medcom.id, Jakarta: Penghapusan kebijakan 3 in 1 diakui menambah kemacetan lalu lintas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar forum grup diskusi (FGD) sebelum pencabutan kebijakan itu benar-benar dilakukan pekan depan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama mengatakan, dalam waktu dekat akan digelar FGD untuk mendiskusikan kebijakan selanjutnya sebelum electronic road pricing (ERP) diterapkan.
"3 in 1 kami hapus. Cuma lagi dikaji, memang kemacetan bertambah. Kita akan membentuk sebuah forum diskusi untuk mendiskusikan apakah bisa jalankan ganjil genap, itu saja," kata Ahok seoperti dikutip situs resmi Beritajakarta.com, Kamis (12/5/2016).
Uji coba penghapusan 3 in 1. Foto: Antara/ Muhammad Adimaja
Ahok mengatakan, selama uji coba penghapusan 3 in 1, jalan protokol di Ibu Kota tidak terlalu terkena imbas kemacetan. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan penghapusan kebijakan tersebut. Meski sebelumnya sempat diusulkan 3 in 1 diterapkan hanya pada sore hari.
"Pokoknya 3 in 1 sudah pasti nggak ada. Tinggal apakah menunggu langsung ERP atau ganjil genap," tegasnya.
Ia menambahkan sebelum diterapkan kebijakan berikutnya, pihaknya harus menampung aspirasi dari masyarakat. Sehingga bisa diputuskan apakah nantinya ganjil genap diterapkan pada jalur yang sama, termasuk waktu penerapannya.
"Kami juga belum tahu apakah ganjil genap akan memakai jalur yang sama kalau sampai jadi. Jamnya mungkin agak nambah satu jam saja kalau sampai jadi. Tapi ini butuh diskusi grup dulu," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Andri Yansyah mengatakan, pihaknya bakal melakukan sosialisasi kepada warga terkait penghapusan kebijakan ini. Dia juga menambahkan bakal ada pengalihan arus secara berkala.
"Pertama kami akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pengalihan arus sebelum dan sesudah masuk kawasan 3 in 1," kata Andri.
Jalur TransJakarta diberi pagar. Foto: MI/Ramdani
Selain itu DKI akan memperbaiki barrier antara jalur TransJakarta dan jalur kendaraan biasa sebagai bentuk sterilisasi jalur. Langkah ini diharapkan menarik animo masyarakat beralih menggunakan transportasi massal.
"Insya Allah kalau masyarakat lihat jalur TransJakarta steril, mau meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan kendaraan umum," ujar Andri.
medcom.id, Jakarta: Penghapusan kebijakan 3 in 1 diakui menambah kemacetan lalu lintas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar forum grup diskusi (FGD) sebelum pencabutan kebijakan itu benar-benar dilakukan pekan depan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama mengatakan, dalam waktu dekat akan digelar FGD untuk mendiskusikan kebijakan selanjutnya sebelum electronic road pricing (ERP) diterapkan.
"3 in 1 kami hapus. Cuma lagi dikaji, memang kemacetan bertambah. Kita akan membentuk sebuah forum diskusi untuk mendiskusikan apakah bisa jalankan ganjil genap, itu saja," kata Ahok seoperti dikutip situs resmi
Beritajakarta.com, Kamis (12/5/2016).
Uji coba penghapusan 3 in 1. Foto: Antara/ Muhammad Adimaja
Ahok mengatakan, selama uji coba penghapusan 3 in 1, jalan protokol di Ibu Kota tidak terlalu terkena imbas kemacetan. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan penghapusan kebijakan tersebut. Meski sebelumnya sempat diusulkan 3 in 1 diterapkan hanya pada sore hari.
"Pokoknya 3 in 1 sudah pasti nggak ada. Tinggal apakah menunggu langsung ERP atau ganjil genap," tegasnya.
Ia menambahkan sebelum diterapkan kebijakan berikutnya, pihaknya harus menampung aspirasi dari masyarakat. Sehingga bisa diputuskan apakah nantinya ganjil genap diterapkan pada jalur yang sama, termasuk waktu penerapannya.
"Kami juga belum tahu apakah ganjil genap akan memakai jalur yang sama kalau sampai jadi. Jamnya mungkin agak nambah satu jam saja kalau sampai jadi. Tapi ini butuh diskusi grup dulu," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Andri Yansyah mengatakan, pihaknya bakal melakukan sosialisasi kepada warga terkait penghapusan kebijakan ini. Dia juga menambahkan bakal ada pengalihan arus secara berkala.
"Pertama kami akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pengalihan arus sebelum dan sesudah masuk kawasan 3 in 1," kata Andri.
Jalur TransJakarta diberi pagar. Foto: MI/Ramdani
Selain itu DKI akan memperbaiki barrier antara jalur TransJakarta dan jalur kendaraan biasa sebagai bentuk sterilisasi jalur. Langkah ini diharapkan menarik animo masyarakat beralih menggunakan transportasi massal.
"Insya Allah kalau masyarakat lihat jalur TransJakarta steril, mau meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan kendaraan umum," ujar Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)