medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak yakin ada sosok 'Rustam' lain di lingkungan pejabat DKI. Kalaupun ada, pria yang akrab disapa Ahok ini mengaku tak masalah. Sebab dia sudah pernah mendapat gertakan ancaman mundur dari anak buahnya.
Rustam yang dimaksud Ahok adalah Wali Kota Jakarta Utara. Rustam mengundurkan diri karena kinerjanya dianggap tidak maksimal oleh atasan. Ahok bahkan menuding Rustam bersekongkol dengan bakal calon gubernur DKI Yusril Ihza Mahendra.
Ahok bercerita, gertakan dari anak buah itu terjadi saat ia masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Karena berwatak keras, Ahok pernah diancam anak buahnya jika memecat Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta, Novrizal.
Tidak disangka, ancaman itu membawa-bawa PNS. Bila Ahok memecat Novrizal, para PNS yang lain akan ikut mundur. Akhirnya Novrizal menyatakan mundur dari jabatannya pada awal Desember 2013.
"Pertama kali memecat saya diancam, kalau saya mecat orang di Dinas Perumahan semua eselon II mundur. Tapi nyatanya enggak mundur?" kata Ahok di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Mawar, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (26/4/2016).
Pemecatan dan pengunduran diri pejabat pun dianggap Ahok sebagai ajang pembuktian. Salah satunya saat Kepala Dinas Tata Air, Tri Djoko Sri Margianto, mundur karena alasan mengatasi banjir di DKI adalah hal yang mustahil.
Padahal, menurut Ahok, pembenahan banjir hanya satu teori: pembenahan 1.086 saluran yang menghubungkan 13 sungai. Saat Ahok mengganti Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Air dengan Teguh Hendarwan, Ahok mengklaim teorinya terbukti. Ahok bilang Teguh berhasil mengurangi banjir dengan konsisten memperbaiki saluran air di Ibu Kota.
"Kamu lihat saja Matraman tenggelam banyak enggak? Jakarta barat tenggelam enggak? Enggak!" tegas Ahok.
Karena itu, Ahok mengaku tak ambil pusing kalaupun ada anak buah yang maun mundur karena ritme kerja yang dia ciptakan. Keputusan mundur atau tidak tetap berada pada tangan masing-masing wali kota di Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak yakin ada sosok 'Rustam' lain di lingkungan pejabat DKI. Kalaupun ada, pria yang akrab disapa Ahok ini mengaku tak masalah. Sebab dia sudah pernah mendapat gertakan ancaman mundur dari anak buahnya.
Rustam yang dimaksud Ahok adalah Wali Kota Jakarta Utara. Rustam mengundurkan diri karena kinerjanya dianggap tidak maksimal oleh atasan. Ahok bahkan menuding Rustam bersekongkol dengan bakal calon gubernur DKI Yusril Ihza Mahendra.
Ahok bercerita, gertakan dari anak buah itu terjadi saat ia masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Karena berwatak keras, Ahok pernah diancam anak buahnya jika memecat Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta, Novrizal.
Tidak disangka, ancaman itu membawa-bawa PNS. Bila Ahok memecat Novrizal, para PNS yang lain akan ikut mundur. Akhirnya Novrizal menyatakan mundur dari jabatannya pada awal Desember 2013.
"Pertama kali memecat saya diancam, kalau saya mecat orang di Dinas Perumahan semua eselon II mundur. Tapi nyatanya enggak mundur?" kata Ahok di Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Mawar, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (26/4/2016).
Pemecatan dan pengunduran diri pejabat pun dianggap Ahok sebagai ajang pembuktian. Salah satunya saat Kepala Dinas Tata Air, Tri Djoko Sri Margianto, mundur karena alasan mengatasi banjir di DKI adalah hal yang mustahil.
Padahal, menurut Ahok, pembenahan banjir hanya satu teori: pembenahan 1.086 saluran yang menghubungkan 13 sungai. Saat Ahok mengganti Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Air dengan Teguh Hendarwan, Ahok mengklaim teorinya terbukti. Ahok bilang Teguh berhasil mengurangi banjir dengan konsisten memperbaiki saluran air di Ibu Kota.
"Kamu lihat saja Matraman tenggelam banyak enggak? Jakarta barat tenggelam enggak? Enggak!" tegas Ahok.
Karena itu, Ahok mengaku tak ambil pusing kalaupun ada anak buah yang maun mundur karena ritme kerja yang dia ciptakan. Keputusan mundur atau tidak tetap berada pada tangan masing-masing wali kota di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)