medcom.id, Jakarta: Pembersihan tugu Monumen Nasional (Monas) sudah dimulai Selasa, 6 Mei 2014. Pembersihan yang mendapat bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Kaercher Indonesia masih berlangsung Kamis (8/5/2014).
Namun, kali ini, pembersihan difokuskan pada badan tugu Monas yang menjulang 132 Meter.
"Untuk membersihakan badan tugu terutama cekungan di anjungan atas Monas perlu teknik khusus. Oleh karena itu, untuk pembersihan badan Tugu Monas dilakukan oleh dua orang ahli pembersih dari Jerman. Sejak kemarin sudah melakukan simulasi dan pemasangan instalasi untuk siap membersihkan pada hari ini," kata Fransisca Natalia selaku Senior Manager Marketing and Business Development Kaercher Indonesia, Kamis (8/5/2014).
Pembersihan sisi-sisi tugu itu dilakukan satu per satu. Tekniknya, pembersihan dilakukan dari atas terus ke bawah.
"Jadi nanti dua orang ahli dari Jerman akan mulai dari bagian atas untuk membersihakan terus kebawah. Selesai satu sisi badan tugu kemudian berlanjut ke sisi lainnya dan prosedurnya sama yakni mulai dari atas terus ke bawah," tambah Fransisca saat diwawancara di pelataran cawan Monas.
Pembersihan Monas ditargetkan selesai pada 15-16 Mei 2014. Pembersihan ini membutuhkan setidaknya 20.000 liter air bersih tiap hari. Tak hanya itu, pembersihan dilakukan dengan menggunakan peralatan teknologi pembersih Kaercher yang tidak akan merusak struktur bangunan.
Proses ini hanya menggunakan mesin yang dapat menyemprotkan air panas bertekanan tinggi. Level tekanan air juga dapat disesuaikan dengan material bangunan Monas yang terbuat dari Marmer Italia, sehingg tidak merusak struktur bangunan. Kaercher sebelumnya sudah berpengalaman untuk membersihkan monumen di seluruh dunia, seperti pembersihan Basilika St Petrus, Italia (1998); Gunung Rushmore, AS (2005); dan London Eye, Inggris (2013).
"Kita yakin Monas akan kembali bersih setelah proyek ini selesai. Mengenai seberapa lama monas akan tetap bersih itu kami tidak bisa ukur karena akan bergantung pada seberapa besar tingkat polusi udara Jakarta." Kata Fransisca.
medcom.id, Jakarta: Pembersihan tugu Monumen Nasional (Monas) sudah dimulai Selasa, 6 Mei 2014. Pembersihan yang mendapat bantuan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Kaercher Indonesia masih berlangsung Kamis (8/5/2014).
Namun, kali ini, pembersihan difokuskan pada badan tugu Monas yang menjulang 132 Meter.
"Untuk membersihakan badan tugu terutama cekungan di anjungan atas Monas perlu teknik khusus. Oleh karena itu, untuk pembersihan badan Tugu Monas dilakukan oleh dua orang ahli pembersih dari Jerman. Sejak kemarin sudah melakukan simulasi dan pemasangan instalasi untuk siap membersihkan pada hari ini," kata Fransisca Natalia selaku Senior Manager Marketing and Business Development Kaercher Indonesia, Kamis (8/5/2014).
Pembersihan sisi-sisi tugu itu dilakukan satu per satu. Tekniknya, pembersihan dilakukan dari atas terus ke bawah.
"Jadi nanti dua orang ahli dari Jerman akan mulai dari bagian atas untuk membersihakan terus kebawah. Selesai satu sisi badan tugu kemudian berlanjut ke sisi lainnya dan prosedurnya sama yakni mulai dari atas terus ke bawah," tambah Fransisca saat diwawancara di pelataran cawan Monas.
Pembersihan Monas ditargetkan selesai pada 15-16 Mei 2014. Pembersihan ini membutuhkan setidaknya 20.000 liter air bersih tiap hari. Tak hanya itu, pembersihan dilakukan dengan menggunakan peralatan teknologi pembersih Kaercher yang tidak akan merusak struktur bangunan.
Proses ini hanya menggunakan mesin yang dapat menyemprotkan air panas bertekanan tinggi. Level tekanan air juga dapat disesuaikan dengan material bangunan Monas yang terbuat dari Marmer Italia, sehingg tidak merusak struktur bangunan. Kaercher sebelumnya sudah berpengalaman untuk membersihkan monumen di seluruh dunia, seperti pembersihan Basilika St Petrus, Italia (1998); Gunung Rushmore, AS (2005); dan London Eye, Inggris (2013).
"Kita yakin Monas akan kembali bersih setelah proyek ini selesai. Mengenai seberapa lama monas akan tetap bersih itu kami tidak bisa ukur karena akan bergantung pada seberapa besar tingkat polusi udara Jakarta." Kata Fransisca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)