Jakarta: PT TransJakarta membuka rute baru sebagai angkutan pengumpan ke stasiun Moda Raya Terpadu (MRT). Bus pengumpan itu akan beroperasi seiring dengan beroperasinya MRT pada Maret 2019.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan pihaknya sedang menggodok rekayasa rute yang sudah ada dan membuka rute-rute baru menuju stasiun MRT.
"Kita coba buka rute-rute itu. Seperti yang sekarang sudah ada, Pondok Labu-Blok M akan bersinggungan dengan Stasiun Fatmawati. Nanti kita rekayasa agar ada pemberhentian bus di stasiun itu," kata Agung di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Februari 2019.
Agung mengatakan, pembukaan rute baru untuk memudahkan massyarakat menjangkau stasiun MRT. Selain itu, integrasi antar moda ini diharapkan dapat mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
"Harapannya, orang tertarik naik angkutan massal. Jika dia tidak terbiasa naik bus atau merasa bus lebih lama, dia bisa naik MRT," kata Agung.
Baca: Halte TransJakarta Bakal Terintegrasi MRT
Walaupun terintegrasi, pengguna bus Transjakarta tetap membayar dua tarif. Tarif bus dan tarif MRT. Sebab, integrasi tarif kedua mode itu belum dilakukan.
"Jadi kalau pengguna keluar dari halte Transjakarta menuju ke stasiun MRT harus 'tap out' dari halte dan 'tap in' kembali di stasiun, tidak bisa langsung," ujarnya.
Agung mengatakan akan menjalankan uji coba rute-rute baru pengumpan tersebut. Tujuannya, ketika MRT siap beroperasi, Transjakarta sudah siap dengan rute-rute pengumpannya melayani masyarakat.
Jakarta: PT TransJakarta membuka rute baru sebagai angkutan pengumpan ke stasiun Moda Raya Terpadu (MRT). Bus pengumpan itu akan beroperasi seiring dengan beroperasinya MRT pada Maret 2019.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono mengatakan pihaknya sedang menggodok rekayasa rute yang sudah ada dan membuka rute-rute baru menuju stasiun MRT.
"Kita coba buka rute-rute itu. Seperti yang sekarang sudah ada, Pondok Labu-Blok M akan bersinggungan dengan Stasiun Fatmawati. Nanti kita rekayasa agar ada pemberhentian bus di stasiun itu," kata Agung di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Februari 2019.
Agung mengatakan, pembukaan rute baru untuk memudahkan massyarakat menjangkau stasiun MRT. Selain itu, integrasi antar moda ini diharapkan dapat mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
"Harapannya, orang tertarik naik angkutan massal. Jika dia tidak terbiasa naik bus atau merasa bus lebih lama, dia bisa naik MRT," kata Agung.
Baca: Halte TransJakarta Bakal Terintegrasi MRT
Walaupun terintegrasi, pengguna bus Transjakarta tetap membayar dua tarif. Tarif bus dan tarif MRT. Sebab, integrasi tarif kedua mode itu belum dilakukan.
"Jadi kalau pengguna keluar dari halte Transjakarta menuju ke stasiun MRT harus '
tap out' dari halte dan '
tap in' kembali di stasiun, tidak bisa langsung," ujarnya.
Agung mengatakan akan menjalankan uji coba rute-rute baru pengumpan tersebut. Tujuannya, ketika MRT siap beroperasi, Transjakarta sudah siap dengan rute-rute pengumpannya melayani masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)