Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum memutuskan besaran tarif MRT yang akan diterapkan saat beroperasi nanti. Anies ingin tarif MRT terintegrasi dengan angkutan lainnya.
Anies mengatakan, tarif angkutan umum di Jakarta ada unsur subsidinya dan perlu dipertimbangkan dengan matang. Dirinya akan berkonsultasi dengan DPRD DKI terkait masalah hal itu. Sebab, subsidi tarif pada angkutan umum di Jakarta diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diputuskan bersama legislatif.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan perhitungan tarif tidak boleh terpaku pada satu moda. Sebab MRT terhubung dengan bus Transjakarta, bus dalam kota, dan angkutan umum. "Jadi ketika membicarakan tarif, bukan semata-mata soal MRT saja, tapi memperhitungkan kalau nanti terintegrasi," ujarnya.
Anies yakin minat masyarakat beralih ke transportasi massal sangat ditentukan oleh jangkauan jarak transportasi. Misalnya, kata dia, apakah masyarakat bisa menjangkau kendaraan umum atau tidak, lalu apakah kendaraan umum bisa mengantarkan sampai dekat tujuan.
Dia menegaskan, saat ini Pemprov DKI Jakarta berusaha mengintegrasikan semua moda transportasi yang terdiri dari tiga unsur. "Pertama rute yang terintegrasi, kedua tiket yang terintegrasi, dan yang terakhir manajemennya," kata Anies.
Anies menyebut peresmian MRT tidak akan tertunda hanya karena masalah besaran tarif. "Insyaallah bulan Maret akhir sesuai rencana akan diresmikan. Tidak ada kemungkinan molor hanya karena harganya," ujarnya.
Baca: Pembangunan MRT Jakarta Fase II Telan Rp22,5 T
Diketahui, pengerjaan proyek pembangunan sarana transportasi massal MRT Jakarta telah mencapai 98,1 persen. Pembangunan ini ditargetkan bisa selesai pada Maret 2019 agar masyarakat bisa segera menikmatinya.
"Sudah 98,1 persen progres pengerjaan MRT. Sisanya itu finishing interior, sistem, dan lainnya," kata Corporate Secretary MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin kepada Medcom.id, Selasa, 8 Januari 2019.
Berdasarkan jadwal, MRT Jakarta mulai beroperasi Maret 2019. Fase 1 MRT Jakarta dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI menggunakan 16 rangkaian kereta.
Dari 16 rangkaian itu, 14 rangkaian akan digunakan untuk operasional dan dua untuk cadangan. Satu kereta bisa memuat 200-300 penumpang dengan jumlah maksimal sekitar 1.800 penumpang untuk satu rangkaian.
Kecepatan rangkaian kereta MRT bisa mencapai 80 kilometer per jam di bawah tanah dan bisa meningkat hingga 100 kilometer per jam di layang. Dengan begitu, perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran HI bisa ditempuh dalam 30 menit.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum memutuskan besaran tarif MRT yang akan diterapkan saat beroperasi nanti. Anies ingin tarif MRT terintegrasi dengan angkutan lainnya.
Anies mengatakan, tarif angkutan umum di Jakarta ada unsur subsidinya dan perlu dipertimbangkan dengan matang. Dirinya akan berkonsultasi dengan DPRD DKI terkait masalah hal itu. Sebab, subsidi tarif pada angkutan umum di Jakarta diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diputuskan bersama legislatif.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan perhitungan tarif tidak boleh terpaku pada satu moda. Sebab MRT terhubung dengan bus Transjakarta, bus dalam kota, dan angkutan umum. "Jadi ketika membicarakan tarif, bukan semata-mata soal MRT saja, tapi memperhitungkan kalau nanti terintegrasi," ujarnya.
Anies yakin minat masyarakat beralih ke transportasi massal sangat ditentukan oleh jangkauan jarak transportasi. Misalnya, kata dia, apakah masyarakat bisa menjangkau kendaraan umum atau tidak, lalu apakah kendaraan umum bisa mengantarkan sampai dekat tujuan.
Dia menegaskan, saat ini Pemprov DKI Jakarta berusaha mengintegrasikan semua moda transportasi yang terdiri dari tiga unsur. "Pertama rute yang terintegrasi, kedua tiket yang terintegrasi, dan yang terakhir manajemennya," kata Anies.
Anies menyebut peresmian MRT tidak akan tertunda hanya karena masalah besaran tarif. "Insyaallah bulan Maret akhir sesuai rencana akan diresmikan. Tidak ada kemungkinan molor hanya karena harganya," ujarnya.
Baca: Pembangunan MRT Jakarta Fase II Telan Rp22,5 T
Diketahui, pengerjaan proyek pembangunan sarana transportasi massal MRT Jakarta telah mencapai 98,1 persen. Pembangunan ini ditargetkan bisa selesai pada Maret 2019 agar masyarakat bisa segera menikmatinya.
"Sudah 98,1 persen progres pengerjaan MRT. Sisanya itu finishing interior, sistem, dan lainnya," kata Corporate Secretary MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin kepada
Medcom.id, Selasa, 8 Januari 2019.
Berdasarkan jadwal, MRT Jakarta mulai beroperasi Maret 2019. Fase 1 MRT Jakarta dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI menggunakan 16 rangkaian kereta.
Dari 16 rangkaian itu, 14 rangkaian akan digunakan untuk operasional dan dua untuk cadangan. Satu kereta bisa memuat 200-300 penumpang dengan jumlah maksimal sekitar 1.800 penumpang untuk satu rangkaian.
Kecepatan rangkaian kereta MRT bisa mencapai 80 kilometer per jam di bawah tanah dan bisa meningkat hingga 100 kilometer per jam di layang. Dengan begitu, perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran HI bisa ditempuh dalam 30 menit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)