Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kemampuan tes atau testing rate virus korona (covid-19) Ibu Kota empat kali lipat lebih banyak dari persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Standar yang dimaksud minimal testing 1.000 orang per satu juta penduduk.
"Kita setara (kemampuan testing-nya) dengan kota-kota maju dunia. Dengan Singapura, Jepang. Kita setara karena kita empat kali lipat," kata Anies di acara peresmian Pusat Layanan Masyarakat, Polres Metro Jakarta Utara, Kamis, 23 Juli 2020.
Anies menyebut hasil temuan positif covid-19 di bawah lima persen dapat dinyatakan aman. Sebaliknya, bila angka positif di atas lima persen maka daerah tersebut belum aman.
Tingkat positif atau positivity rate covid-19 memiliki ambang batas yang ditentukan WHO sebesar lima persen. Sementara, positivity rate di Jakarta berada di angka 5,2 persen atau belum aman.
"Dikatakan aman juga tidak, tapi di ambang batas. Kita sedikit di atas ambang batas. Sementara Indonesia (berada di angka) 12,1 persen," ujar Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Baca: Pimpinan DPR Sebut Penghapusan Pengumuman Covid-19 Beri Ketenangan
Anies membeberkan jumlah testing polymerase chain reaction (PCR) untuk deteksi kasus baru di Jakarta mencapai 338.531 dari 759.626 testing di Indonesia. Artinya, Jakarta menyumbang jumlah testing hampir setengah-nya tes seluruh Indonesia.
"Kalau Jakarta dikeluarkan dari total testing nasional, positivity rate nasional menjadi 17,6 persen. Kita harus pertahankan ini sambil berharap nanti daerah lain bisa mengendalikan wabahnya," kata dia.
Dia meminta publik melihat penambahan kasus positif mencapai 400 kasus tersebut secara menyeluruh. Yakni, berdasar atas testing rate yang dilakukan Pemprov DKI.
"Sayangnya selama ini kita selalu mengatakan hari ini tambah 400 (kasus), hari ini tambah 200 (kasus). Padahal 400 dari 10.000 testing itu hanya empat persen, tapi kalau 400 dari 1.000 testing itu namanya 40 persen. Nah kita lupa melihat persentasenya," ujar Anies.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kemampuan tes atau testing
rate virus korona (covid-19) Ibu Kota empat kali lipat lebih banyak dari persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Standar yang dimaksud minimal testing 1.000 orang per satu juta penduduk.
"Kita setara (kemampuan
testing-nya) dengan kota-kota maju dunia. Dengan Singapura, Jepang. Kita setara karena kita empat kali lipat," kata Anies di acara peresmian Pusat Layanan Masyarakat, Polres Metro Jakarta Utara, Kamis, 23 Juli 2020.
Anies menyebut hasil temuan positif covid-19 di bawah lima persen dapat dinyatakan aman. Sebaliknya, bila angka positif di atas lima persen maka daerah tersebut belum aman.
Tingkat positif atau
positivity rate covid-19 memiliki ambang batas yang ditentukan WHO sebesar lima persen. Sementara,
positivity rate di Jakarta berada di angka 5,2 persen atau belum aman.
"Dikatakan aman juga tidak, tapi di ambang batas. Kita sedikit di atas ambang batas. Sementara Indonesia (berada di angka) 12,1 persen," ujar Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Baca:
Pimpinan DPR Sebut Penghapusan Pengumuman Covid-19 Beri Ketenangan
Anies membeberkan jumlah testing
polymerase chain reaction (PCR) untuk deteksi kasus baru di Jakarta mencapai 338.531 dari 759.626 testing di Indonesia. Artinya, Jakarta menyumbang jumlah
testing hampir setengah-nya tes seluruh Indonesia.
"Kalau Jakarta dikeluarkan dari total testing nasional,
positivity rate nasional menjadi 17,6 persen. Kita harus pertahankan ini sambil berharap nanti daerah lain bisa mengendalikan wabahnya," kata dia.
Dia meminta publik melihat penambahan kasus positif mencapai 400 kasus tersebut secara menyeluruh. Yakni, berdasar atas
testing rate yang dilakukan Pemprov DKI.
"Sayangnya selama ini kita selalu mengatakan hari ini tambah 400 (kasus), hari ini tambah 200 (kasus). Padahal 400 dari 10.000 testing itu hanya empat persen, tapi kalau 400 dari 1.000 testing itu namanya 40 persen. Nah kita lupa melihat persentasenya," ujar Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)