medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI menargetkan membangun 44 rumah sakit umum kecamatan (RSUK). Jumlah itu tersebar di hampir seluruh kecamatan di Ibu Kota.
Pembangunan RSUK salah satunya bertujuan mengurangi membludaknya pasien di puskesmas. Namun, kehadiran RSUK dikhawatirkan berdampak pada berkurangnya pemanfaatan puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan.
Kepala Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur, Winarto, menyatakan, kehadiran RSUK tidak serta merta memengaruhi pemanfaatan puskesmas. Minat warga berobat ke puskesmas tetap ramai kendati ada RSUK.
"Kalau melihat animo tetap ramai. Kayak di Ciracas, ada satu RSUK Ciracas, kalau yang jauh dari RSUK biasanya berobat ke puskesmas dulu," kata Winarto kepada Metrotvnews.com, Rabu (18/1/2017).
Lagipula, menurut Kepala Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Junaidah, sifat RSUK dan puskesmas, relatif beda. RSUK bukanlah untuk pelayanan dasar. Warga yang berobat di RSUK harus ada rujukan dari puskesmas.
"Jadi yang bisa dilayani di puskesmas, tidak akan kita rujuk ke RSUK," kata Junaidah kepada Metrotvnews.com.
Kemudian, lanjut Junaidah, konsep pelayanan puskesmas mencakup wilayah. Puskesmas bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di daerahnya masing-masing.
"Berbeda dengan RS, mereka hanya bertanggungjawab untuk melayani atau mengobati masyarakat yang sakit datang berobat, sampai sembuh dan pulang," ujar Junaidah.
Kepala Kepegawaian Puskesmas Kebayoran Lama, Sarwo Edi juga segendang seirama. Menurut dia, posisi puskesmas bakal tetap jadi yang paling dasar dalam pelayanan kesehatan warga DKI.
"RSUK ini justru kepanjangan tangan puskesmas. Selama ini kan misalnya harus oper ke rumah sakit besar. Nah dengan RSUK ini, langsung kita rujuk ke RSUK," kata Sarwo.
Soal mekanisme rujukan, kata Sarwo, biasanya punya jangka waktu hingga sebulan. Setelah itu, surat rujukan masih bisa diperpanjang.
Sampai saat ini, Pemprov DKI punya 22 RSUK. Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto mengatakan, tahun ini pihaknya tengah membangun lima RSUK baru.
"Jadi 27. Sisanya kita bangun tahun depan," kata Koesmedi saat peresmian RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
medcom.id, Jakarta: Pemprov DKI menargetkan membangun 44 rumah sakit umum kecamatan (RSUK). Jumlah itu tersebar di hampir seluruh kecamatan di Ibu Kota.
Pembangunan RSUK salah satunya bertujuan mengurangi membludaknya pasien di puskesmas. Namun, kehadiran RSUK dikhawatirkan berdampak pada berkurangnya pemanfaatan puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan.
Kepala Puskesmas Ciracas, Jakarta Timur, Winarto, menyatakan, kehadiran RSUK tidak serta merta memengaruhi pemanfaatan puskesmas. Minat warga berobat ke puskesmas tetap ramai kendati ada RSUK.
"Kalau melihat animo tetap ramai. Kayak di Ciracas, ada satu RSUK Ciracas, kalau yang jauh dari RSUK biasanya berobat ke puskesmas dulu," kata Winarto kepada Metrotvnews.com, Rabu (18/1/2017).
Lagipula, menurut Kepala Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Junaidah, sifat RSUK dan puskesmas, relatif beda. RSUK bukanlah untuk pelayanan dasar. Warga yang berobat di RSUK harus ada rujukan dari puskesmas.
"Jadi yang bisa dilayani di puskesmas, tidak akan kita rujuk ke RSUK," kata Junaidah kepada Metrotvnews.com.
Kemudian, lanjut Junaidah, konsep pelayanan puskesmas mencakup wilayah. Puskesmas bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di daerahnya masing-masing.
"Berbeda dengan RS, mereka hanya bertanggungjawab untuk melayani atau mengobati masyarakat yang sakit datang berobat, sampai sembuh dan pulang," ujar Junaidah.
Kepala Kepegawaian Puskesmas Kebayoran Lama, Sarwo Edi juga segendang seirama. Menurut dia, posisi puskesmas bakal tetap jadi yang paling dasar dalam pelayanan kesehatan warga DKI.
"RSUK ini justru kepanjangan tangan puskesmas. Selama ini kan misalnya harus oper ke rumah sakit besar. Nah dengan RSUK ini, langsung kita rujuk ke RSUK," kata Sarwo.
Soal mekanisme rujukan, kata Sarwo, biasanya punya jangka waktu hingga sebulan. Setelah itu, surat rujukan masih bisa diperpanjang.
Sampai saat ini, Pemprov DKI punya 22 RSUK. Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Priharto mengatakan, tahun ini pihaknya tengah membangun lima RSUK baru.
"Jadi 27. Sisanya kita bangun tahun depan," kata Koesmedi saat peresmian RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)