Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Ejekan Netizen Bagian dari Kritik Terhadap Pemkot Bekasi

Gana Buana • 12 Oktober 2014 14:33

medcom.id, Jakarta: Fenomena di-bully-nya Bekasi di media sosial dinilai adalah sebuah kritik sosial. Kritik tersebut dilakukan netizen yang dikemas dalam bentuk guyonan yang ditujukan untuk pemkot Bekasi.
 
"Ini memang kritik terkait kinerja pemerintahannya, kalau kritiknya keras, justru tidak akan didengar," kata Pakar Perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna, saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (12/10/2014).
 
Menurutnya, asal guyonan itu timbul karena masalah perkotaan yang ada di Kota Bekasi, khususnya masalah tata ruang. Misalnya, dia mencontohkan, banyaknya pembangunan di Kota Bekasi tidak disertai Konsep memadai. Sehingga malah menimbulkan masalah perkotaan yang baru, seperti kemacetan, jalan rusak, banjir bahkan masalah cuaca.

"Lihat saja, mulai dari pembangunan gerbang tol, apartemen, pemukiman, hotel, seolah pemerintahnya lemah dan menuruti permintaan pasar para pengusaha properti," jelasnya.
 
Akibatnya, Kota Bekasi seperti  kota tanpa karakter, dibuat seolah ingin menjadi kota metropolis namun dengan kultur yang belum siap. Paling tidak, sambung Yayat, jika ingin berubah menjadi kota metropolis, Pemerintah kota (Pemkot) Bekasi harus memperbaiki pelayanan terutama pada masyarakat. Dengan mengutamakan kepentingan pengembang property, disini akan tercemin bahwa Pemkot Bekasi lemah dan mengesampingkan hak masyarakat.
 
"Pengembang hanya mengutamakan keuntungan, kalau pemerintah kan harusnya mengutamakan kepentingan masyarakat, dengan kondisi seperti ini pengembang property bertindak seolah sebagai walikota bayangan bagi Kota Bekasi," ungkapnya.
 
Berdasarkan pantauan, sejak beberapa tahun terakhir Kota Bekasi memang tengah berusaha menjadi kota yang berkembang. Dengan banyaknya pembangunan Hotel, Pemukiman dan Apartemen justru membuat Kota Bekasi kehilangan sebagian banyak Ruang Terbuka Hijau (RTH).
 
Buktinya, saat berkunjung ke Bekasi, pemandangan seperti hotel di pinggir batas jalan tol, apartemen di pinggir kali merupakan hal yang biasa ditemui. Mal-mal berjejer seolah berebut pasar penduduk Bekasi yang konon akan bertambah dengan maraknya pemukiman baru.
 
Cluster-cluster bermunculan, sehingga para pengembang mmuat stadarisasi harga tanah di beberapa kampung di Kota Bekasi amat mahal. Belum lagi pembangunan gerbang tol yang berda di antara dua buah mall. "Bekasi saat ini memang banyak RTH, namun dalam artian Rumah Toko dan Hotel (RTH)," imbuhnya.
 
Lebih jauh, Bekasi yang jaraknya hanya sekitar 20 Kilomater dari Jakarta akan terasa amat jauh, dikarenakan warga Kota Bekasi masih enggan menggunakan moda transportasi masal. Sehingga, memicu pertumbukan kendaraan pribadi yang menimbulkan akses menuju dan dari Bekasi macet. "Jika sarana transportasi mendukung tentunya warga Bekasi akan beralih menggunakan sarana tersebut," tuturnya.
 
Tidak sedikit perumahan baru dibangun dengan tidak mempertimbangkan sarana transportasi umum yang lewat. Sehingga masyarakat yang mencoba kredit rumah di daerah tersebut diwajibkan untuk kredit kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. "Ini yang bikin Bekasi macet, infrastruktur di Bekasi gagap menghadapi perkembangan," ungkapnya.
 
Ini lah kemudian, lanjut dia, kritik atas sistim pemerintahan di Kota Bekasi dibuat parodi. Sehingga diharapkan bisa mengubah paradigma mengatur Kota Bekasi. "Ini kan juga cara interaksi antara warga dan pemerintahnya melalui Media Sosial," tukasnya.
 
Dalam beberapa minggu ini, Bekasi menjadi bahan olok-olok di dunia maya oleh para netizen (pengguna media sosial). Netizen di Media Sosial (Medsos) mengolok-olok Bekasi di Instagram (Ig), Twitter, Path bahkan Google+ kerap mem-bully dengan gaya dan bahasa yang humoris.
 
Guyonan tersebut dikemas dengan berbagai cara, mulai sekedar bully-an hingga kritik terhadap pemerintah dan warganya. Misalnya seperti lontaran bahwa Bekasi bukan daerah metropolitan tapi daerah pinggiran, kota butuh perhatian, warganya kampungan, kota tidak terkenal di Indonesia, hingga kota yang jauh dari bumi.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan