Jakarta: Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan langkah mitigasi untuk menghadapi bencana banjir. Salah satunya dengan menyiapkan pompa mobile.
"Untuk mempermudah penyedotan air jika terjadi bencana banjir atau genangan,” ujar Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Oktober 2022.
Selanjutnya, pihaknya akan mendistribusikan sarana dan prasarana penanggulangan banjir di tempat-tempat rawan. Pihaknya juga rutin mengkaji rencana kontingensi bencana banjir.
"Kami juga melakukan apel siaga untuk pengecekan kekuatan sumber daya, kemudian melakukan simulasi gabungan penanganan bencana banjir dan pemetaan terhadap sumber daya (instansi/lembaga),” jelasnya.
Isnawa mencatat ada 25 dari total 267 kelurahan yang teridentifikasi rawan bencana, terutama banjir. Lokasi itu paling banyak yang bersinggungan dengan kali dan sungai dari kawasan hulu ke hilir.
Adapun 25 kelurahan itu tersebar di berbagai wilayah kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Seperti di Jakarta Barat di wilayah Rawa Buaya dan Kembangan, kemudian Jakarta Selatan di Kelurahan Cipeter, Pejaten Timur, Cipulir dan sebagainya.
“Sebenarnya itu paling banyak di wilayah-wilayah yang berada di bantaran kali, seperti di Kawasan Pondok Karya Kemang, itu kan banjir disebabkan oleh Kali Mampang dan sudah masuk dalam program Dinas SDA untuk melakukan optimalisasi (pengerukan) di sana,” ucapnya.
Lebih lanjut, sebanyak ratusan petugas disiagakan untuk mengantisipasi bencana saat musim hujan. Jumlah itu di luar dari petugas yang ada di wilayah-wilayah maupun organisasi perangkat daerah (OPD) teknis lainnya.
“BPBD DKI memiliki sebanyak 267 orang petugas penanganan bencana atau yang biasa dikenal dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang telah disiagakan di seluruh kelurahan yang ada di Jakarta,” jelasnya.
Disamping itu, penanganan Banjir dilakukan dengan berbagai OPD.Mulai dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, BMKG dan sebagainya.
Untuk Dinas SDA fokus pada pembuatan waduk, situ dan embung sebagai tempat penampungan air hujan. Di sisi lain, SDA juga melakukan pengerukan terhadap sungai, waduk, situ dan saluran air yang sudah eksisting saat ini.
Jakarta: Badan Penanggulangan Bencana
(BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan langkah mitigasi untuk menghadapi bencana
banjir. Salah satunya dengan menyiapkan pompa
mobile.
"Untuk mempermudah penyedotan air jika terjadi bencana banjir atau genangan,” ujar Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Oktober 2022.
Selanjutnya, pihaknya akan mendistribusikan sarana dan prasarana
penanggulangan banjir di tempat-tempat rawan. Pihaknya juga rutin mengkaji rencana kontingensi bencana banjir.
"Kami juga melakukan apel siaga untuk pengecekan kekuatan sumber daya, kemudian melakukan simulasi gabungan penanganan bencana banjir dan pemetaan terhadap sumber daya (instansi/lembaga),” jelasnya.
Isnawa mencatat ada 25 dari total 267 kelurahan yang teridentifikasi rawan bencana, terutama banjir. Lokasi itu paling banyak yang bersinggungan dengan kali dan sungai dari kawasan hulu ke hilir.
Adapun 25 kelurahan itu tersebar di berbagai wilayah kota administrasi di Provinsi
DKI Jakarta. Seperti di Jakarta Barat di wilayah Rawa Buaya dan Kembangan, kemudian Jakarta Selatan di Kelurahan Cipeter, Pejaten Timur, Cipulir dan sebagainya.
“Sebenarnya itu paling banyak di wilayah-wilayah yang berada di bantaran kali, seperti di Kawasan Pondok Karya Kemang, itu kan banjir disebabkan oleh Kali Mampang dan sudah masuk dalam program Dinas SDA untuk melakukan optimalisasi (pengerukan) di sana,” ucapnya.
Lebih lanjut, sebanyak ratusan petugas disiagakan untuk mengantisipasi bencana saat musim hujan. Jumlah itu di luar dari petugas yang ada di wilayah-wilayah maupun organisasi perangkat daerah (OPD) teknis lainnya.
“BPBD DKI memiliki sebanyak 267 orang petugas penanganan bencana atau yang biasa dikenal dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) yang telah disiagakan di seluruh kelurahan yang ada di Jakarta,” jelasnya.
Disamping itu, penanganan Banjir dilakukan dengan berbagai OPD.Mulai dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, BMKG dan sebagainya.
Untuk Dinas SDA fokus pada pembuatan waduk, situ dan embung sebagai tempat penampungan air hujan. Di sisi lain, SDA juga melakukan pengerukan terhadap sungai, waduk, situ dan saluran air yang sudah eksisting saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)