Jakarta: Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta berupaya menekan angka perkawinan anak. Salah satunya melalui program pendidikan 12 tahun.
"Artinya dia lulus SMA itu usianya pun 18 tahun. Minimal dia lulus SMA," kata Kepala DPPAPP DKI Jakarta Tuty Kusumawati di Balaikota DKI Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2019.
Data survei 2017 menunjukkan, 20 dari 1.000 pernikahan di Jakarta melibatkan pasangan usia 15-19 tahun. Dengan program pendidikan itu, tak ada lagi anak dengan usia 15 tahun.
Pihaknya juga membuka akses bagi lulusan SMA menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ada Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang mendukung hal itu.
"Itu sebabnya program-program seperti KJP Plus terus diberikan. KJMU bagi mereka yang diterima di perguruan tinggi. Itu kan upaya komperehensif," tambah dia.
Di sisi ekonomi, DPPAPP akan turut menggencarkan Program Kewirausahaan Terpadu (PKT). Asumsinya, keluarga dengan perekonomian baik akan mendorong anak-anaknya mengakses pendidikan lebih baik. Sehingga terhindar dari perkawinan dini.
Tuty juga mengungkapkan pandangan hidup dalam keluarga menjadi kunci. Ketika keluarga tahu pentingnya peningkatan pendidikan dan ekonomi, maka tingkat perkawinan anak pun bisa ditekan.
"Sehingga apabila anak bisa lanjutkan kuliah dan dunia kerja, kita asumsikan secara inherent, rata-rata usia pernikahannya pun akan tertingkatkan," tandas dia.
Jakarta: Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta berupaya menekan angka perkawinan anak. Salah satunya melalui program pendidikan 12 tahun.
"Artinya dia lulus SMA itu usianya pun
18 tahun. Minimal dia lulus SMA," kata Kepala DPPAPP DKI Jakarta Tuty Kusumawati di Balaikota DKI Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2019.
Data survei 2017 menunjukkan, 20 dari 1.000 pernikahan di Jakarta melibatkan pasangan usia 15-19 tahun. Dengan program pendidikan itu, tak ada lagi anak dengan usia 15 tahun.
Pihaknya juga membuka akses bagi lulusan SMA menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ada Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang mendukung hal itu.
"Itu sebabnya program-program seperti KJP Plus terus diberikan. KJMU bagi mereka yang diterima di perguruan tinggi. Itu kan upaya komperehensif," tambah dia.
Di sisi ekonomi, DPPAPP akan turut menggencarkan Program Kewirausahaan Terpadu (PKT). Asumsinya, keluarga dengan perekonomian baik akan mendorong anak-anaknya mengakses pendidikan lebih baik. Sehingga terhindar dari perkawinan dini.
Tuty juga mengungkapkan pandangan hidup dalam keluarga menjadi kunci. Ketika keluarga tahu pentingnya peningkatan pendidikan dan ekonomi, maka tingkat perkawinan anak pun bisa ditekan.
"Sehingga apabila anak bisa lanjutkan kuliah dan dunia kerja, kita asumsikan secara inherent, rata-rata usia pernikahannya pun akan tertingkatkan," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)