medcom.id, Jakarta: Langkah Dewanti, 33, maju-mundur saat hendak menyeberangi dua ruas Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, tidak jauh dari Simpang Susun Semanggi (SSS). Laju mobil yang kencang membuatnya ngeri untuk memantapkan langkah menyeberangi menuju tempat suaminya menunggu di seberang jalan.
Dewanti butuh waktu setidaknya 10 menit untuk mengumpulkan keberanian melewati laju kendaraan yang tidak pernah putus itu. Wanita yang bekerja di salah satu toko di lingkungan Polda Metro Jaya itu akhirnya tiba di seberang diiringi suara klakson kendaraan.
Ibu dua anak itu mengeluhkan sarana jembatan penyeberangan orang (JPO) depan pintu sisi barat Polda Metro Jaya yang tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jembatan yang mengarah ke Gelora Bung Karno tersebut sangat dibutuhkan pejalan kaki yang akan menuju arah Slipi, Grogol, Tanah Abang, bahkan Tangerang.
"Saya sangat membutuhkan jembatan ini. Banyak karyawan SCBD (Sudirman Central Business District) dan perkantoran lainnya yang menggunakan jembatan ini untuk menyeberang saat pulang kantor. Soalnya, dekat pintu Senayan itulah angkutan kota menunggu," tutur Dewanti, Jumat 28 September 2017.
Jembatan buntung yang terdampak proyek mass rapid transit (MRT) itu, sudah dua tahun menganggur. Jembatan hanya bisa digunakan warga untuk menuju halte TransJakarta. Sementara itu, pengguna yang berada di seberang terpaksa mempertaruhkan nyawa dengan berlari untuk melewati jalan protokol.
Menurut Dewanti, sebenarnya ada pintu kecil menuju ke dekat halte Trans-Jakarta, tetapi digembok. Jadilah setiap orang yang menyeberang harus melewati bawah tangga dengan menyeberangi dua ruas jalan dari arah Semanggi ke Blok M dan sebaliknya.
Zaskia Renata, 29, yang juga terlihat tergopoh-gopoh menyeberang jalan, mengaku kesal dengan sarana umum yang dibiarkan buntung. "Saya pernah mau ditabrak mobil, entah sopirnya buru-buru atau ngantuk. Dia enggak lihat tangan saya memberi isyarat mau menyeberang," paparnya.
Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKB Budiyanto mengaku sudah mengusulkan ke Pemprov DKI supaya segera memperbaiki JPO buntung. "Kami juga menunggu diperbaiki, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda," tutur dia.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, Polantas ditugaskan membantu masyarakat yang memilih menyeberang lewat tempat tersebut. "Tugas kami memberikan pelayanan. Kami bantu siapa pun yang terpaksa menyeberang di sana," jelas dia.
medcom.id, Jakarta: Langkah Dewanti, 33, maju-mundur saat hendak menyeberangi dua ruas Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, tidak jauh dari Simpang Susun Semanggi (SSS). Laju mobil yang kencang membuatnya ngeri untuk memantapkan langkah menyeberangi menuju tempat suaminya menunggu di seberang jalan.
Dewanti butuh waktu setidaknya 10 menit untuk mengumpulkan keberanian melewati laju kendaraan yang tidak pernah putus itu. Wanita yang bekerja di salah satu toko di lingkungan Polda Metro Jaya itu akhirnya tiba di seberang diiringi suara klakson kendaraan.
Ibu dua anak itu mengeluhkan sarana jembatan penyeberangan orang (JPO) depan pintu sisi barat Polda Metro Jaya yang tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jembatan yang mengarah ke Gelora Bung Karno tersebut sangat dibutuhkan pejalan kaki yang akan menuju arah Slipi, Grogol, Tanah Abang, bahkan Tangerang.
"Saya sangat membutuhkan jembatan ini. Banyak karyawan SCBD (Sudirman Central Business District) dan perkantoran lainnya yang menggunakan jembatan ini untuk menyeberang saat pulang kantor. Soalnya, dekat pintu Senayan itulah angkutan kota menunggu," tutur Dewanti, Jumat 28 September 2017.
Jembatan buntung yang terdampak proyek mass rapid transit (MRT) itu, sudah dua tahun menganggur. Jembatan hanya bisa digunakan warga untuk menuju halte TransJakarta. Sementara itu, pengguna yang berada di seberang terpaksa mempertaruhkan nyawa dengan berlari untuk melewati jalan protokol.
Menurut Dewanti, sebenarnya ada pintu kecil menuju ke dekat halte Trans-Jakarta, tetapi digembok. Jadilah setiap orang yang menyeberang harus melewati bawah tangga dengan menyeberangi dua ruas jalan dari arah Semanggi ke Blok M dan sebaliknya.
Zaskia Renata, 29, yang juga terlihat tergopoh-gopoh menyeberang jalan, mengaku kesal dengan sarana umum yang dibiarkan buntung. "Saya pernah mau ditabrak mobil, entah sopirnya buru-buru atau ngantuk. Dia enggak lihat tangan saya memberi isyarat mau menyeberang," paparnya.
Kepala Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKB Budiyanto mengaku sudah mengusulkan ke Pemprov DKI supaya segera memperbaiki JPO buntung. "Kami juga menunggu diperbaiki, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda," tutur dia.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, Polantas ditugaskan membantu masyarakat yang memilih menyeberang lewat tempat tersebut. "Tugas kami memberikan pelayanan. Kami bantu siapa pun yang terpaksa menyeberang di sana," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)