Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengultimatum pengelola gedung tinggi yang menyedot air tanah. Dia mengancam menindak mereka bila tak memperbaiki sistem pengelolaan air tanah dan limbah.
Anies menyidak gedung-gedung tinggi di kawasan Sudirman-Thamrin. Dia menjamin pemeriksaan juga akan dilakukan di wilayah lainnya.
"Gedung tinggi inilah yang sering memanfaatkan air dari sumur dalam," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 12 Maret 2018.
Pengelola gedung tinggi diminta memastikan pengelolaan air dan limbah telah dilakukan. Anies menyebut pengelola harus menerapkan sistem zero run off. Artinya, semua air yang digunakan harus kembali ke tanah.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bakal memeriksa lokasi sumur serapan gedung. Pompa air, sumur dalam, instalasi pengelolaan air limbah, dan pipa air akan dicek.
Soal penindakan, lulusan Universitas Gadjah Mada itu belum mau ingin buru-buru. Ia memberikan kesempatan pengelola gedung memperbaiki kesalahan manajemen air.
Baca: Anies: Gedung Tinggi Banyak yang Sedot Air Tanah
"Hari ini adalah pemeriksaan. Sesudah itu kita meminta mereka melakukan perubahan, kita minta melakukan perbaikan dan bila itu tidak jalan maka (baru) akan dilakukan penindakan," ungkap dia.
Anies menilai kerusakan lingkungan akibat penyedotan air dari tanah amat besar. Jika diteruskan, debit air dari dalam tanah akan berkurang drastis. Akibatnya, tinggi permukaan tanah juga akan terus menurun.
"Jadi efeknya penyedotan tanah menurun, penggunaan selesai dibuang keluar. Maka menimbulkan aliran air tambahan yang harus ditanggung masyarakat, harusnya masuk ke tanah. Itu saja dulu," pungkas Anies.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengultimatum pengelola gedung tinggi yang menyedot air tanah. Dia mengancam menindak mereka bila tak memperbaiki sistem pengelolaan air tanah dan limbah.
Anies menyidak gedung-gedung tinggi di kawasan Sudirman-Thamrin. Dia menjamin pemeriksaan juga akan dilakukan di wilayah lainnya.
"Gedung tinggi inilah yang sering memanfaatkan air dari sumur dalam," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 12 Maret 2018.
Pengelola gedung tinggi diminta memastikan pengelolaan air dan limbah telah dilakukan. Anies menyebut pengelola harus menerapkan sistem zero run off. Artinya, semua air yang digunakan harus kembali ke tanah.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bakal memeriksa lokasi sumur serapan gedung. Pompa air, sumur dalam, instalasi pengelolaan air limbah, dan pipa air akan dicek.
Soal penindakan, lulusan Universitas Gadjah Mada itu belum mau ingin buru-buru. Ia memberikan kesempatan pengelola gedung memperbaiki kesalahan manajemen air.
Baca: Anies: Gedung Tinggi Banyak yang Sedot Air Tanah
"Hari ini adalah pemeriksaan. Sesudah itu kita meminta mereka melakukan perubahan, kita minta melakukan perbaikan dan bila itu tidak jalan maka (baru) akan dilakukan penindakan," ungkap dia.
Anies menilai kerusakan lingkungan akibat penyedotan air dari tanah amat besar. Jika diteruskan, debit air dari dalam tanah akan berkurang drastis. Akibatnya, tinggi permukaan tanah juga akan terus menurun.
"Jadi efeknya penyedotan tanah menurun, penggunaan selesai dibuang keluar. Maka menimbulkan aliran air tambahan yang harus ditanggung masyarakat, harusnya masuk ke tanah. Itu saja dulu," pungkas Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)