Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat ibu kota yang gemar berjalan kaki. Tiga Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang berada di sepanjang Jalan Sudirman yang direvitalisasi.
Tidak hanya ramah terhadap pejalan kaki, JPO tersebut menyajikan keindahan dari gemerlap lampu warna-warni ketika malam hari. Seakan menghilangkan citra JPO yang kumuh dan kurang terawat.
Jika dibandingkan dengan kualitas sebelumya, JPO yang ada saat ini memiliki perbedaan yang drastis. Selain desain yang berseni, JPO yang memiliki panjang 70 meter dan lebar 2,5 meter dibalut dengan bahan yang tak mudah terbakar.
"Materialnya pakai baja, pembungkus bajanya ada cincin - cincin yang terdapat polyresin tahan api," ujar Pengawas JPO dan inspektor PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN) Pris Febrian Adlis kepada Medcom.id, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.
Pihaknya pun memastikan JPO akan aman untuk dilalui oleh kaum hawa yang takut akan teriknya panas matahari. Pasalnya atap yang terpasang siap untuk memayungi masyarakat yang melawati JPO tersebut.
"Atapnya juga bagus, (pakai) solid polycarbonate ini menahan sinar UV, jadi remaja-remaja putri tidak usah takutlah kepanasan, rusak kulitnya," imbuhnya.
Selain itu, jika siang ataupun malam hari, penguna JPO tetap dapat menikmati keindahan gedung - gedung pencakar langit. Lantaran atap tersebut transparan.
"Warnanya abu - abu transparan jadi bisa lihat langit, dan gedung disekitar kita," tuturnya.
Sedangkan, untuk dasar JPO menggunakan 70 persen bahan dasar serat kayu yang dicampur dengan polimer. Hal ini membuat kualitas serta warnanya tidak mudah luntur.
Bahkan masyarakat pun dijamin tidak akan merasa lelah untuk melawati JPO dengan tinggi kurang lebih 2,5 meter. Lantaran tidak lagi menggunakan tangga, melainkan diganti menjadi ramp.
Hal tersebut agar disabilitas tetap dapat mengakses JPO ini. Tidak ketinggalan, pemerintah juga menyiapkan satu lift, disetiap JPO.
"Karena menggunakan ramp untuk naik jadi landai, kelandainya sudah diperhitungkan 1:12 tingkat melandasinya," imbuhnya.
Dalam segi keamanan masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya pencopet, lantaran dilengkapi dengan sejumlah kamera pengawas (CCTV). Penempatan kamera pun diletakan di tempat yang strategis.
"Satu jembatan ada lima CCTV, di jembatan ada dua ujung-ujung, terus nanti di ramp di barat ada satu, sama yang di tengah di Transjakarta," tuturnya.
Adanya pelang dilarang untuk berdagang pun dipajang. Agar Pedagang kaki lima yang kerap mewarnai JPO ibu kota tidak kembali menjamur.
"Tidak ada lagi yang jualan, karena dilarang, ada tanda-tanda peringatan dilarang berjualan," tuturnya.
Kendati demikian, meski pembangunan telah rampung dan siap digunakan, JPO tersebut belum dapat digunakan oleh masyarakat umum. Pasalnya menunggu Pemprov DKI untuk meresemikanya terlebih dahulu.
"Dengar-dengar minggu-minggu ini, tapi pastinya bisa dipastikan ke Pemprov," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan revitalisasi tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) selesai akhir tahun ini. Tiga JPO adalah JPO Bundaran Senayan, Gelora Bung Karno, dan Polda Metro Jaya.
"Berdasarkan jadwal selesai akhir Desember 2018. Tiga JPO ini bukan saja berfungsi sebagai alat penyebrangan, tapi juga estetika. Desainnya akan membuat Jalan Sudirman lebih baik," kata Anies di Kawasan Bundaran Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 4 Desember 2018.
Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadirkan kenyamanan bagi masyarakat ibu kota yang gemar berjalan kaki. Tiga Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang berada di sepanjang Jalan Sudirman yang direvitalisasi.
Tidak hanya ramah terhadap pejalan kaki, JPO tersebut menyajikan keindahan dari gemerlap lampu warna-warni ketika malam hari. Seakan menghilangkan citra JPO yang kumuh dan kurang terawat.
Jika dibandingkan dengan kualitas sebelumya, JPO yang ada saat ini memiliki perbedaan yang drastis. Selain desain yang berseni, JPO yang memiliki panjang 70 meter dan lebar 2,5 meter dibalut dengan bahan yang tak mudah terbakar.
"Materialnya pakai baja, pembungkus bajanya ada cincin - cincin yang terdapat
polyresin tahan api," ujar Pengawas JPO dan inspektor PT Permadani Khatulistiwa Nusantara (PKN) Pris Febrian Adlis kepada Medcom.id, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.
Pihaknya pun memastikan JPO akan aman untuk dilalui oleh kaum hawa yang takut akan teriknya panas matahari. Pasalnya atap yang terpasang siap untuk memayungi masyarakat yang melawati JPO tersebut.
"Atapnya juga bagus, (pakai)
solid polycarbonate ini menahan sinar UV, jadi remaja-remaja putri tidak usah takutlah kepanasan, rusak kulitnya," imbuhnya.
Selain itu, jika siang ataupun malam hari, penguna JPO tetap dapat menikmati keindahan gedung - gedung pencakar langit. Lantaran atap tersebut transparan.
"Warnanya abu - abu transparan jadi bisa lihat langit, dan gedung disekitar kita," tuturnya.
Sedangkan, untuk dasar JPO menggunakan 70 persen bahan dasar serat kayu yang dicampur dengan polimer. Hal ini membuat kualitas serta warnanya tidak mudah luntur.
Bahkan masyarakat pun dijamin tidak akan merasa lelah untuk melawati JPO dengan tinggi kurang lebih 2,5 meter. Lantaran tidak lagi menggunakan tangga, melainkan diganti menjadi ramp.
Hal tersebut agar disabilitas tetap dapat mengakses JPO ini. Tidak ketinggalan, pemerintah juga menyiapkan satu lift, disetiap JPO.
"Karena menggunakan ramp untuk naik jadi landai, kelandainya sudah diperhitungkan 1:12 tingkat melandasinya," imbuhnya.
Dalam segi keamanan masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya pencopet, lantaran dilengkapi dengan sejumlah kamera pengawas (CCTV). Penempatan kamera pun diletakan di tempat yang strategis.
"Satu jembatan ada lima CCTV, di jembatan ada dua ujung-ujung, terus nanti di ramp di barat ada satu, sama yang di tengah di Transjakarta," tuturnya.
Adanya pelang dilarang untuk berdagang pun dipajang. Agar Pedagang kaki lima yang kerap mewarnai JPO ibu kota tidak kembali menjamur.
"Tidak ada lagi yang jualan, karena dilarang, ada tanda-tanda peringatan dilarang berjualan," tuturnya.
Kendati demikian, meski pembangunan telah rampung dan siap digunakan, JPO tersebut belum dapat digunakan oleh masyarakat umum. Pasalnya menunggu Pemprov DKI untuk meresemikanya terlebih dahulu.
"Dengar-dengar minggu-minggu ini, tapi pastinya bisa dipastikan ke Pemprov," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan revitalisasi tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) selesai akhir tahun ini. Tiga JPO adalah JPO Bundaran Senayan, Gelora Bung Karno, dan Polda Metro Jaya.
"Berdasarkan jadwal selesai akhir Desember 2018. Tiga JPO ini bukan saja berfungsi sebagai alat penyebrangan, tapi juga estetika. Desainnya akan membuat Jalan Sudirman lebih baik," kata Anies di Kawasan Bundaran Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 4 Desember 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(EKO)