medcom.id, Jakarta: Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengaku tidak memiliki banyak pilihan vendor penyedia rolling stock (rangkaian kereta) untuk light rail transit (LRT). Apalagi yang harus siap sebelum Asian Games 2018.
Satya membeberkan, dari 14 vendor yang mengajukan diri di awal 2016, hanya lima vendor yang memberikan respon pada pertengahan 2016. Padahal pengadaan rolling stock harus selesai dalam satu tahun.
’’Namun, dari lima vendor, pada saat kami menerima Perpres dan Pergub untuk pembelian bulan November, hanya satu yang memenuhi spesifikasi terkait delivery time,’’ kata Satya, Sabtu 8 Juli 2017.
Perusahaan yang dimaksud yaitu Hyundai Rotem. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur asal Korea Selatan.
"Harga rolling stock USD 1,8 juta per frame. Konfigurasi LRT kita berbeda dengan negara asing, satu rangkaian terdiri dari dua frame, masing-masing punya mesin,’’ jelas dia.
Untuk pembelian rolling stock itu, Satya mengaku menggunakan dana perusahaan, bukan dari Penyertaan Modal Pemerintah (PMP). "Kami sudah menyiapkan dana Rp423 miliar," tambah dia.
Satya mengaku belum mengetahui soal pemanggilan Pemprov untuk membahas isu kemahalan harga rolling stock. Kendati demikian, ia bakal menjelaskan semuanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengaku bakal memanggil PT Jakpro untuk membahas isu kemahalan rolling stock. Isu ini muncul saat pemprov rapat di pusat.
(Baca juga: Pemprov DKI Panggil PT Jakpro BahaRT Ks Harga Rolling Stock Lemahalan)
medcom.id, Jakarta: Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengaku tidak memiliki banyak pilihan vendor penyedia rolling stock (rangkaian kereta) untuk light rail transit (LRT). Apalagi yang harus siap sebelum Asian Games 2018.
Satya membeberkan, dari 14 vendor yang mengajukan diri di awal 2016, hanya lima vendor yang memberikan respon pada pertengahan 2016. Padahal pengadaan rolling stock harus selesai dalam satu tahun.
’’Namun, dari lima vendor, pada saat kami menerima Perpres dan Pergub untuk pembelian bulan November, hanya satu yang memenuhi spesifikasi terkait delivery time,’’ kata Satya, Sabtu 8 Juli 2017.
Perusahaan yang dimaksud yaitu Hyundai Rotem. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur asal Korea Selatan.
"Harga rolling stock USD 1,8 juta per frame. Konfigurasi LRT kita berbeda dengan negara asing, satu rangkaian terdiri dari dua frame, masing-masing punya mesin,’’ jelas dia.
Untuk pembelian rolling stock itu, Satya mengaku menggunakan dana perusahaan, bukan dari Penyertaan Modal Pemerintah (PMP). "Kami sudah menyiapkan dana Rp423 miliar," tambah dia.
Satya mengaku belum mengetahui soal pemanggilan Pemprov untuk membahas isu kemahalan harga rolling stock. Kendati demikian, ia bakal menjelaskan semuanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengaku bakal memanggil PT Jakpro untuk membahas isu kemahalan rolling stock. Isu ini muncul saat pemprov rapat di pusat.
(Baca juga:
Pemprov DKI Panggil PT Jakpro BahaRT Ks Harga Rolling Stock Lemahalan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)