medcom.id, Jakarta: Raudiah Elva Ningsih, ibu yang merasa hamil kembar tapi hanya melahirkan satu bayi pernah menjalani USG di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) Jakarta Timur. Tapi, dia mengakui proses pemeriksaan USG yang dia jalani 'tak resmi'.
Raudiah membeberkan, USG yang dia jalani di RSHJ dilakukan sekitar bulan Februari. Dia menjalani USG dibantu oleh bidan rumah sakit bernama Sri.
"Saya memang sudah kenal lama dengan Sri. Kawan saya itu," kata Raudiah kepada Metrotvnews.com, Jumat (15/6/2016).
Proses USG yang dijalani Raudiah di RSHJ tak direncanakan. Saat itu, dia diundang bidan Sri mampir ke rumah sakit. Raudiah pun datang malam hari, tepat saat bidan Sri sedang bertugas.
"Saya hanya diundang bidan Sri silaturahmi. Saya malam datang ke ruang kebidanan, berbincang dengan bidan Sri," cerita Raudiah.
Di tengah perbincangan, bidan Sri kemudian mengajak Raudiah melakukan USG. Bidan Sri pun meminta kunci ruangan poli ke petugas keamanan.
"Mintalah kunci, masuk ke ruangan Poli, jadilah USG saya sama bidan Sri, dia (Sri) bilang kembar. Memang tidak resmi," kata Raudiah.
Hasil USG di RSHJ itu pun menyatakan janin dalam perut Raudiah kembar. Pada 8 Maret dan 22 Maret 2016, Raudiah kembali melakukan USG di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Hasil USG terakhirnya itu pun masih menyatakan kalau bayi Raudiah kembar.
Malah, berat kedua janin yang disebut berjenis kelamin perempuan itu sudah dapat ditaksir. Satu janin seberat 1,6 kilogram, dan satu lainnya 1,4 kilogram.
Sementara, Ketua Dewan Pengawas RSHJ Hermawan Saputra membantah pihak RSHJ membantah pernah melakukan USG terhadap Raudiah. Hermawan pun merasa keberatan dengan pernyataan Raudiah itu.
"Tolong diklarifikasi. Rumah sakit kami tidak pernah lakukan USG (kepada Raudiah). Yang ada pasien datang, kemudian menunjukkan dia pernah lakukan USG di luar rumah sakit kami," kata Hermawan.
Kasus dugaan hilangnya bayi Raudiah mencuat usai wanita 37 tahun itu melapor ke Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA). Laporan itu pun bakal ditelusuri Komnas PA. Senin pekan depan Komnas PA beserta Raudiah bakal menyambangi rumah sakit buat meminta langsung penjelasan.
"Yang terpenting mencari tahu dulu apa yang terjadi dengan tim dokter dan manajemen Rumah Sakit Harapan Jayakarta," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Metrotvnews.com.
Raudiah Elva Ningsih mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak pada Rabu 15 Juni lantaran merasa kehilangan salah satu bayinya saat melakukan proses persalinan di RSHJ Jakarta Timur.
Dia masuk ruang rawat inap pada 7 Mei 2016 lepas tengah malam. Pagi harinya, dia menjalani proses persalinan dengan cara operasi sesar.
Setelah sadar, Raudiah merasa ada yang janggal. Sebab, hanya satu bayi yang dia terima. Padahal, hasil USG di Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, tanggal 5 Januari 2016 menyatakan, ia berstatus hamil dengan bayi kembar atau gemeli. Hasil dua kali USG di RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur, pada 8 Maret dan 22 Maret 2016, juga menyatakan hal yang sama.
medcom.id, Jakarta: Raudiah Elva Ningsih, ibu yang merasa hamil kembar tapi hanya melahirkan satu bayi pernah menjalani USG di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) Jakarta Timur. Tapi, dia mengakui proses pemeriksaan USG yang dia jalani 'tak resmi'.
Raudiah membeberkan, USG yang dia jalani di RSHJ dilakukan sekitar bulan Februari. Dia menjalani USG dibantu oleh bidan rumah sakit bernama Sri.
"Saya memang sudah kenal lama dengan Sri. Kawan saya itu," kata Raudiah kepada Metrotvnews.com, Jumat (15/6/2016).
Proses USG yang dijalani Raudiah di RSHJ tak direncanakan. Saat itu, dia diundang bidan Sri mampir ke rumah sakit. Raudiah pun datang malam hari, tepat saat bidan Sri sedang bertugas.
"Saya hanya diundang bidan Sri silaturahmi. Saya malam datang ke ruang kebidanan, berbincang dengan bidan Sri," cerita Raudiah.
Di tengah perbincangan, bidan Sri kemudian mengajak Raudiah melakukan USG. Bidan Sri pun meminta kunci ruangan poli ke petugas keamanan.
"Mintalah kunci, masuk ke ruangan Poli, jadilah USG saya sama bidan Sri, dia (Sri) bilang kembar. Memang tidak resmi," kata Raudiah.
Hasil USG di RSHJ itu pun menyatakan janin dalam perut Raudiah kembar. Pada 8 Maret dan 22 Maret 2016, Raudiah kembali melakukan USG di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur. Hasil USG terakhirnya itu pun masih menyatakan kalau bayi Raudiah kembar.
Malah, berat kedua janin yang disebut berjenis kelamin perempuan itu sudah dapat ditaksir. Satu janin seberat 1,6 kilogram, dan satu lainnya 1,4 kilogram.
Sementara, Ketua Dewan Pengawas RSHJ Hermawan Saputra membantah pihak RSHJ membantah pernah melakukan USG terhadap Raudiah. Hermawan pun merasa keberatan dengan pernyataan Raudiah itu.
"Tolong diklarifikasi. Rumah sakit kami tidak pernah lakukan USG (kepada Raudiah). Yang ada pasien datang, kemudian menunjukkan dia pernah lakukan USG di luar rumah sakit kami," kata Hermawan.
Kasus dugaan hilangnya bayi Raudiah mencuat usai wanita 37 tahun itu melapor ke Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA). Laporan itu pun bakal ditelusuri Komnas PA. Senin pekan depan Komnas PA beserta Raudiah bakal menyambangi rumah sakit buat meminta langsung penjelasan.
"Yang terpenting mencari tahu dulu apa yang terjadi dengan tim dokter dan manajemen Rumah Sakit Harapan Jayakarta," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Metrotvnews.com.
Raudiah Elva Ningsih mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak pada Rabu 15 Juni lantaran merasa kehilangan salah satu bayinya saat melakukan proses persalinan di RSHJ Jakarta Timur.
Dia masuk ruang rawat inap pada 7 Mei 2016 lepas tengah malam. Pagi harinya, dia menjalani proses persalinan dengan cara operasi sesar.
Setelah sadar, Raudiah merasa ada yang janggal. Sebab, hanya satu bayi yang dia terima. Padahal, hasil USG di Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, tanggal 5 Januari 2016 menyatakan, ia berstatus hamil dengan bayi kembar atau gemeli. Hasil dua kali USG di RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur, pada 8 Maret dan 22 Maret 2016, juga menyatakan hal yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)