Jakarta: Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menyebut kualitas udara masuk kategori sangat tidak sehat pukul 06.00 WIB, Kamis, 28 September 2023. Sebab, angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan indek standar pencemar udara (ISPU) pada angka 200-299.
Laman resmi Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan di antara lima wilayah, Lubang Buaya, Jakarta Timur memiliki angka PM2,5 sebesar 281. Artinya, tingkat kualitas udaranya sangat tidak sehat karena dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah lainnya terpantau sedang, yakni Bunderan HI Jakarta Pusat (97), Kelapa Gading, Jakarta Utara (92), Jagakarsa, Jakarta Selatan (73), dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat (81).
Sementara itu, pada situs pemantauan IQ Air pukul 06.25 WIB, Jakarta diklasifikasikan sebagai kota nomor tiga dengan pencemaran udara tertinggi di dunia dengan nilai 162. Nomor satu kota tercemar yakni Lahore, Pakistan (177), kedua Baghdad, Irak (162), keempat Karachi, Pakistan (160) dan kelima Kuching, Malaysia (157).
Indeks kualitas udara (IKU) di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2,5 saat ini sudah 15,2 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara organisasi kesehatan dunia (WHO).
Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau. Di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Perjuangan (Kebon Jeruk), dan Jimbaran (Ancol).
Angka kualitas udara level berbahaya berada di kisaran 300-500. Pada angka ini ualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Lalu, angka 51-100 masuk kategori pencemaran udara sedang. Sebab, tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika.
Yang paling bagus adalah rentang PM2,5 sebesar 0-50. Ini masuk kategori baik atau tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, ataupun nilai estetika.
Jakarta: Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menyebut
kualitas udara masuk kategori sangat tidak sehat pukul 06.00 WIB, Kamis, 28 September 2023. Sebab, angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan indek standar pencemar udara (ISPU) pada angka 200-299.
Laman resmi Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan di antara lima wilayah, Lubang Buaya, Jakarta Timur memiliki angka PM2,5 sebesar 281. Artinya, tingkat kualitas udaranya sangat tidak sehat karena dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah lainnya terpantau sedang, yakni Bunderan HI Jakarta Pusat (97), Kelapa Gading, Jakarta Utara (92), Jagakarsa, Jakarta Selatan (73), dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat (81).
Sementara itu, pada situs pemantauan IQ Air pukul 06.25 WIB,
Jakarta diklasifikasikan sebagai kota nomor tiga dengan pencemaran udara tertinggi di dunia dengan nilai 162. Nomor satu kota tercemar yakni Lahore, Pakistan (177), kedua Baghdad, Irak (162), keempat Karachi, Pakistan (160) dan kelima Kuching, Malaysia (157).
Indeks kualitas udara (IKU) di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2,5 saat ini sudah 15,2 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara organisasi kesehatan dunia (WHO).
Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau. Di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Perjuangan (Kebon Jeruk), dan Jimbaran (Ancol).
Angka kualitas udara level berbahaya berada di kisaran 300-500. Pada angka ini ualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Lalu, angka 51-100 masuk kategori
pencemaran udara sedang. Sebab, tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika.
Yang paling bagus adalah rentang PM2,5 sebesar 0-50. Ini masuk kategori baik atau tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, ataupun nilai estetika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)