medcom.id, Jakarta: Penderita HIV/AIDS di Jakarta diperkirakan sebanyak 92.920 orang. Separuh dari jumlah itu belum terdata di Dinas Kesehatan DKI.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, pihaknya akan mencari sisa penderita HIV/AIDS. "Baru sekitar 41 ribu yang terdeteksi, sisanya masih tersebar," kata Widyastuti kepada Metrotvnews.com, Kamis (1/12/2016).
Widyastuti menyampaikan, Dinas Kesehatan memiliki program Fast Track Ending AIDS Epidemik. Program tersebut untuk mengetahui status virus di tubuh penderita.
"90 persen dari populasi kunci harus mengetahui statusnya, apakah HIV positif atau AIDS," terang Widyastuti.
Menurut mantan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat itu, informasi status virus penting guna memudahkan pengobatan. Penderita akan diberikan obat dan Anti Retro Viral (ARV).
"Sehingga bisa menekan jumlah virus. Dengan begitu, persebaran virus bisa berkurang," tuturnya.
Untuk mencari penderita yang belum terdeteksi, petugas Dinas Kesehatan akan turun ke titik kumpul yang diduga banyak penderita HIV. Penderita HIV karena hubungan sesama jenis paling banyak di Jakarta Pusat.
"Kalau penderita paling banyak ada di Jakarta Timur. Mungkin karena penduduk di sana paling besar," pungkas Widyastuti.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Sumber: UNAIDS
Di Indonesia, virus ini pertama kali ditemukan di Pulau Bali pada 1987. Estimasi UNAIDS, hingga 2015 pengidap HIV sebanyak 690 ribu. Angka kematian akibat AIDS diperkirakan sebanyak 35 ribu.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyebut Jakarta termasuk provinsi dengan kasus HIV tertinggi di Indonesia, selain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Papua. Di Indonesia, sejak 2005 sampai Desember 2015 dilaporkan 191.073 orang terinfeksi HIV.
Faktor risiko penularan HIV terbanyak melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual sebanyak 66 persen, penggunaan jarum suntik tidak steril 11 persen, lelaki seks dengan lelaki tiga persen, serta penularan dari ibu ke anak tiga persen.
Klik: Penularan AIDS di Tangerang Didominasi Faktor Hubungan Sejenis
Penderita AIDS di Indonesia tertinggi adalah ibu rumah tangga sebanyak 10.626, tenaga nonprofessional atau karyawan (9.603), wiraswasta (9.439), petani atau peternak atau nelayan (3.674), buruh kasar (3.191), penjaja seks (2.578), PNS (1.819), dan anak sekolah atau mahasiswa (1.764).
Nila mengatakan, pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS perhatian serius pemerintah. "Strategi
pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat," kata Nila saat memperingati Hari AIDS Sedunia di Surabaya.
Ini virus mematikan. Tetapi, dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS.
<blockquote class="twitter-video" data-lang="id"><p lang="en" dir="ltr">Join the <a href="https://twitter.com/hashtag/worldaidsday?src=hash">#worldaidsday</a> campaign and express what needs to be done to strengthen <a href="https://twitter.com/hashtag/HIVprevention?src=hash">#HIVprevention</a> efforts. <a href="https://t.co/eiHFwQWcDN">https://t.co/eiHFwQWcDN</a> <a href="https://t.co/aUZs1cEb4Q">pic.twitter.com/aUZs1cEb4Q</a></p>— UNAIDS (@UNAIDS) <a href="https://twitter.com/UNAIDS/status/803925504986411008">30 November 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr"><a href="https://twitter.com/hashtag/WorldAIDSDay?src=hash">#WorldAIDSDay</a> Jauhi <a href="https://twitter.com/hashtag/HIVAIDS?src=hash">#HIVAIDS</a> bukan orangnya. <a href="https://twitter.com/hashtag/PitaMerah?src=hash">#PitaMerah</a> <a href="https://twitter.com/hashtag/IamWithU?src=hash">#IamWithU</a> <a href="https://t.co/brLh0XIqdB">pic.twitter.com/brLh0XIqdB</a></p>— Ramaja Gandhi (@ramajagandhi) <a href="https://twitter.com/ramajagandhi/status/804150777648324608">1 Desember 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr">Selamat hari hiv aids sedunia.... Jauh penyakitnya bukan orangnya... Ok.. <a href="https://twitter.com/hashtag/hivaids?src=hash">#hivaids</a> ????.......… <a href="https://t.co/ljv6xUJaNC">https://t.co/ljv6xUJaNC</a></p>— Ismalhyia Alqad (@yaiyyaa) <a href="https://twitter.com/yaiyyaa/status/804129114303135744">1 Desember 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
medcom.id, Jakarta: Penderita HIV/AIDS di Jakarta diperkirakan sebanyak 92.920 orang. Separuh dari jumlah itu belum terdata di Dinas Kesehatan DKI.
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, pihaknya akan mencari sisa penderita HIV/AIDS. "Baru sekitar 41 ribu yang terdeteksi, sisanya masih tersebar," kata Widyastuti kepada
Metrotvnews.com, Kamis (1/12/2016).
Widyastuti menyampaikan, Dinas Kesehatan memiliki program
Fast Track Ending AIDS Epidemik. Program tersebut untuk mengetahui status virus di tubuh penderita.
"90 persen dari populasi kunci harus mengetahui statusnya, apakah HIV positif atau AIDS," terang Widyastuti.
Menurut mantan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat itu, informasi status virus penting guna memudahkan pengobatan. Penderita akan diberikan obat dan
Anti Retro Viral (ARV).
"Sehingga bisa menekan jumlah virus. Dengan begitu, persebaran virus bisa berkurang," tuturnya.
Untuk mencari penderita yang belum terdeteksi, petugas Dinas Kesehatan akan turun ke titik kumpul yang diduga banyak penderita HIV. Penderita HIV karena hubungan sesama jenis paling banyak di Jakarta Pusat.
"Kalau penderita paling banyak ada di Jakarta Timur. Mungkin karena penduduk di sana paling besar," pungkas Widyastuti.
HIV (
Human Immunodeficiency Virus) menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Stadium akhir dari infeksi HIV adalah AIDS (
Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Sumber: UNAIDS
Di Indonesia, virus ini pertama kali ditemukan di Pulau Bali pada 1987. Estimasi
UNAIDS, hingga 2015 pengidap HIV sebanyak 690 ribu. Angka kematian akibat AIDS diperkirakan sebanyak 35 ribu.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyebut Jakarta termasuk provinsi dengan kasus HIV tertinggi di Indonesia, selain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Papua. Di Indonesia, sejak 2005 sampai Desember 2015 dilaporkan 191.073 orang terinfeksi HIV.
Faktor risiko penularan HIV terbanyak melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual sebanyak 66 persen, penggunaan jarum suntik tidak steril 11 persen, lelaki seks dengan lelaki tiga persen, serta penularan dari ibu ke anak tiga persen.
Klik: Penularan AIDS di Tangerang Didominasi Faktor Hubungan Sejenis
Penderita AIDS di Indonesia tertinggi adalah ibu rumah tangga sebanyak 10.626, tenaga nonprofessional atau karyawan (9.603), wiraswasta (9.439), petani atau peternak atau nelayan (3.674), buruh kasar (3.191), penjaja seks (2.578), PNS (1.819), dan anak sekolah atau mahasiswa (1.764).
Nila mengatakan, pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS perhatian serius pemerintah. "Strategi
pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat," kata Nila saat memperingati Hari AIDS Sedunia di Surabaya.
Ini virus mematikan. Tetapi, dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)