Jakarta: Pengunjung yang membeli tiket Asian Games Festival merasa dirugikan dengan keputusan panitia karena membuka gerbang secara cuma-cuma setelah pukul 19.45 WIB. Tiket festival itu sebelumnya dijual seharga Rp10.000.
Kepala Keamanan Objek Ruslan mengaku mendapat perintah dari petugas Polda Metro Jaya untuk membuka gerbang secara cuma-cuma. Kebijakan diambil untuk menghindari kepadatan pengunjung di gerbang lima.
"Yang punya tiket ataupun tidak punya bisa masuk," ujar Ruslan kepada Medcom.id di depan Gate Lima, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, 2 September 2018.
Kebijakan ini tak memuaskan pengunjung. Salah satunya Koko, warga asal Jakarta Timur, yang telah mengantre sejak pukul 15.30 WIB. Koko menilai panitia tak konsisten.
"Harusnya konsiten, meskipun Rp10 ribu, ya konsisten saja, tutup saja kalau sudah waktunya, jangan kaya event murahan," kata Koko.
Hal senada disampaikan warga Setiabudi, Sab. Sab mengaku telah mengantre selama dua jam demi tiket tersebut.
"Iyalah (dirugikan) kita antre sampai panjang kebelakang, kurang adil ," tuturnya.
Sab juga heran panitia memberlakukan tiket berbayar buat penutupan Asian Games. "Saya heran, ini kok bayar, saya masuk Asian Fest aja gratis," tuturnya.
Demikian juga Anto yang telah jauh datang dari Solo. Ia menilai seharusnya panitia tak memungut biaya sejak awal.
"Kecewa sih sama panitianya, mending gratis dari awal, jangan kita dibuat kaya anak kucing tadi, satu gate ditutup balik lagi ke gate yang lainya," imbuhnya.
Tak seluruh pengunjung kecewa dengan keputusan panitia. Salah satunya Yayah yang masuk secara cuma-cuma, menyebut kebijakan itu sudah tepat.
"Enggak rugi juga, mungkin awal ingin ada pemasukan dulu, tapi mending gratisan saja harusnya tidak bayar ," tutur Yayah.
Pantauan Medcom.id, sempat terjadi kericuhan antara penjaga dan pengunjung di depan gerbang lima. Pengunjung yang telah memegang tiket tak bisa masuk karena pintu ditutup. Namun, panitia akhirnya memutuskan membuka pintu dan membiarkan seluruh pengunjung masuk ke area festival.
Jakarta: Pengunjung yang membeli tiket Asian Games Festival merasa dirugikan dengan keputusan panitia karena membuka gerbang secara cuma-cuma setelah pukul 19.45 WIB. Tiket festival itu sebelumnya dijual seharga Rp10.000.
Kepala Keamanan Objek Ruslan mengaku mendapat perintah dari petugas Polda Metro Jaya untuk membuka gerbang secara cuma-cuma. Kebijakan diambil untuk menghindari kepadatan pengunjung di gerbang lima.
"Yang punya tiket ataupun tidak punya bisa masuk," ujar Ruslan kepada Medcom.id di depan Gate Lima, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, 2 September 2018.
Kebijakan ini tak memuaskan pengunjung. Salah satunya Koko, warga asal Jakarta Timur, yang telah mengantre sejak pukul 15.30 WIB. Koko menilai panitia tak konsisten.
"Harusnya konsiten, meskipun Rp10 ribu, ya konsisten saja, tutup saja kalau sudah waktunya, jangan kaya event murahan," kata Koko.
Hal senada disampaikan warga Setiabudi, Sab. Sab mengaku telah mengantre selama dua jam demi tiket tersebut.
"Iyalah (dirugikan) kita antre sampai panjang kebelakang, kurang adil ," tuturnya.
Sab juga heran panitia memberlakukan tiket berbayar buat penutupan Asian Games. "Saya heran, ini kok bayar, saya masuk Asian Fest aja gratis," tuturnya.
Demikian juga Anto yang telah jauh datang dari Solo. Ia menilai seharusnya panitia tak memungut biaya sejak awal.
"Kecewa sih sama panitianya, mending gratis dari awal, jangan kita dibuat kaya anak kucing tadi, satu gate ditutup balik lagi ke gate yang lainya," imbuhnya.
Tak seluruh pengunjung kecewa dengan keputusan panitia. Salah satunya Yayah yang masuk secara cuma-cuma, menyebut kebijakan itu sudah tepat.
"Enggak rugi juga, mungkin awal ingin ada pemasukan dulu, tapi mending gratisan saja harusnya tidak bayar ," tutur Yayah.
Pantauan Medcom.id, sempat terjadi kericuhan antara penjaga dan pengunjung di depan gerbang lima. Pengunjung yang telah memegang tiket tak bisa masuk karena pintu ditutup. Namun, panitia akhirnya memutuskan membuka pintu dan membiarkan seluruh pengunjung masuk ke area festival.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)