medcom.id, Jakarta: Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kembali meragukan keuangan PT Jakarta Monorail (JM). Pasalnya, hingga kini, JM masih tidak dapat membuktikan secara keuangan, mereka mampu membangun proyek monorel.
"(Sebelumnya) kita minta 5 persen. Tapi dia tawar setengah persen," ucap pria yang akrab dipanggil Ahok itu, di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2014).
Perkembangan terakhir, lanjut Ahok, mungkin mereka menyatakan mampu mengikuti syarat yang diberikan. Namun, Pemerintah Provinsi DKI sudah meragukan keuangan JM.
"Aku sudah ragu. Anda kalau mau pinjm bank harus punya 30 persen, Bank 70 persen. Kalau Anda mengaku punya modal 30 persen, saya minta 5 persen seharusnya mampu dong. Logikanya begitu. Tapi tidak bisa Anda kasih ke saya. Artinya apa? Saya meragukan Anda punya modal kan," ujar Ahok.
Saat ini, lanjut Ahok, JM meminta izin penyerahan 200 ribu meter persegi lahan udara di atas stasiun monorel. JM beralasan lahan tersebut digunakan untuk menutupi biaya operasional. Dia khawatir JM justru memperjualbelikan lahan udara tersebut sebelum monorel dibangun.
"Jangan-jangan kamu ingin pakai duit lahan udara ini untuk modalin 30 persen (modal) kamu lagi. Masalahnya kalau lahan itu dijual (disewakan) dengan harga untung Rp10 juta setahun. Setahun sudah Rp2 triliun. Kalau mereka kelola 30 tahun sesuai masa BOT (Build Operate Transfer). Sudah Rp60 Triliun. Masak dapat untung sebanyak itu untuk proyek yang harganya Rp10 triliunan," jelas Ahok panjang lebar.
Kekhawatiran JM justru memanfaatkan kebutuhan Jakarta akan monorel ini, Ahok sudah sejak lama meminta jajarannya mengkaji ulang rencana bisnis yang ditawarkan. Dia menyebutkan Rabu depan akan ada rapat pembahasan proyek monorel ini. Pada Kamis dia akan mendapat laporan.
"Baru nanti kita putuskan untuk lanjut atau stop kontraknya," tegas Ahok.
medcom.id, Jakarta: Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kembali meragukan keuangan PT Jakarta Monorail (JM). Pasalnya, hingga kini, JM masih tidak dapat membuktikan secara keuangan, mereka mampu membangun proyek monorel.
"(Sebelumnya) kita minta 5 persen. Tapi dia tawar setengah persen," ucap pria yang akrab dipanggil Ahok itu, di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2014).
Perkembangan terakhir, lanjut Ahok, mungkin mereka menyatakan mampu mengikuti syarat yang diberikan. Namun, Pemerintah Provinsi DKI sudah meragukan keuangan JM.
"Aku sudah ragu. Anda kalau mau pinjm bank harus punya 30 persen, Bank 70 persen. Kalau Anda mengaku punya modal 30 persen, saya minta 5 persen seharusnya mampu dong. Logikanya begitu. Tapi tidak bisa Anda kasih ke saya. Artinya apa? Saya meragukan Anda punya modal kan," ujar Ahok.
Saat ini, lanjut Ahok, JM meminta izin penyerahan 200 ribu meter persegi lahan udara di atas stasiun monorel. JM beralasan lahan tersebut digunakan untuk menutupi biaya operasional. Dia khawatir JM justru memperjualbelikan lahan udara tersebut sebelum monorel dibangun.
"Jangan-jangan kamu ingin pakai duit lahan udara ini untuk modalin 30 persen (modal) kamu lagi. Masalahnya kalau lahan itu dijual (disewakan) dengan harga untung Rp10 juta setahun. Setahun sudah Rp2 triliun. Kalau mereka kelola 30 tahun sesuai masa BOT (Build Operate Transfer). Sudah Rp60 Triliun. Masak dapat untung sebanyak itu untuk proyek yang harganya Rp10 triliunan," jelas Ahok panjang lebar.
Kekhawatiran JM justru memanfaatkan kebutuhan Jakarta akan monorel ini, Ahok sudah sejak lama meminta jajarannya mengkaji ulang rencana bisnis yang ditawarkan. Dia menyebutkan Rabu depan akan ada rapat pembahasan proyek monorel ini. Pada Kamis dia akan mendapat laporan.
"Baru nanti kita putuskan untuk lanjut atau stop kontraknya," tegas Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(BOB)