Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui pengguna program One Karcis One Trip (OK Otrip) masih rendah. Penggunanya tak mencapai lima ribu orang.
Sandi menyebut sejatinya banyak sekali pengguna yang terbantu dengan OK Otrip. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memerlukan masukan dari masyarakat soal program ini.
"Untuk meningkatkan pelayanan, kita butuh lebih banyak lagi yang menggunakan," kata Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu, 3 Januari 2017.
Menurut dia, Pemprov DKI membutuhkan dorongan dan sosialisasi yang lebih baik untuk OK Otrip. Dia akan mendorong sosialisi untuk memperkenalkan OK Otrip di kalangan masyarakat.
"Jadi kita ingin agar periode uji coba ini banyak yang menggunakan supaya banyak masukan-masukan agar bisa melakukan perbaikan," tandas Sandi.
Pada 13 Desember 2017, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan OK Otrip. Dengan program integrasi transportasi ini, pelanggan cukup membayar ongkos Rp5 ribu untuk satu kali perjalanan walau berganti moda transportasi dari angkutan kota, bus sedang, hingga bus TransJakarta.
Baca: OK Otrip Diuji Coba Awal 2018
Layanan integrasi transportasi ini hanya berlaku dalam durasi waktu maksimal tiga jam. Nantinya, manajemen transportasi angkutan jalan di Jakarta akan menjadi satu kesatuan di bawah PT Transportasi Jakarta.
OK-Otrip diuji coba mulai Januari 2018 hingga April. Uji coba dilakukan di empat wilayah kota administrasi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya kawasan Jelambar (Jakarta Barat), kawasan Duren Sawit (Jakarta Timur), kawasan Warakas (Jakarta Utara), kawasan Lebak Bulus (Jakarta Selatan).
Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui pengguna program One Karcis One Trip (OK Otrip) masih rendah. Penggunanya tak mencapai lima ribu orang.
Sandi menyebut sejatinya banyak sekali pengguna yang terbantu dengan OK Otrip. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memerlukan masukan dari masyarakat soal program ini.
"Untuk meningkatkan pelayanan, kita butuh lebih banyak lagi yang menggunakan," kata Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu, 3 Januari 2017.
Menurut dia, Pemprov DKI membutuhkan dorongan dan sosialisasi yang lebih baik untuk OK Otrip. Dia akan mendorong sosialisi untuk memperkenalkan OK Otrip di kalangan masyarakat.
"Jadi kita ingin agar periode uji coba ini banyak yang menggunakan supaya banyak masukan-masukan agar bisa melakukan perbaikan," tandas Sandi.
Pada 13 Desember 2017, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan OK Otrip. Dengan program integrasi transportasi ini, pelanggan cukup membayar ongkos Rp5 ribu untuk satu kali perjalanan walau berganti moda transportasi dari angkutan kota, bus sedang, hingga bus TransJakarta.
Baca: OK Otrip Diuji Coba Awal 2018
Layanan integrasi transportasi ini hanya berlaku dalam durasi waktu maksimal tiga jam. Nantinya, manajemen transportasi angkutan jalan di Jakarta akan menjadi satu kesatuan di bawah PT Transportasi Jakarta.
OK-Otrip diuji coba mulai Januari 2018 hingga April. Uji coba dilakukan di empat wilayah kota administrasi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya kawasan Jelambar (Jakarta Barat), kawasan Duren Sawit (Jakarta Timur), kawasan Warakas (Jakarta Utara), kawasan Lebak Bulus (Jakarta Selatan).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)