medcom.id, Tangerang: Perlu kajian mendalam untuk menjadikan Bandara Pondok Cabe sebagai bandara komersial. Apalagi, ruang perlintasan udara bandara di Tangerang Selatan, Banten, itu banyak bersinggungan dengan bandara lain.
"Bandara Pondok Cabe dekat dengan Bandara Halim yang hanya 7 nautical mile," jelas Kepala Bandara Pondok Cabe, Swaroop Widodo, Kamis (7/4/2016).
Saking dekatnya, pesawat tidak bisa take off bersamaan dari dua bandara itu. Lepas landas harus bergantian.
"Salah satu syarat saat take off dari runway Halim, Bandara Pondok Cabe tidak boleh terbang," tegasnya.
Selain bersinggungan dengan Halim, Pondok Cabe juga dekat Curug, Atang Senjaya dan Rumpin. Ruang udara masing-masing lapangan udara itu telah diatur sedemikian rupa. Persinggungan yang cukup kompleks itu menyebabkan Pondok Cabe tak bisa serta merta jadi bandara komersial.
"Bicara lagi Curug flying school itu ruang udaranya juga dibagi. Ditambah lagi Atang Senjaya, ditambah lagi di Rumpin ada drone 10.000 feet. Ini menjadi complicated. Jadi urusan sipil, urusan militer menjadi sedemikian rupa dan ini harus di-manage," bilangnya.
Kementerian Perhubungan pun tak menampik fakta itu. Kementerian yang dikomandani Ignasius Jonan itu memberi beberapa syarat agar bisa jadi bandara komersial. "Catatannya, landasan pacu Pondok Cabe jadi satu dengan Halim," tandas dia.
medcom.id, Tangerang: Perlu kajian mendalam untuk menjadikan Bandara Pondok Cabe sebagai bandara komersial. Apalagi, ruang perlintasan udara bandara di Tangerang Selatan, Banten, itu banyak bersinggungan dengan bandara lain.
"Bandara Pondok Cabe dekat dengan Bandara Halim yang hanya 7 nautical mile," jelas Kepala Bandara Pondok Cabe, Swaroop Widodo, Kamis (7/4/2016).
Saking dekatnya, pesawat tidak bisa
take off bersamaan dari dua bandara itu. Lepas landas harus bergantian.
"Salah satu syarat saat
take off dari
runway Halim, Bandara Pondok Cabe tidak boleh terbang," tegasnya.
Selain bersinggungan dengan Halim, Pondok Cabe juga dekat Curug, Atang Senjaya dan Rumpin. Ruang udara masing-masing lapangan udara itu telah diatur sedemikian rupa. Persinggungan yang cukup kompleks itu menyebabkan Pondok Cabe tak bisa serta merta jadi bandara komersial.
"Bicara lagi Curug flying school itu ruang udaranya juga dibagi. Ditambah lagi Atang Senjaya, ditambah lagi di Rumpin ada drone 10.000 feet. Ini menjadi
complicated. Jadi urusan sipil, urusan militer menjadi sedemikian rupa dan ini harus di-
manage," bilangnya.
Kementerian Perhubungan pun tak menampik fakta itu. Kementerian yang dikomandani Ignasius Jonan itu memberi beberapa syarat agar bisa jadi bandara komersial. "Catatannya, landasan pacu Pondok Cabe jadi satu dengan Halim," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAN)