medcom.id, Jakarta: Kesiapan Terminal Terpadu Pulo Gebang dipertanyakan. Hingga saat ini, gedung yang dibangun sejak 2010 itu belum beroperasi secara maksimal.
Salah seorang pengelola Perusahaan Otobus (PO) Pahala Kencana, Andi, mengatakan, ketidaksiapan terminal terlihat dari molornya waktu peresmian. Selain itu, bangunan juga dinilai kurang memadai.
"Struktur bangunannya membuat kami ngeri," kata Andi kepada Metrotvnews.com, di Terminal Pulo Gebang , Jakarta Timur, Jumat (10/6/2016) .
Ketakutan dirasakan Andi dan PO-PO lainnya ketika melaksanakan uji coba lintasan tahun lalu. Ia mengatakan, saat uji coba, begitu bus masuk, lantai mezzanine tempat PO menjual tiket bergetar.
Terminal Pulo Gebang. Immanuel/MI.
Ia menyebut hal itu sungguh mengkhawatirkan. Sebab, pada uji coba itu hanya satu bus tanpa penumpang yang berbobot tiga ton dapat membuat bangunan bergetar. Ia tidak dapat membayangkan jika ada berapa bus yang nantinya hilir mudik di sana.
"Bisa ambruk bareng-bareng nanti kalau dipaksakan," kata dia.
Ia menyarankan agar Unit Pengelola Terminal (UPT) dapat melaksanakan uji coba secara berkala. Pasalnya, saat beroperasi secara maksimal, pasti terminal akan disesaki puluhan hingga ratusan angkutan setiap hari.
"Satu PO taruh lah ada lima armada, satu hari satu PO bisa masuk 10 unit. Sekarang di sini ada berapa PO? Nah itu kan harus dipikirkan," tuturnya.
Ilustrasi Teminal Pulo Gebang. Damar Iradat/Metrotvnews.com.
Apa yang dikatakan Andi dirasakan juga oleh Dwi, pengelola PO Sindoro Satriamas. Menurut dia, konsep Terminal Terpadu Pulo Gebang yang tidak seperti terminal lainnya memang harus dilakukan beberapa kali uji coba.
"Di sini kan busnya ada di atas, beda dari yang lain. Uji coba memang harus maksimal, tapi juga jangan terlalu lama peresmian operasionalnya," keluh dia.
Sementara itu, dari pihak UPT belum dapat memberikan jawaban resmi terkait keluhan di atas. Sejak pagi hingga siang tadi, tidak ada satupun pengelola yang bisa dimintai keterangan.
medcom.id, Jakarta: Kesiapan Terminal Terpadu Pulo Gebang dipertanyakan. Hingga saat ini, gedung yang dibangun sejak 2010 itu belum beroperasi secara maksimal.
Salah seorang pengelola Perusahaan Otobus (PO) Pahala Kencana, Andi, mengatakan, ketidaksiapan terminal terlihat dari molornya waktu peresmian. Selain itu, bangunan juga dinilai kurang memadai.
"Struktur bangunannya membuat kami ngeri," kata Andi kepada
Metrotvnews.com, di Terminal Pulo Gebang , Jakarta Timur, Jumat (10/6/2016) .
Ketakutan dirasakan Andi dan PO-PO lainnya ketika melaksanakan uji coba lintasan tahun lalu. Ia mengatakan, saat uji coba, begitu bus masuk, lantai mezzanine tempat PO menjual tiket bergetar.
Terminal Pulo Gebang. Immanuel/MI.
Ia menyebut hal itu sungguh mengkhawatirkan. Sebab, pada uji coba itu hanya satu bus tanpa penumpang yang berbobot tiga ton dapat membuat bangunan bergetar. Ia tidak dapat membayangkan jika ada berapa bus yang nantinya hilir mudik di sana.
"Bisa ambruk bareng-bareng nanti kalau dipaksakan," kata dia.
Ia menyarankan agar Unit Pengelola Terminal (UPT) dapat melaksanakan uji coba secara berkala. Pasalnya, saat beroperasi secara maksimal, pasti terminal akan disesaki puluhan hingga ratusan angkutan setiap hari.
"Satu PO taruh lah ada lima armada, satu hari satu PO bisa masuk 10 unit. Sekarang di sini ada berapa PO? Nah itu kan harus dipikirkan," tuturnya.
Ilustrasi Teminal Pulo Gebang. Damar Iradat/Metrotvnews.com.
Apa yang dikatakan Andi dirasakan juga oleh Dwi, pengelola PO Sindoro Satriamas. Menurut dia, konsep Terminal Terpadu Pulo Gebang yang tidak seperti terminal lainnya memang harus dilakukan beberapa kali uji coba.
"Di sini kan busnya ada di atas, beda dari yang lain. Uji coba memang harus maksimal, tapi juga jangan terlalu lama peresmian operasionalnya," keluh dia.
Sementara itu, dari pihak UPT belum dapat memberikan jawaban resmi terkait keluhan di atas. Sejak pagi hingga siang tadi, tidak ada satupun pengelola yang bisa dimintai keterangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)