Permukiman di RW/04 Tanah Abang, Jakarta Pusat. (foto: MTVN/Nur Azizah)
Permukiman di RW/04 Tanah Abang, Jakarta Pusat. (foto: MTVN/Nur Azizah)

Imbalan Rp20 Ribu per Ekor, Warga Semangat Berburu Tikus

Nur Azizah • 19 Oktober 2016 16:29
medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI Jakarta mencanangkan program Gerakan Basmi Tikus (GMT). Bagi warga yang bisa menangkap tikus, dapat bonus Rp20 ribu per ekor.
 
"Lumayan tuh Rp20 ribu satu tikus. Bayangin, kalau sehari dapat 10 tikus, bisa dapat Rp200 ribu," kata Ketua RT/06 RW/07 Kelurahan Palmerah, Endi Almulyadi, kepada Metrotvnews.com, Rabu (19/10/2016).
 
Endi mengatakan, selain mengurangi populasi tikus, dirinya bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

Imbalan Rp20 Ribu per Ekor, Warga Semangat Berburu Tikus
Gang sempit permukiman warga RW/04, Tanah Abang, Jakarta Pusat. (foto: MTVN/ Nur Azizah).
 
Hal serupa juga disampaikan, Ketua RT/10 RW/08 Petamburan, Jakarta Pusat, Hajirin. Imbalan akan membuat warga semangat memburu tikus.
 
"Rp20 ribu ya satu ekor? Bisa buat makan dan ongkos sekolah anak tuh," tutur Hajirin.
 
Pria berusia 65 tahun itu mengatakan, lingkungannya menjadi sarang tikus saat malam. Wilayah yang kumuh dan padat penduduk mejadi tempat tikus berkeliaran.
 
Namun, program GBT ini belum sampai ke telinga warga. Ketua RW/04, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Agus Supandi, tak tahu ada Gerakan Basmi Tikus. Agus setuju kotoran tikus memang membawa penyakit.
 
"Air seninya bahaya, apalagi kalau banjir. Program ini sekaligus bersih-bersih tikus tapi dapat bonus (uang)," ujarnya.
 
Imbalan Rp20 Ribu per Ekor, Warga Semangat Berburu Tikus
Ketua RW/04, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Agus Supandi. (foto: MTVN/Nur Azizah)
 
Lingkungan RW 04 Tanah Abang merupakan wilayah padat penduduk dan kumuh. Saat Metrotvnews.com mendatangi wilayah tersebut, banyak sampah berserakan. Saluran air tampak kotor dengan sampah-sampah kemasan makanan dan kantong plastik. Airnya pun terlihat hitam.
 
"Kebanyakan tikus got, yang besar-besar dan hitam," ungkap Agus.
 
RW/04 Tanah Abang terletak dekat pasar tradisional. Dalam satu RW bisa ditempati sekitar 840 kepala keluarga. Lingkungan padat jadi lahan subur bagi tikus untuk berkeliaran.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan