medcom.id, Jakarta: Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat berharap Tri Rismaharini tidak tergoda dengan Pilkada di Jakarta pada 2017. Ia menyarankan Risma fokus menyelesaikan tugas sebagai Wali Kota Surabaya.
"Kalau Bu Risma kan di Surabaya, biar konsentrasi di Surabaya lah," kata Djarot di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).
DPP PDI Perjuangan sedang menjaring bakal calon gubernur untuk Pilkada Jakarta bisa dari luar partai atau kader yang ditugaskan. Hari ini, pengurus pusat PDI Perjuangan menggelar uji kelayakan dan kepatutan.
Risma (kanan) berbincang dengan Puan Maharani (tengah) dan Megawati. Antara Foto/M. Risyal Hidayat
Djarot dan Risma sama-sama berpeluang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada DKI 2017. Dalam beberapa kesempatan, Risma mengaku tidak akan meninggalkan Surabaya, apalagi ia baru menduduki jabatan ini untuk kedua kali setelah terpilih pada Pilkada 2015.
"Saya kira, warga Surabaya lebih membutuhkan saya. Saya ingin mengabdi kepada masyarakat Surabaya," kata Risma di Surabaya, Senin 2 Mei.
Djarot salah seorang peserta uji kelayakan dan kepatutan bakal calon gubernur dari PDI Perjuangan. Pria yang saat ini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mendapat perlakuan khusus langsung tes wawancara.
Padahal, 26 peserta lainnya harus melalui psikotes. "Psikotes sudah tahun lalu," ujar Djarot.
Selasa 19 Januari, Djarot menyatakan, PDI Perjuangan menutup peluang bagi Risma dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) ikut seleksi bakal calon gubernur. Djarot mengakui ada kader yang ingin Risma ke Jakarta, namun menurutnya, hanya beberapa.
Djarot dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Antara Foto/Yudhi Mahatma
Berbeda dengan Djarot, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono, kepada Metrotvnews.com, Selasa 26 April, mengatakan, Risma mungkin ikut Pilkada DKI melalui jalur penugasan dari partai. Bisa saja Risma bergandengan dengan sosok yang ikut seleksi.
Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto menegaskan, semua kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada 2015 dan memperoleh suara di atas 82 persen terbuka didukung PDI Perjuangan di Pilkada DKI 2017. Pada Pilkada Surabaya, 9 Desember 2015, Risma menang dengan 86,34 persen suara.
Hasto menyampaikan, selain Risma, ada tujuh kepala daerah yang mendapat suara di atas 82 persen. "Tentu mereka skala prioritas. Akan ada kajian lanjutan serta uji kepatutan terhadap kepemimpinan mereka dan komitmen membangun DKI," kata Hasto, Minggu 1 Mei.
Beberapa waktu lalu, beredar poster 'Risma for DKI 1'. Wakil Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Agatha Retnosari menyampaikan, berdasarkan informasi yang ia dapat, poster itu dibuat relawan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilgub DKI 2012.
<blockquote class="twitter-video" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr">PDIP Tak Jamin Bakal Cagub yang Lolos Seleksi akan Diusung <a href="https://t.co/LDTHqVz4od">https://t.co/LDTHqVz4od</a> <a href="https://t.co/zJxyku6SnE">pic.twitter.com/zJxyku6SnE</a></p>— METRO TV (@Metro_TV) <a href="https://twitter.com/Metro_TV/status/730283943329566720">11 Mei 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
Video lengkap klik di sini
PDI Perjuangan butuh sosok kuat untuk bertarung di Pilkada DKI 2017. Sebab, lawan yang akan dihadapi adalah inkumben Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Survei Charta Politika pada 15-20 Maret, menyatakan elektabilitas Ahok masih tinggi. Hanya Yusril Ihza Mahendra yang dinilai menjadi lawan berat Ahok di Pilgub DKI 2017.
Survei untuk 14 nama. Ahok mendapat 51,8 persen suara dukungan untuk menjadi gubernur DKI. Yusril menempati posisi kedua dengan angka 11 persen, disusul Risma 7,3 persen.
medcom.id, Jakarta: Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat berharap Tri Rismaharini tidak tergoda dengan Pilkada di Jakarta pada 2017. Ia menyarankan Risma fokus menyelesaikan tugas sebagai Wali Kota Surabaya.
"Kalau Bu Risma kan di Surabaya, biar konsentrasi di Surabaya lah," kata Djarot di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).
DPP PDI Perjuangan sedang menjaring bakal calon gubernur untuk Pilkada Jakarta bisa dari luar partai atau kader yang ditugaskan. Hari ini, pengurus pusat PDI Perjuangan menggelar uji kelayakan dan kepatutan.
Risma (kanan) berbincang dengan Puan Maharani (tengah) dan Megawati. Antara Foto/M. Risyal Hidayat
Djarot dan Risma sama-sama berpeluang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada DKI 2017. Dalam beberapa kesempatan, Risma mengaku tidak akan meninggalkan Surabaya, apalagi ia baru menduduki jabatan ini untuk kedua kali setelah terpilih pada Pilkada 2015.
"Saya kira, warga Surabaya lebih membutuhkan saya. Saya ingin mengabdi kepada masyarakat Surabaya," kata Risma di Surabaya, Senin 2 Mei.
Djarot salah seorang peserta uji kelayakan dan kepatutan bakal calon gubernur dari PDI Perjuangan. Pria yang saat ini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mendapat perlakuan khusus langsung tes wawancara.
Padahal, 26 peserta lainnya harus melalui psikotes. "Psikotes sudah tahun lalu," ujar Djarot.
Selasa 19 Januari, Djarot menyatakan, PDI Perjuangan menutup peluang bagi Risma dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) ikut seleksi bakal calon gubernur. Djarot mengakui ada kader yang ingin Risma ke Jakarta, namun menurutnya, hanya beberapa.
Djarot dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Antara Foto/Yudhi Mahatma
Berbeda dengan Djarot, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono, kepada
Metrotvnews.com, Selasa 26 April, mengatakan, Risma mungkin ikut Pilkada DKI melalui jalur penugasan dari partai. Bisa saja Risma bergandengan dengan sosok yang ikut seleksi.
Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto menegaskan, semua kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada 2015 dan memperoleh suara di atas 82 persen terbuka didukung PDI Perjuangan di Pilkada DKI 2017. Pada Pilkada Surabaya, 9 Desember 2015, Risma menang dengan 86,34 persen suara.
Hasto menyampaikan, selain Risma, ada tujuh kepala daerah yang mendapat suara di atas 82 persen. "Tentu mereka skala prioritas. Akan ada kajian lanjutan serta uji kepatutan terhadap kepemimpinan mereka dan komitmen membangun DKI," kata Hasto, Minggu 1 Mei.
Beberapa waktu lalu, beredar poster 'Risma for DKI 1'. Wakil Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Agatha Retnosari menyampaikan, berdasarkan informasi yang ia dapat, poster itu dibuat relawan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilgub DKI 2012.
Video lengkap klik di
sini
PDI Perjuangan butuh sosok kuat untuk bertarung di Pilkada DKI 2017. Sebab, lawan yang akan dihadapi adalah inkumben Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Survei Charta Politika pada 15-20 Maret, menyatakan elektabilitas Ahok masih tinggi. Hanya Yusril Ihza Mahendra yang dinilai menjadi lawan berat Ahok di Pilgub DKI 2017.
Survei untuk 14 nama. Ahok mendapat 51,8 persen suara dukungan untuk menjadi gubernur DKI. Yusril menempati posisi kedua dengan angka 11 persen, disusul Risma 7,3 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)