Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Alam (SDA) DKI Jakarta melakukan gerebek lumpur atau pengerukan lumpur di Kali Krukut, Jakarta Selatan. Hal ini sebagai mitigasi banjir yang kerap menghantui Jakarta saat musim hujan.
Kali Krukut merupakan salah satu aliran sungai yang rawan di Jakarta Selatan. Sungai ini menjadi pemasok air pada banjir di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada tahun lalu.
Kpala Seksi Pelaksana Sudin SDA Jakarta Selatan Horas Yosua menyebutkan Kali Krukut memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup tinggi, yaitu 31 kilometer. Hampir setengah beban air Jakarta bermuara ke sungai ini.
"Seharusnya bisa menampung aliran air eksistingnya 50 meter kubik per second (detik). Posisinya sekarang 46 meter kubik per second. Maka kami sedang mengusahakan untuk mengembalikan ke 50," ujar Horas dalam Newsline Metro TV, Rabu, 6 Oktober 2021.
Baca: Dinkes DKI Telusuri Dugaan Pelecehaan Nakes Kepada Ibu Hamil
Untuk itu, pihaknya mengerahkan 50 personel dan 10 alat berat. Delapan alat berat dikerahkan untuk mengeruk lumpur dan dua sisanya mengangkut lumpur-lumpur tersebut.
Horas mengaku pelaksanaan gerebek lumpur ini terkendala akses alat berat. Daerah sempit dan jembatan membuat pengerukan hanya bisa dilakukan dengan tenaga manual. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Alam (SDA) DKI Jakarta melakukan gerebek lumpur atau pengerukan lumpur di
Kali Krukut, Jakarta Selatan. Hal ini sebagai mitigasi banjir yang kerap menghantui Jakarta saat
musim hujan.
Kali Krukut merupakan salah satu aliran sungai yang rawan di Jakarta Selatan. Sungai ini menjadi pemasok air pada banjir di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada tahun lalu.
Kpala Seksi Pelaksana Sudin SDA Jakarta Selatan Horas Yosua menyebutkan Kali Krukut memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup tinggi, yaitu 31 kilometer. Hampir setengah beban air Jakarta bermuara ke sungai ini.
"Seharusnya bisa menampung aliran air eksistingnya 50 meter kubik per
second (detik). Posisinya sekarang 46 meter kubik per
second. Maka kami sedang mengusahakan untuk mengembalikan ke 50," ujar Horas dalam
Newsline Metro TV, Rabu, 6 Oktober 2021.
Baca:
Dinkes DKI Telusuri Dugaan Pelecehaan Nakes Kepada Ibu Hamil
Untuk itu, pihaknya mengerahkan 50 personel dan 10 alat berat. Delapan alat berat dikerahkan untuk mengeruk lumpur dan dua sisanya mengangkut lumpur-lumpur tersebut.
Horas mengaku pelaksanaan gerebek lumpur ini terkendala akses alat berat. Daerah sempit dan jembatan membuat pengerukan hanya bisa dilakukan dengan tenaga manual.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)