Ilustrasi perilaku tidak disiplin siswa. (Foto: MI/Arya Manggala)
Ilustrasi perilaku tidak disiplin siswa. (Foto: MI/Arya Manggala)

360

Psikolog: Tawuran Dijadikan Media Exercise untuk Menunjukkan Eksistensi

07 April 2017 10:29
medcom.id. Jakarta: Peristiwa tawuran yang terus menerus terjadi menimbulkan keprihatinan dan sejumlah pertanyaan, kapan aktivitas tak bermanfaat itu berakhir? 
 
Sayangnya, menurut Psikolog Ratih Ibrahim, tawuran sudah seperti tradisi. Proses hormonal dan pembuktian jati dirilah yang melatarbelakangi aksi-aksi tawuran yang selama ini terjadi.
 
"Kalau ditanya sejak kapan? Sejak lama. Kapan? Sejak saya remaja sudah terjadi. Sampai kapan? Sampai sekarang. Semakin lama semakin banyak, itu yang menjadi keprihatinan kita," ujar Ratih, dalam 360, Kamis 6 April 2017.

Ratih mengatakan, meskipun dipicu oleh sifat hormonal, tetap saja aksi tawuran adalah tindakan kriminal. Sebab yang berpotensi dirusak adalah semua nilai luhur kehidupan.
 
"Kehidupan dia sendiri sebagai manusia dan kehidupan orang lain, masa depan," kata Ratih.
 
Dalam kaca mata psikologi, kata Ratih, aksi tawuran dipicu oleh hormon kedewasaan yang berperan sangat besar, biasanya terjadi pada laki-laki. 
 
Hormon testosteron yang dominan pada laki-laki memiliki sifat memicu perilaku aktif, banyak bergerak, eksploratif dan kegiatan fisik yang memicu agresifitas. 
 
"Ada banyak aktivitas fisik yang memanggil-manggil remaja laki-laki untuk membuktikan eksistensi dirinya. Kalau kemudian salurannya tidak cukup terfasilitasi, tawuran ini menjadi media exercise untuk menunjukkan seberapa jagoan kamu di mata teman-teman," jelas Ratih.
 
Bicara langkah efektif untuk mencegah aksi tawuran, kata Ratih, selalu dimulai dari basis terkecil di mana anak-anak itu tumbuh. Artinya, peran keluarga terutama orang tua mampu mencegah anak melakukan perilaku buruk dengan pendidikan perilaku yang tepat.
 
"Dan sekolah sebagai rumah kedua wajib menjunjung tinggi nilai tersebut. Jadi apapun juga bentuk kekerasan di sekolah itu adalah hal yang harus diharamkan," tegas Ratih.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan