Bendung Katulampa. Foto: Metrotvnews.com/Mulvi
Bendung Katulampa. Foto: Metrotvnews.com/Mulvi

Katulampa Siaga I, Waspadai Bantaran Ciliwung

Intan fauzi • 07 Maret 2016 23:48
medcom.id, Bogor: Hujan deras di hulu Sungai Ciliwung, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah menyebabkan tinggi muka air naik cepat. Berdasarkan pantauan Pusdalops BPBD DKI Jakarta, tinggi muka air di Bendung Katulampa terukur 200 sentimeter pada Senin, 7 Maret pukul 22.00 WIB. 
 
Ini menunjukkan level Siaga 1 atau level tertinggi peringatan dini banjir Jakarta. Bahkan pada pukul 22.20 WIB tinggi muka air Sungai Ciliwung mencapai 250 sentimeter (Siaga 1). Kondisi masih hujan deras di bagian hulu.
 
"Diperkirakan 9-11 jam ke depan permukiman di daerah-daerah di bantaran Sungai Ciliwung berpotensi terendam banjir," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.

Antisipasi wilayah aliran Sungai Ciliwung yang berpotensi banjir meliputi:
- Srengseng Sawah
- Pejaten Timur
- Rawajati
- Kalibata
- Pengadegan
- Cawang
- Kebon Baru
- Bukit Duri
- Bidara Cina
- Kampung Melayu
 
"Meskipun tidak akan terjadi banjir besar karena sungai-sungai lainnya masih kondisi aman, namun tetap perlu diwaspadai," kata Sutopo.
 
BNPB mencatat kronologi kenaikan Bendung Katulapa hingga Siaga 1, yakni:
- Pukul 21.00 WIB: 140 sentimeter (siaga 3), cuaca hujan.
- Pukul 21.30 WIB: 150 sentimeter (siaga 2), cuaca hujan.
- Pukul 21.40 WIB: 160 sentimeter (siaga 2), cuaca hujan.
- Pukul 22.00 WIB: 170 sentimeter (siaga 2), cuaca hujan.
- Pukul 22.05 WIB: 200 sentimeter (siaga 1), cuaca hujan.
- Pukul 22.20 WIB: 250 sentimeter (Siaga 1), cuaca hujan.
 
"Cepatnya kenaikan tinggi muka air sungai dari Siaga 3 menjadi Siaga 1 dalam kurun waktu kurang dari satu jam menunjukkan bahwa daerah aliran sungai Ciliwung sudah rusak," kata dia.
 
Sementara itu, BNPB mencatat sungai-sungai yang lain secara umum kondisinya masih normal pada pukul 22.00 WIB, sehingga banjir besar tidak akan melanda Jakarta. "Banjir hanya terjadi di daerah bantaran sungai yang sudah berkembang menjadi permukiman," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan