Jakarta: Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Dedi Supriadi meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta mendata dan mengevaluasi dampak pohon tumbang. Hal itu diperlukan demi keselamatan masyarakat.
"Dinas terkait tidak boleh menunggu musim hujan untuk mengambil langkah antisipasi terhadap pohon tumbang," kata Dedi saat dikutip dari Antara, Jumat, 1 Maret 2024.
Dedi menuturkan sudah seharusnya Dinas Pertamanan dan Hutan Kota punya data terkait jenis pohon, usianya, dan lain sebagainya. Sehingga tingkat kerawanan suatu pohon diketahui dan tidak terlambat dalam penanganan.
Dengan data komprehensif tentang kondisi pohon, dinas terkait bisa mengevaluasi keberadaan pohon di Jakarta. Cara itu sekaligus membuat keberadaan pohon tidak lagi sebagai ancaman saat terjadi hujan disertai angin kencang.
“Dengan data itu, Dinas Pertamanan bisa mengevaluasi keberadaan pohon-pohon di Jakarta apakah cukup dengan penopingan atau harus ditebang," ungkap dia.
Selain itu, Dedi mengingatkan agar masyarakat senantiasa berhati-hati dalam perjalanan selama musim hujan lantaran kondisi tanah yang labil setelah terendam air hujan membuat akar pohon mudah patah.
“Jadi, masyarakat juga harus tetap ekstra hati-hati terutama pengguna jalan yang di pinggir jalannya banyak pepohonan,” ujar dia.
Sebelumnya, perjalanan KRL Commuter Line tujuan Rangkasbitung ke Tanah Abang dan sebaliknya terhambat karena adanya pohon tumbang yang terjadi di antara Stasiun Pondokranji-Kebayoran. Pihak KRL Commuter melakukan rekayasa, yaitu KA 1777 Rangkasbitung-Tanah Abang hanya sampai Stasiun Sudimara, kembali sebagai KA 1778 Sudimara-Rangkasbitung.
Kemudian KA 1779 Parung Panjang-Tanah Abang perjalanannya hanya sampai Stasiun Sudimara, kembali sebagai KA 1780 Sudimara-Rangkasbitung.
Petugas dari Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menangani pohon tumbang yang menghambat perjalanan KRL Commuter di Kebayoran Lama. "Sedang dalam penanganan petugas," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan Elly Sugestianingsih.
Jakarta: Anggota Komisi D
DPRD DKI Jakarta Dedi Supriadi meminta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota
DKI Jakarta mendata dan mengevaluasi dampak
pohon tumbang. Hal itu diperlukan demi keselamatan masyarakat.
"Dinas terkait tidak boleh menunggu musim hujan untuk mengambil langkah antisipasi terhadap pohon tumbang," kata Dedi saat dikutip dari
Antara, Jumat, 1 Maret 2024.
Dedi menuturkan sudah seharusnya Dinas Pertamanan dan Hutan Kota punya data terkait jenis pohon, usianya, dan lain sebagainya. Sehingga tingkat kerawanan suatu pohon diketahui dan tidak terlambat dalam penanganan.
Dengan data komprehensif tentang kondisi pohon, dinas terkait bisa mengevaluasi keberadaan pohon di Jakarta. Cara itu sekaligus membuat keberadaan pohon tidak lagi sebagai ancaman saat terjadi hujan disertai angin kencang.
“Dengan data itu, Dinas Pertamanan bisa mengevaluasi keberadaan pohon-pohon di Jakarta apakah cukup dengan penopingan atau harus ditebang," ungkap dia.
Selain itu, Dedi mengingatkan agar masyarakat senantiasa berhati-hati dalam perjalanan selama musim hujan lantaran kondisi tanah yang labil setelah terendam air hujan membuat akar pohon mudah patah.
“Jadi, masyarakat juga harus tetap ekstra hati-hati terutama pengguna jalan yang di pinggir jalannya banyak pepohonan,” ujar dia.
Sebelumnya, perjalanan KRL Commuter Line tujuan Rangkasbitung ke Tanah Abang dan sebaliknya terhambat karena adanya pohon tumbang yang terjadi di antara Stasiun Pondokranji-Kebayoran. Pihak KRL Commuter melakukan rekayasa, yaitu KA 1777 Rangkasbitung-Tanah Abang hanya sampai Stasiun Sudimara, kembali sebagai KA 1778 Sudimara-Rangkasbitung.
Kemudian KA 1779 Parung Panjang-Tanah Abang perjalanannya hanya sampai Stasiun Sudimara, kembali sebagai KA 1780 Sudimara-Rangkasbitung.
Petugas dari Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan menangani pohon tumbang yang menghambat perjalanan KRL Commuter di Kebayoran Lama. "Sedang dalam penanganan petugas," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan Elly Sugestianingsih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)