medcom.id, Jakarta: Ratusan pemulung menyerbu bekas reruntuhan bangunan di kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka sudah berkumpul sedari pagi untuk mengais besi-besi bangunan.
Proses pembongkaran bangunan Kalijodo belum selesai. Namun, ratusan pemulung sudah sibuk mengambil barang pecah belah dan besi.
Wahyu, 42, salah seorang pemulung nekat memasuki kawasan Kalijodo untuk mengambil besi bekas. Wahyu tak sabar mengambil dan mengumpulkan besi bekas sebanyak mungkin.
"Enggak apa-apa. Kalau disuruh pergi kita pergi, yang penting dapat banyak," kata Wahyu kepada Metrotvnews.com, Senin (29/2/2016).
Wahyu mengatakan, selain besi, dia dan rekan-rekannya juga memburu barang plastik seperti ember, tangki air, gayung, dan perkakas rumah tangga lainnya. Namun, barang plastik sulit ditemukan di lokasi pembongkaran.
"Kalau plastik susah ya. Kita ambil besi-besi saja. Kalau besi lebih banyak," ujarnya.
Pemulung lainnya, Rohman, 48, menjelaskan, penghasilan per hari dari memungut barang bekas mencapai Rp50 ribu. Dia bilang, harga jual besi bekas saat ini sedang turun. Harga plastik per kilogramnya bisa dijual Rp2 ribu, kalau besi Rp1.500 dan kaleng Rp500.
"Pendapatan sekarang lebih kecil ketimbang pembongkaran kemarin. Sebab, barangnya enggak bisa dipakai lagi. Kalau kemarin yang membongkar warga sendiri, jadi masih ada barang yang bisa dipakai, kalau dijual masih ada harganya," katanya.
Rohman mengatakan, ratusan pemulung di Kalijodo kebanyakan berasal dari Muara Angke, Bandengan, Jembatan Tiga, Patok Besi, dan Pasar Darurat. Biasanya, mereka menjual barang butut ke pengepul di Pasar Darurat.
medcom.id, Jakarta: Ratusan pemulung menyerbu bekas reruntuhan bangunan di kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka sudah berkumpul sedari pagi untuk mengais besi-besi bangunan.
Proses pembongkaran bangunan Kalijodo belum selesai. Namun, ratusan pemulung sudah sibuk mengambil barang pecah belah dan besi.
Wahyu, 42, salah seorang pemulung nekat memasuki kawasan Kalijodo untuk mengambil besi bekas. Wahyu tak sabar mengambil dan mengumpulkan besi bekas sebanyak mungkin.
"Enggak apa-apa. Kalau disuruh pergi kita pergi, yang penting dapat banyak," kata Wahyu kepada
Metrotvnews.com, Senin (29/2/2016).
Wahyu mengatakan, selain besi, dia dan rekan-rekannya juga memburu barang plastik seperti ember, tangki air, gayung, dan perkakas rumah tangga lainnya. Namun, barang plastik sulit ditemukan di lokasi pembongkaran.
"Kalau plastik susah ya. Kita ambil besi-besi saja. Kalau besi lebih banyak," ujarnya.
Pemulung lainnya, Rohman, 48, menjelaskan, penghasilan per hari dari memungut barang bekas mencapai Rp50 ribu. Dia bilang, harga jual besi bekas saat ini sedang turun. Harga plastik per kilogramnya bisa dijual Rp2 ribu, kalau besi Rp1.500 dan kaleng Rp500.
"Pendapatan sekarang lebih kecil ketimbang pembongkaran kemarin. Sebab, barangnya enggak bisa dipakai lagi. Kalau kemarin yang membongkar warga sendiri, jadi masih ada barang yang bisa dipakai, kalau dijual masih ada harganya," katanya.
Rohman mengatakan, ratusan pemulung di Kalijodo kebanyakan berasal dari Muara Angke, Bandengan, Jembatan Tiga, Patok Besi, dan Pasar Darurat. Biasanya, mereka menjual barang butut ke pengepul di Pasar Darurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)