Jakarta: Dinas Bina Marga DKI Jakarta mengatakan program Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) atau penataan kabel udara terus dikebut. Sekitar 400 tiang listrik telah dicabut.
"Jadi nanti ke depan, kabel udara tidak boleh lagi sama kabel listrik, yang ada hanya nanti satu tiang lampu," ujar Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho kepada awak media, Rabu, 12 Januari 2023.
Hari menerangkan upaya penataan kabel udara dilakukan bersamaan dengan revitalisasi trotoar. Sehingga, kabel-kabel udara yang dimasukkan ke mainhole atau saluran khusus SJUT yang berada di bawah trotoar.
"Supaya bersinergi. Jangan sampai bongkar tutup, jadi pada bangun trotoar, SJUT masuk, kabel turun," tuturnya.
Hari belum dapat memprakirakan berapa panjang kabel yang bakal diturunkan pada 2023. Namun, ia mencatat sudah 30 persen pelaksanaan revitalisasi trotoar yang berbarengan dengan penataan kabel udara.
"(Seperti di daerah) Kemang, Satrio, Cikini, Salemba, Kramat, Kebon Sirih, Kebayoran Baru. Jadi begitu nanti trotoar kita revitalisasi 100 persen, ya mudah-mudahan kabel udah enggak ada lagi di atas, bersih," jelasnya.
Ia menambahkan daerah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan yang paling banyak dilakukan penataan kabel udara. Pihaknya memastikan wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara akan dikebut.
Adapun pengerjaan penataan kabel udara sepanjang 213,702 kilometer (km) dilakukan oleh dua BUMD DKI yakni Sarana Jaya dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Proyek ini di bawah kendali Dinas Bina Marga DKI.
PD Sarana Jaya mengurus pembangunan SJUT di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pembangunan SJUT di Jakarta Barat mencakup sembilan ruas jalan sepanjang 48,572 km. Di Jakarta Pusat, proyek berlangsung di 23 ruas jalan sepanjang 56,360 km.
Jakpro menggarap SJUT di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Proyek berlangsung di sembilan ruas jalan di Jakarta Timur sepanjang 41,244 km dan 20 ruas jalan di Jakarta Selatan sepanjang 66,526 km.
Pekerjaan SJUT ini bertujuan menghilangkan tiang dan kabel di udara. Kabel akan dimasukkan ke dalam SJUT di bawah tanah.
Jakarta: Dinas Bina Marga
DKI Jakarta mengatakan program Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) atau penataan kabel udara terus dikebut. Sekitar 400 tiang listrik telah dicabut.
"Jadi nanti ke depan, kabel udara tidak boleh lagi sama kabel listrik, yang ada hanya nanti satu tiang lampu," ujar Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho kepada awak media, Rabu, 12 Januari 2023.
Hari menerangkan upaya
penataan kabel udara dilakukan bersamaan dengan revitalisasi trotoar. Sehingga, kabel-kabel udara yang dimasukkan ke mainhole atau saluran khusus SJUT yang berada di bawah trotoar.
"Supaya bersinergi. Jangan sampai bongkar tutup, jadi pada bangun trotoar, SJUT masuk, kabel turun," tuturnya.
Hari belum dapat memprakirakan berapa panjang kabel yang bakal diturunkan pada 2023. Namun, ia mencatat sudah 30 persen pelaksanaan revitalisasi trotoar yang berbarengan dengan penataan kabel udara.
"(Seperti di daerah) Kemang, Satrio, Cikini, Salemba, Kramat, Kebon Sirih, Kebayoran Baru. Jadi begitu nanti trotoar kita revitalisasi 100 persen, ya mudah-mudahan kabel udah enggak ada lagi di atas, bersih," jelasnya.
Ia menambahkan daerah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan yang paling banyak dilakukan penataan kabel udara. Pihaknya memastikan wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara akan dikebut.
Adapun pengerjaan penataan kabel udara sepanjang 213,702 kilometer (km) dilakukan oleh dua BUMD DKI yakni Sarana Jaya dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Proyek ini di bawah kendali Dinas Bina Marga
DKI.
PD Sarana Jaya mengurus pembangunan SJUT di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pembangunan SJUT di Jakarta Barat mencakup sembilan ruas jalan sepanjang 48,572 km. Di Jakarta Pusat, proyek berlangsung di 23 ruas jalan sepanjang 56,360 km.
Jakpro menggarap SJUT di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Proyek berlangsung di sembilan ruas jalan di Jakarta Timur sepanjang 41,244 km dan 20 ruas jalan di Jakarta Selatan sepanjang 66,526 km.
Pekerjaan SJUT ini bertujuan menghilangkan tiang dan kabel di udara. Kabel akan dimasukkan ke dalam SJUT di bawah tanah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)