Jakarta: Istilah pembatasan sosial berskala besar PSBB total (PSBB total) melambung tak lama setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan Jakarta akan memberlakukan kembali pengetatan PSBB. Istilah itu diramaikan oleh media online tak lama setelah Anies mengumumkan pengetatan PSBB pada Rabu, 9 September lalu.
PSBB total atau lebih tepatnya pengetatan PSBB diberlakukan kembali oleh Anies karena DKI ingin mengendalikan penambahan kasus covid-19. Anies berharap PSBB jilid II yang diberlakukan pada 14 hingga 25 September ini efektif menekan penyebaran virus korona.
Lantas, kenapa sekonyong-konyong banyak media menggunakan istilah PSBB total? Penganalisis media sosial, Drone Emprit, mencoba menjelaskannya melalui data yang diunggah di laman Twitter, Ismail Fahmi, founder Drone Emprit.
Tren penggunaan istilah PSBB Total. Sumber: Drone Emprit
Dipopulerkan oleh CNN Indonesia
Drone Emprit mencatat istilah PSBB total pertama kali digaungkan oleh CNN Indonesia pada Rabu, 9 September 2020 pukul 19:58 WIB. Istilah ini lantas diikuti CNBC Indonesia (20:06) dan hampir sebagian besar media online, tak terkecuali Medcom.id.
"Artikel dari CNN Indonesia ini menggunakan istilah "PSBB Total" dalam judulnya. Namun, tidak ada satu pun dalam body berita pernyataan baik langsung maupun tidak langsung yang menggunakan istilah ini," demikian cuit akun @ismailfahmi.
Catatan Drone Emprit, ada enam media paling banyak menggunakan istilah PSBB total. Keenam media itu adalah CNBC Indonesia, CNN Indonesia, Republika Online, Detik.com, Antaranews, dan Warta Ekonomi.
Berita online terbanyak menggunakan istilah 'PSBB total'. Sumber: Drone Emprit
Didengungkan influencer
Drone Emprit juga memotret pendengung atau influencer yang paling banyak memopulerkan frasa PSBB total. Tercatat ada lima influencers yang paling sering, yakni @CNNIndonesia dengan 11.109 engagements, diikuti @kleponwajik (1.614 engagements), @kabarpolitik (1.273 engagements), @eko_kuntadhi (1.032 engagements), dan @tubirfess (986 engagements).
Pengamatan Drone Emprit, total ada 60 influencers di Twitter yang memopulerkan frasa ini. "Narasi yang paling banyak di-retweet adalah dari @CNNIndonesia," kata Ismail.
Influencer terbanyak yang memopulerkan istilah PSBB Total. Sumber: Drone Emprit
Bermula dari kegusaran Doni Monardo
Istilah PSBB Total sempat membuat gusar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Menurutnya, media salah kaprah menggunakan istilah itu. Apalagi Anies Baswedan tak pernah menggunakan istilah itu saat mengumumkan kembali pengetatan PSBB pada 9 September maupun pada pidato keduanya pada 13 September lalu.
"Saya mohon bantuan teman-teman, terutama kawan media. Pak Anies tidak pernah menyebutkan PSBB total," kata Doni melalui streaming YouTube BNPB Indonesia, Minggu, 13 September 2020.
Baca: Anies Butuh Pengantar 15 Menit Sampai pada Keputusan PSBB Lagi
Dalam pidato pada 9 September Anies hanya menyebutkan, "kita akan menarik rem darurat. Kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti masa awal pandemi. Bukan PSBB transisi, tapi PSBB sebagaimana masa dulu. Ini rem darurat yang kita tarik." Istilah 'rem darurat' ini merujuk pada janjinya saat mengumumkan PSBB transisi atau pelonggaran PSBB pada 5 Juli lalu.
Saat itu, Anies tak segan-segan memberlakukan PSBB lagi atau dalam istilahnya 'menarik rem darurat' jika sewaktu-waktu pengendalian wabah covid-19 tak terkendali. Media online lantas menerjemahkan penarikan kembali rem darurat itu dengan istilah 'PSBB Total'.
"Sebuah pemberitaan yang pertama muncul dari sebuah media ternyata dengan sangat cepat bisa direplikasi oleh media-media lain secara masif, tanpa ada crosscheck atas headline dan istilah yang bikin kontroversi," demikian simpulan analisis Drone Emprit dari kasus ini.
Jakarta: Istilah pembatasan sosial berskala besar
PSBB total (PSBB total) melambung tak lama setelah Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan menyatakan Jakarta akan memberlakukan kembali pengetatan PSBB. Istilah itu diramaikan oleh media
online tak lama setelah Anies mengumumkan
pengetatan PSBB pada Rabu, 9 September lalu.
PSBB total atau lebih tepatnya pengetatan PSBB diberlakukan kembali oleh Anies karena DKI ingin mengendalikan penambahan kasus
covid-19. Anies berharap PSBB jilid II yang diberlakukan pada 14 hingga 25 September ini efektif menekan penyebaran virus korona.
Lantas, kenapa sekonyong-konyong banyak media menggunakan istilah PSBB total? Penganalisis media sosial, Drone Emprit, mencoba menjelaskannya melalui data yang diunggah di laman Twitter, Ismail Fahmi, founder Drone Emprit.
Tren penggunaan istilah PSBB Total. Sumber: Drone Emprit
Dipopulerkan oleh CNN Indonesia
Drone Emprit mencatat istilah PSBB total pertama kali digaungkan oleh
CNN Indonesia pada Rabu, 9 September 2020 pukul 19:58 WIB. Istilah ini lantas diikuti
CNBC Indonesia (20:06) dan hampir sebagian besar media
online, tak terkecuali
Medcom.id.
"Artikel dari CNN Indonesia ini menggunakan istilah "PSBB Total" dalam judulnya. Namun, tidak ada satu pun dalam
body berita pernyataan baik langsung maupun tidak langsung yang menggunakan istilah ini," demikian cuit akun @ismailfahmi.
Catatan Drone Emprit, ada enam media paling banyak menggunakan istilah PSBB total. Keenam media itu adalah
CNBC Indonesia,
CNN Indonesia,
Republika Online,
Detik.com,
Antaranews, dan
Warta Ekonomi.
Berita online terbanyak menggunakan istilah 'PSBB total'. Sumber: Drone Emprit
Didengungkan influencer
Drone Emprit juga memotret pendengung atau
influencer yang paling banyak memopulerkan frasa PSBB total. Tercatat ada lima
influencers yang paling sering, yakni @CNNIndonesia dengan 11.109
engagements, diikuti @kleponwajik (1.614
engagements), @kabarpolitik (1.273
engagements), @eko_kuntadhi (1.032
engagements), dan @tubirfess (986
engagements).
Pengamatan Drone Emprit, total ada 60
influencers di Twitter yang memopulerkan frasa ini. "Narasi yang paling banyak di-
retweet adalah dari @CNNIndonesia," kata Ismail.
Influencer terbanyak yang memopulerkan istilah PSBB Total. Sumber: Drone Emprit
Bermula dari kegusaran Doni Monardo
Istilah PSBB Total sempat membuat gusar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Menurutnya, media salah kaprah menggunakan istilah itu. Apalagi Anies Baswedan tak pernah menggunakan istilah itu saat mengumumkan kembali pengetatan PSBB pada 9 September maupun pada pidato keduanya pada 13 September lalu.
"Saya mohon bantuan teman-teman, terutama kawan media. Pak Anies tidak pernah menyebutkan PSBB total," kata Doni melalui
streaming YouTube BNPB Indonesia, Minggu, 13 September 2020.
Baca:
Anies Butuh Pengantar 15 Menit Sampai pada Keputusan PSBB Lagi
Dalam pidato pada 9 September Anies hanya menyebutkan, "kita akan menarik rem darurat. Kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti masa awal pandemi. Bukan PSBB transisi, tapi PSBB sebagaimana masa dulu. Ini rem darurat yang kita tarik." Istilah 'rem darurat' ini merujuk pada janjinya saat mengumumkan PSBB transisi atau pelonggaran PSBB pada 5 Juli lalu.
Saat itu, Anies tak segan-segan memberlakukan PSBB lagi atau dalam istilahnya 'menarik rem darurat' jika sewaktu-waktu pengendalian wabah covid-19 tak terkendali. Media
online lantas menerjemahkan penarikan kembali rem darurat itu dengan istilah 'PSBB Total'.
"Sebuah pemberitaan yang pertama muncul dari sebuah media ternyata dengan sangat cepat bisa direplikasi oleh media-media lain secara masif, tanpa ada
crosscheck atas
headline dan istilah yang bikin kontroversi," demikian simpulan analisis Drone Emprit dari kasus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)