medcom.id, Jakarta: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menggelar acara nikah massal. Ini merupakan kali kedua setelah digelar yang pertama pada 10 tahun silam.
Ketua Panita nikah massal, Erma Mukkaromah, mengatakan acara ini mengambil konsep dan tema 'PKB Mantu'. Secara teknis acara ini dilaksanakan oleh Perempuan Bangsa, badan otonomi PKB perempuan.
"Secara konsep awal sudah terdaftar 103 pasang pengantin berasal dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Pada pelaksanaanya tadi malam ada penambahan sekitar 15 pasangan lagi. Jumlah total 118 pasang yang kita nikahkan pada hari ini," kata Erma di Kantor PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jumat, 25 Agustus.
Erma melanjutkan, latar belakang pernikahan yang dilaksanakan beragam. Ada yang memang tidak memiliki dana, ada yang sudah berkekuarga, nikah siri tapi sampai saat ini secara legalitas negara mereka belum mendapatkan, serta sudah menikah tapi belum melakukan pernikahan secara catatan sipil dan kantor urusan agama.
Sehingga, hari ini mereka bisa dapat legal formal dari negara dan mereka bisa mendapatkan buku nikah. Ia menambahkan, acara ini bertujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang tinggal satu rumah tanpa jalinan pernikahan. Sebab, Erma mengklaim, masyarakat cukup banyak yang masih tinggal seperti itu.
"Maka, melalui konsep ini kita berharap bisa mengurangi kehidupan masyarakat yang seperti itu," kata dia.
Baca: 103 Pasangan Ikuti PKB Mantu
Dengan acara ini, PKB berharap para peserta nikah massal bisa memiliki dan mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara, yakni buku nikah mereka tercatat oleh negara. Selain itu, anak dan keturunan mereka tak mengalami kesulitan ketika masuk sekolah karena punya akta kelahiran.
Para peserta nikah massal ini, kata dia, tidak dipungut biaya. Seluruh urusan administrasi dan keuangan dibantu PKB. "Kemudian kita kasih mereka fasilitas souvenir pakaian satu setel untuk laki-laki dan satu setel untuk perempuan. Mereka juga kita kasih mahar atau mas kawin satu pasang seharaga Rp200.000," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menggelar acara nikah massal. Ini merupakan kali kedua setelah digelar yang pertama pada 10 tahun silam.
Ketua Panita nikah massal, Erma Mukkaromah, mengatakan acara ini mengambil konsep dan tema 'PKB Mantu'. Secara teknis acara ini dilaksanakan oleh Perempuan Bangsa, badan otonomi PKB perempuan.
"Secara konsep awal sudah terdaftar 103 pasang pengantin berasal dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Depok. Pada pelaksanaanya tadi malam ada penambahan sekitar 15 pasangan lagi. Jumlah total 118 pasang yang kita nikahkan pada hari ini," kata Erma di Kantor PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Jumat, 25 Agustus.
Erma melanjutkan, latar belakang pernikahan yang dilaksanakan beragam. Ada yang memang tidak memiliki dana, ada yang sudah berkekuarga, nikah siri tapi sampai saat ini secara legalitas negara mereka belum mendapatkan, serta sudah menikah tapi belum melakukan pernikahan secara catatan sipil dan kantor urusan agama.
Sehingga, hari ini mereka bisa dapat legal formal dari negara dan mereka bisa mendapatkan buku nikah. Ia menambahkan, acara ini bertujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang tinggal satu rumah tanpa jalinan pernikahan. Sebab, Erma mengklaim, masyarakat cukup banyak yang masih tinggal seperti itu.
"Maka, melalui konsep ini kita berharap bisa mengurangi kehidupan masyarakat yang seperti itu," kata dia.
Baca: 103 Pasangan Ikuti PKB Mantu
Dengan acara ini, PKB berharap para peserta nikah massal bisa memiliki dan mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara, yakni buku nikah mereka tercatat oleh negara. Selain itu, anak dan keturunan mereka tak mengalami kesulitan ketika masuk sekolah karena punya akta kelahiran.
Para peserta nikah massal ini, kata dia, tidak dipungut biaya. Seluruh urusan administrasi dan keuangan dibantu PKB. "Kemudian kita kasih mereka fasilitas souvenir pakaian satu setel untuk laki-laki dan satu setel untuk perempuan. Mereka juga kita kasih mahar atau mas kawin satu pasang seharaga Rp200.000," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)