medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum meresmikan Terminal Pulogebang. Padahal, pembangunan terminal yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare itu sudah lama selesai dan menjadi terminal terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan pantauan <i>Metrotvnews.com</i>, Terminal Pulogebang tampak megah dari luar. Sekilas tak tampak seperti terminal bus, bahkan lebih mirip disandingkan dengan bandar udara.
Terminal Pulogebang memiliki tiga blok bangunan. Blok A dikhususkan untuk tempat istirahat sopir; Blok B tempat keberangkatan bus dan angkutan umum lainnya; dan Blok C jadi tempat menunggu penumpang.
Di Blok C memiliki lima lantai. Lantai satu sebagai tempat berjualan pegiat UKM. Namun, kios-kios tampak belum siap, masih diperlukan perbaikan. Naik satu tingka berjejer loket-loket perusahaan otobus. Di lantai ini rencana dibangun pusat perbelanjaan.
Lantai dua khusus untuk penumpang yang menunggu keberangkatan. Tak perlu khawatir merasa bosan, deretan televisi plasma berjejer di tiap dinding.
Lantai tiga menjadi tempat pusat perbelanjaan serba ada (pujasera). Penumpang yang menunggu bus tak perlu khawatir kelaparan. Di lantai empat tempat kantor pengurus terminal dan PO bus.
Sayangnya, hingga saat ini terminal yang digadang-gadang sebagai terminal terbesar di Asia Tenggara masih sepi penumpang. Sudah beberapa tahun berdiri, terminal hanya diisi petugas Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta dan beberapa pegawai PO.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum meresmikan Terminal Pulogebang. Padahal, pembangunan terminal yang berdiri di atas lahan seluas 15 hektare itu sudah lama selesai dan menjadi terminal terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan pantauan
Metrotvnews.com, Terminal Pulogebang tampak megah dari luar. Sekilas tak tampak seperti terminal bus, bahkan lebih mirip disandingkan dengan bandar udara.
Terminal Pulogebang memiliki tiga blok bangunan. Blok A dikhususkan untuk tempat istirahat sopir; Blok B tempat keberangkatan bus dan angkutan umum lainnya; dan Blok C jadi tempat menunggu penumpang.
Di Blok C memiliki lima lantai. Lantai satu sebagai tempat berjualan pegiat UKM. Namun, kios-kios tampak belum siap, masih diperlukan perbaikan. Naik satu tingka berjejer loket-loket perusahaan otobus. Di lantai ini rencana dibangun pusat perbelanjaan.
Lantai dua khusus untuk penumpang yang menunggu keberangkatan. Tak perlu khawatir merasa bosan, deretan televisi plasma berjejer di tiap dinding.
Lantai tiga menjadi tempat pusat perbelanjaan serba ada (pujasera). Penumpang yang menunggu bus tak perlu khawatir kelaparan. Di lantai empat tempat kantor pengurus terminal dan PO bus.
Sayangnya, hingga saat ini terminal yang digadang-gadang sebagai terminal terbesar di Asia Tenggara masih sepi penumpang. Sudah beberapa tahun berdiri, terminal hanya diisi petugas Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta dan beberapa pegawai PO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)