medcom.id, Jakarta: Nasib sial menimpa Ali Murdin, 58. Pria yang sehari-hari menjual batu akik di Tanah Abang itu dipukuli polisi saat ricuh dengan mahasiswa Papua di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Sekitar pukul 09.30 WIB, Ali duduk berdampingan dengan seorang polisi lalu lintas di sekitar Menara BCA. Tak lama kemudian, mahasiswa Papua berunjuk rasa di sekitar Bundaran HI.
Ali penasaran, lalu berdiri. Tiba-tiba puluhan polisi berlari dari belakang Ali. Saat itu, Ali masih berdiri di tempat yang sama. Ia melihat mahasiswa Papua kocar kacir.
Nahas, Ali yang tak tahu apa-apa diserang polisi secara bertubi-tubi dari belakang. "Tiba-tiba saya dipukuli," kata Ali di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (1/12/2015).
Ali juga ditendang berkali-kali. Ia menduga polisi yang memukulinya mengenakan batu akik karena kepala dan sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. "Sampai sekarang saya masih pusing."
Kakek empat cucu ini sempat bertanya penyebab polisi menganiayanya hingga babak belur. Bukan berhenti, polisi semakin beringas. Ia lantas dibawa ke Mapolda Metro Jaya.
Karena tidak terbukti bersalah, Ali dibebaskan dengan kondisi muka memar dan penuh benjolan. Ali kehilangan kartu tanda penduduk dan sepatu. Ia menduga polisi mengambil KTP-nya saat menganiaya.
Pria yang baru empat bulan di Jakarta ini tidak mau memperpanjang masalah ini. "Ini jadi pengalaman saja. Besok saya mau pulang saja ke Makassar," kata Ali.
medcom.id, Jakarta: Nasib sial menimpa Ali Murdin, 58. Pria yang sehari-hari menjual batu akik di Tanah Abang itu dipukuli polisi saat ricuh dengan mahasiswa Papua di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Sekitar pukul 09.30 WIB, Ali duduk berdampingan dengan seorang polisi lalu lintas di sekitar Menara BCA. Tak lama kemudian, mahasiswa Papua berunjuk rasa di sekitar Bundaran HI.
Ali penasaran, lalu berdiri. Tiba-tiba puluhan polisi berlari dari belakang Ali. Saat itu, Ali masih berdiri di tempat yang sama. Ia melihat mahasiswa Papua kocar kacir.
Nahas, Ali yang tak tahu apa-apa diserang polisi secara bertubi-tubi dari belakang. "Tiba-tiba saya dipukuli," kata Ali di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (1/12/2015).
Ali juga ditendang berkali-kali. Ia menduga polisi yang memukulinya mengenakan batu akik karena kepala dan sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. "Sampai sekarang saya masih pusing."
Kakek empat cucu ini sempat bertanya penyebab polisi menganiayanya hingga babak belur. Bukan berhenti, polisi semakin beringas. Ia lantas dibawa ke Mapolda Metro Jaya.
Karena tidak terbukti bersalah, Ali dibebaskan dengan kondisi muka memar dan penuh benjolan. Ali kehilangan kartu tanda penduduk dan sepatu. Ia menduga polisi mengambil KTP-nya saat menganiaya.
Pria yang baru empat bulan di Jakarta ini tidak mau memperpanjang masalah ini. "Ini jadi pengalaman saja. Besok saya mau pulang saja ke Makassar," kata Ali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)