali sejak 1991 rata dengan tanah. "Ya, kalau mau nolak buat apa. Percuma. Kita manut saja sama pemerintah."
Kini, Haji Naim tinggal di Rusun Rawa Bebek lantai 4 dengan uang sewa Rp220 ribu per bulan. Harga ini sudah termasuk iuran listrik dan air bersih.
Hari ini Pemerintah DKI menggusur bangunan di enam titik di Bukit Duri, yakni RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, dan RW 12. Ada 355 bangunan yang tergusur untuk kawasan normalisasi sungai Ciliwung. Sebanyak 331 keluarga sudah dipindahkan ke rusun. Penggusuran dilakukan untuk menata kota dan mengantisipasi bencana banjir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)