Jakarta: Pundit sepak bola Tanah Air, Kesit Budi Handoyo, dipastikan maju sebagai calon Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta Raya (PWI Jaya) pada pemilihan 25 April 2024 mendatang.
Hal ini dikatakan Bung Kesit, sapaan akrabnya di layar kaca, saat bertemu Medcom.id, di salah satu gerai cepat saji di Kota Depok, Jawa Barat, Ahad 24 Maret 2024 malam.
Pengalamannya selama 30 tahun lebih di bidang jurnalistik, khususnya olahraga, dan jaringannya yang luas, serta hubungannya yang baik antar sesama wartawan, membuat jebolan Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Lenteng Agung (LA) Jakarta Selatan ini, optimistis maju untuk menjadi orang nomor satu di organisasi PWI Jaya.
Kesit yang sejak tahun 2000 mulai aktif sebagai pundit sepak bola untuk menganalisa langsung pertandingan sepak bola internasional dan nasional di layar kaca ini, merasa sudah saatnya dirinya maju mengikuti pemilihan Ketum PWI Jaya untuk periode 2024--2029.
Di PWI Jaya, Kesit yang juga pernah menduduki posisi Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) DKI Jakarta selama dua periode (2004-2009, 2009-2011) ini bukanlah orang baru.
Tercatat, Kesit yang bergabung sejak tahun 1997, pernah menjabat sebagai wakil sekretaris pada periode 2014-2019. Tahun 2019 hingga 2023 jabatan Kesit naik menjadi Sekretaris PWI Jaya. Terakhir, sejak 2023 hingga Maret 2024 dirinya menjadi Plt Ketua PWI Jaya.
Kesit yang pernah membidani lahirnya sejumlah media, salah satu yang fenomenal adalah Harian Sepak Bola TopSkor di 2005, mempunyai misi yang salah satunya adalah mengajak wartawan bergabung di organisasi profesi seperti PWI dan sebagainya. Tujuannya membedakan wartawan dengan orang biasa di era medsos, yang bisa seperti wartawan dalam mewartakan informasi.
"Di zaman digital dan medsos ini, setiap orang bisa mewartakan sesuatu atau informasi dengan mudah di sejumlah platform (whatsApp, facebook, instagram, twitter dan lain-lain, red). Hanya saja bila terjadi misinformasi dan berdampak sosial, ini akan merugikan si pemberi informasi tersebut dan bisa terjerat kasus hukum," jelas Kesit.
"Jika tergabung di organisasi profesi, minimal si wartawan mengetahui kode etik, tahu mana yang boleh dan tidak boleh diinfromasikan, hoax atau bukan. Seandainya ada kasus hukum yang menimpa si wartawan, minimal PWI bisa membantu menyelesaikan," kata pria kelahiran Jakarta, 57 tahun silam tersebut.
"Silakan saja mau bergabung di organisasi profesi wartawan yang mana. Ada PWI, ada Aliansi Jurnalis Independen (AJI) atau Ikatan Jurnalis Televisi (IJTV) setahu saya."
Jika terpilih, Kesit meminta untuk wartawan yang bekerja di media biasa (media kecil), maupun para jurnalis atau wartawan dari media besar atau mainstream ikut juga mendaftar ke PWI.
"Di PWI, pertama kali mendaftar adalah menjadi anggota muda. Setelah dua tahun, keanggotaannya bisa diperpanjang atau statusnya naik menjadi anggota biasa. Syaratnya anggota biasa adalah mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW)," ujar Kesit, yang juga menjadi asesor (penguji) di setiap kegiatan UKW itu.
"Intinya, menjadi wartawan itu syaratnya harus memiliki latar belakang pengetahuan di bidang tersebut dan media tempatnya berkerja juga terdaftar di Dewan Pers."
Sampai saat ini, dukungan untuk Kesit untuk menjadi orang nomor 1 di organisasi wartawan pertama di Indonesia ini terus mengalir.
Beberapa hari sebelumnya, sejumlah wartawan senior berlatar belakang di bidang politik, hukum, hiburan, olahraga, serta sejumlah profesi lainnya menyatakan dukungannya langsung kepada Kesit pada acara buka puasa bersama di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, yang diinisiasi Mbah Coco, salah satu mentor Kesit saat awal-awal liputan internasional.
Pada kesempatan itu, Kesit yang pernah meliput sejumlah event besar olahraga seperti kejuaraan sepak bola Eropa (Piala Eropa), Liga Champions Eropa, Piala Tiger, maupun multievent seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade, menyatakan kesiapannya. Banyak pihak berharap Kesit melakukan terobosan brilian demi marwah wartawan di zaman informasi yang serba cepat ini.
"In Sya Allah saya siap dan dukungan untuk saya terus mengalir," pungkasnya seraya optimistis akan mendapat dukungan mayoritas pemilik suara sah dalam pemilihan nanti.
Jakarta: Pundit
sepak bola Tanah Air, Kesit Budi Handoyo, dipastikan maju sebagai calon Ketua Persatuan
Wartawan Indonesia Jakarta Raya (PWI Jaya) pada pemilihan 25 April 2024 mendatang.
Hal ini dikatakan Bung Kesit, sapaan akrabnya di layar kaca, saat bertemu Medcom.id, di salah satu gerai cepat saji di Kota Depok, Jawa Barat, Ahad 24 Maret 2024 malam.
Pengalamannya selama 30 tahun lebih di bidang jurnalistik, khususnya olahraga, dan jaringannya yang luas, serta hubungannya yang baik antar sesama wartawan, membuat jebolan Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Lenteng Agung (LA) Jakarta Selatan ini, optimistis maju untuk menjadi orang nomor satu di organisasi PWI Jaya.
Kesit yang sejak tahun 2000 mulai aktif sebagai pundit sepak bola untuk menganalisa langsung pertandingan sepak bola internasional dan nasional di layar kaca ini, merasa sudah saatnya dirinya maju mengikuti pemilihan Ketum PWI Jaya untuk periode 2024--2029.
Di PWI Jaya, Kesit yang juga pernah menduduki posisi Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) DKI Jakarta selama dua periode (2004-2009, 2009-2011) ini bukanlah orang baru.
Tercatat, Kesit yang bergabung sejak tahun 1997, pernah menjabat sebagai wakil sekretaris pada periode 2014-2019. Tahun 2019 hingga 2023 jabatan Kesit naik menjadi Sekretaris PWI Jaya. Terakhir, sejak 2023 hingga Maret 2024 dirinya menjadi Plt Ketua PWI Jaya.
Kesit yang pernah membidani lahirnya sejumlah media, salah satu yang fenomenal adalah Harian Sepak Bola TopSkor di 2005, mempunyai misi yang salah satunya adalah mengajak wartawan bergabung di organisasi profesi seperti PWI dan sebagainya. Tujuannya membedakan wartawan dengan orang biasa di era medsos, yang bisa seperti wartawan dalam mewartakan informasi.
"Di zaman digital dan medsos ini, setiap orang bisa mewartakan sesuatu atau informasi dengan mudah di sejumlah
platform (whatsApp, facebook, instagram, twitter dan lain-lain, red). Hanya saja bila terjadi misinformasi dan berdampak sosial, ini akan merugikan si pemberi informasi tersebut dan bisa terjerat kasus hukum," jelas Kesit.
"Jika tergabung di organisasi profesi, minimal si wartawan mengetahui kode etik, tahu mana yang boleh dan tidak boleh diinfromasikan,
hoax atau bukan. Seandainya ada kasus hukum yang menimpa si wartawan, minimal PWI bisa membantu menyelesaikan," kata pria kelahiran Jakarta, 57 tahun silam tersebut.
"Silakan saja mau bergabung di organisasi profesi wartawan yang mana. Ada PWI, ada Aliansi Jurnalis Independen (AJI) atau Ikatan Jurnalis Televisi (IJTV) setahu saya."
Jika terpilih, Kesit meminta untuk wartawan yang bekerja di media biasa (media kecil), maupun para jurnalis atau wartawan dari media besar atau mainstream ikut juga mendaftar ke PWI.
"Di PWI, pertama kali mendaftar adalah menjadi anggota muda. Setelah dua tahun, keanggotaannya bisa diperpanjang atau statusnya naik menjadi anggota biasa. Syaratnya anggota biasa adalah mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW)," ujar Kesit, yang juga menjadi asesor (penguji) di setiap kegiatan UKW itu.
"Intinya, menjadi wartawan itu syaratnya harus memiliki latar belakang pengetahuan di bidang tersebut dan media tempatnya berkerja juga terdaftar di Dewan Pers."
Sampai saat ini, dukungan untuk Kesit untuk menjadi orang nomor 1 di organisasi wartawan pertama di Indonesia ini terus mengalir.
Beberapa hari sebelumnya, sejumlah wartawan senior berlatar belakang di bidang politik, hukum, hiburan, olahraga, serta sejumlah profesi lainnya menyatakan dukungannya langsung kepada Kesit pada acara buka puasa bersama di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, yang diinisiasi Mbah Coco, salah satu mentor Kesit saat awal-awal liputan internasional.
Pada kesempatan itu, Kesit yang pernah meliput sejumlah event besar olahraga seperti kejuaraan sepak bola Eropa (Piala Eropa), Liga Champions Eropa, Piala Tiger, maupun multievent seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade, menyatakan kesiapannya. Banyak pihak berharap Kesit melakukan terobosan brilian demi marwah wartawan di zaman informasi yang serba cepat ini.
"In Sya Allah saya siap dan dukungan untuk saya terus mengalir," pungkasnya seraya optimistis akan mendapat dukungan mayoritas pemilik suara sah dalam pemilihan nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RIZ)