medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsin (KPK) sedang menelusuri adanya dugaan aliran dana Rp30 miliar dari pengembang reklamasi ke relawan Teman Ahok. Sejumlah orang disebut-sebut telah diperiksa penyidik KPK dalam kasus ini.
Direktur Utama Cyrus Network Hasan Nasbi siap diperiksa penyidik KPK. Ia tak gentar menghadapi penyidik, meski dituding sebagai perantara dalam kasus ini.
"Saya siap, kapan saja terserah," kata Hasan kepada Metrotvnews.com di Kompleks Graha Pejaten, Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2016).
Hasan mengaku, tak melakukan persiapan jika penyidik KPK memanggilnya. Hasan mengklaim tudahan aliran dana tersebut tidak benar. "Tidak ada persiapan apa-apa, kalau mau panggil silakan saja," katanya.
Namun, Hasan mengaku belum ada pemberitahuan akan adanya pemanggilan dari KPK. "Sejauh ini belum ada," ucap dia.
Tak Kenal Bos Pengembang Reklamasi
Hasan mengaku, tak mengenal bos PT Agung Sedayu Gruop Sugianto Kusuma alias Aguan dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman. Keduanya adalah orang yang dituding menyalurkan duit kepada Teman Ahok melalui Suni Tanuwidjaja dan Cyrus Network.
"Enggak, saya enggak kenal. Kalau sama tukang rumah makan, tukang panci saya kenal," kata Hasan.
Perusahaan Aguan dan Ariesman memegang proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Mereka kini terlilit masalah di KPK. Ariesman telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan, Aguan dicegah berpergian ke luar negeri.
Soal tudingan adanya pembuatan proposal untuk pendanaan Teman Ahok dan sebagai upaya dukungan terhadap calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dalam pilkada 2017, Hasan membenarkannya.
Proposal itu dibuat oleh bekas Managing director Cyrus Network Public Affair Andreas Bertoni. Namun, proposal itu belum diberikan kepada pengusaha.
"Sudah dibuat proposalnya sudah sampai ke saya, ke Sunny dan ada dua lagi. Tapi baru dalam batasan diteliti berapa kira-kira angkanya di seputaran kita. Tapi tidak jadi," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsin (KPK) sedang menelusuri adanya dugaan aliran dana Rp30 miliar dari pengembang reklamasi ke relawan Teman Ahok. Sejumlah orang disebut-sebut telah diperiksa penyidik KPK dalam kasus ini.
Direktur Utama Cyrus Network Hasan Nasbi siap diperiksa penyidik KPK. Ia tak gentar menghadapi penyidik, meski dituding sebagai perantara dalam kasus ini.
"Saya siap, kapan saja terserah," kata Hasan kepada
Metrotvnews.com di Kompleks Graha Pejaten, Jalan Pejaten Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2016).
Hasan mengaku, tak melakukan persiapan jika penyidik KPK memanggilnya. Hasan mengklaim tudahan aliran dana tersebut tidak benar. "Tidak ada persiapan apa-apa, kalau mau panggil silakan saja," katanya.
Namun, Hasan mengaku belum ada pemberitahuan akan adanya pemanggilan dari KPK. "Sejauh ini belum ada," ucap dia.
Tak Kenal Bos Pengembang Reklamasi
Hasan mengaku, tak mengenal bos PT Agung Sedayu Gruop Sugianto Kusuma alias Aguan dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman. Keduanya adalah orang yang dituding menyalurkan duit kepada Teman Ahok melalui Suni Tanuwidjaja dan Cyrus Network.
"Enggak, saya enggak kenal. Kalau sama tukang rumah makan, tukang panci saya kenal," kata Hasan.
Perusahaan Aguan dan Ariesman memegang proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Mereka kini terlilit masalah di KPK. Ariesman telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan, Aguan dicegah berpergian ke luar negeri.
Soal tudingan adanya pembuatan proposal untuk pendanaan Teman Ahok dan sebagai upaya dukungan terhadap calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dalam pilkada 2017, Hasan membenarkannya.
Proposal itu dibuat oleh bekas Managing director Cyrus Network Public Affair Andreas Bertoni. Namun, proposal itu belum diberikan kepada pengusaha.
"Sudah dibuat proposalnya sudah sampai ke saya, ke Sunny dan ada dua lagi. Tapi baru dalam batasan diteliti berapa kira-kira angkanya di seputaran kita. Tapi tidak jadi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)