Jakarta: Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut Pemerintah Provinsi DKI akan membuka kembali beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Dia menyebut ada lima stasiun yang operasinya sempat dihentikan.
"(Diantaranya) Lebak Bulus, Kemang, Daan Mogot, Pasar Minggu," kata dia saat dihubungi, Jumat, 27 September 2019.
Syafrin belum memerinci SPBG mana saja yang akan dibuka kembali. Namun pihaknya sudah meminta analisis dari Perusahaan Gas Negara (PGN) terkait aktivasi kembali. Menurutnya, tak ada masalah dari suplai gas untuk terminal pengisian.
Dia menyebut pangkal masalah berada pada operator SPBG, sebab banyak dari mereka memilih-milih pelanggan. Operator lebih memprioritaskan pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) untuk industri saja. Hal ini membuat operator bajaj BBG mengeluh sulitn mengisi gas di Jakarta.
SPBG yang tersedia dinilai belum cukup mengakomodasi 12 ribu bajaj BBG. Meski saat ini pengisian bahan bakar gas dari PGN bisa dilakukan di Lapangan IRTI Monas.
Berdasarkan data Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPPB) pada 2016, terdapat 45 SPBG yang terdaftar. Namun saat ini hanya 23 SPBG yang masih beroperasi.
SPBG itu pun tidak semuanya beroperasi maksimal. Ada SPBG yang hanya menjual bahan bakarnya ke industri.
"Misalnya SPBG Jakpro Rawa Buaya, hanya menjual BBG ke industri. Bahkan SPBG PGN Ancol tidak menerima (pengisian BBG) bajaj," ujar Sekretaris Koperasi Bajaj Jaya Mandiri Roby Parulian, Jumat, 27 September 2019.
Jakarta: Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut Pemerintah Provinsi DKI akan membuka kembali beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas
(SPBG). Dia menyebut ada lima stasiun yang operasinya sempat dihentikan.
"(Diantaranya) Lebak Bulus, Kemang, Daan Mogot, Pasar Minggu," kata dia saat dihubungi, Jumat, 27 September 2019.
Syafrin belum memerinci SPBG mana saja yang akan dibuka kembali. Namun pihaknya sudah meminta analisis dari Perusahaan Gas Negara (PGN) terkait aktivasi kembali. Menurutnya, tak ada masalah dari suplai gas untuk terminal pengisian.
Dia menyebut pangkal masalah berada pada operator SPBG, sebab banyak dari mereka memilih-milih pelanggan. Operator lebih memprioritaskan pengisian Bahan Bakar Gas (BBG) untuk industri saja. Hal ini membuat operator bajaj BBG mengeluh sulitn mengisi gas di Jakarta.
SPBG yang tersedia dinilai belum cukup mengakomodasi 12 ribu bajaj BBG. Meski saat ini pengisian bahan bakar gas dari PGN bisa dilakukan di Lapangan IRTI Monas.
Berdasarkan data Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPPB) pada 2016, terdapat 45 SPBG yang terdaftar. Namun saat ini hanya 23 SPBG yang masih beroperasi.
SPBG itu pun tidak semuanya beroperasi maksimal. Ada SPBG yang hanya menjual bahan bakarnya ke industri.
"Misalnya SPBG Jakpro Rawa Buaya, hanya menjual BBG ke industri. Bahkan SPBG PGN Ancol tidak menerima (pengisian BBG) bajaj," ujar Sekretaris Koperasi Bajaj Jaya Mandiri Roby Parulian, Jumat, 27 September 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
