medcom.id Jakarta: Meski sering digusur, warga kolong Tol Wiyoto Wiyono Jakarta Utara tetap kembali mendirikan bangunan semi permanen atau bedeng.
Irma (42), salah satu warga mengaku sempat pindah ke rusun yang disediakan Pemerintah Provinsi DK Jakarta setelah rumah miliknya di bawah tol Wiyoto Wiyono digusur. Irma hanya lima bulan bertahan lantaran tak sanggup membayar sewa.
Irma tinggal bersama suami dan tiga orang anaknya. Sebelum digusur, Irma bisa mendapat uang dengan mudah karena berjualan di kolong tol.
(Rumah warga yang kembali tempati kolong Tol Wiyoto Wiyono. Foto: MTVN/Riyan Ferdianto).
Ibu tiga orang anak ini menjelaskan, kepindahannya kembali ke kolong tol karena bisa mendapatkan uang lebih mudah ketimbang tinggal di rusun. Rusun menurutnya tidak ramai pembeli dan susah mendapatkan uang.
"Sebelum saya pindah ke sini, saya di rusun Marunda, saya tidak bisa jualan di sana, tidak bisa dapat uang. Kalau di sini saya bisa jualan dan ramai orang di sini," kata Irma, berbincang kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Jumat 5 Mei 2017
(Baca: Bedeng Kembali Menjamur di Kolong Tol Wiyoto Wiyono)
Irma berharap, gubernur baru bisa lebih memikirkan dan memperhatikan warga di kolong tol Wiyoto Wiyono Jakarta Utara. Dia yakin tidak ada lagi penggusuran.
(Warga tengah memasak di kolong tol. Foto: MTVN/Riyan Ferdianto).
"Mudah-mudahan di zaman Pak Anies nanti tidak ada gusur-menggusur, capek saya mas," tuturnya
(Baca: Penghuni Kolong Tol Wiyoto Wiyono Yakin tidak akan Digusur Anies)
April tahun lalu, puluhan bedeng di kolong tol Wiyoto Wiyono digusur Pemprov DKI. Tak terima dengan penggusuran ini, ratusan warga berdemonstrasi di lokasi penggusuran maupun di gedung DPRD DKI Jakarta. Pemprov DKI yang dipimpin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menggusur bedeng-bedeng itu untuk menata kota.
medcom.id Jakarta: Meski sering digusur, warga kolong Tol Wiyoto Wiyono Jakarta Utara tetap kembali mendirikan bangunan semi permanen atau bedeng.
Irma (42), salah satu warga mengaku sempat pindah ke rusun yang disediakan Pemerintah Provinsi DK Jakarta setelah rumah miliknya di bawah tol Wiyoto Wiyono digusur. Irma hanya lima bulan bertahan lantaran tak sanggup membayar sewa.
Irma tinggal bersama suami dan tiga orang anaknya. Sebelum digusur, Irma bisa mendapat uang dengan mudah karena berjualan di kolong tol.
(Rumah warga yang kembali tempati kolong Tol Wiyoto Wiyono. Foto: MTVN/Riyan Ferdianto).
Ibu tiga orang anak ini menjelaskan, kepindahannya kembali ke kolong tol karena bisa mendapatkan uang lebih mudah ketimbang tinggal di rusun. Rusun menurutnya tidak ramai pembeli dan susah mendapatkan uang.
"Sebelum saya pindah ke sini, saya di rusun Marunda, saya tidak bisa jualan di sana, tidak bisa dapat uang. Kalau di sini saya bisa jualan dan ramai orang di sini," kata Irma, berbincang kepada Metrotvnews.com, Jakarta, Jumat 5 Mei 2017
(Baca:
Bedeng Kembali Menjamur di Kolong Tol Wiyoto Wiyono)
Irma berharap, gubernur baru bisa lebih memikirkan dan memperhatikan warga di kolong tol Wiyoto Wiyono Jakarta Utara. Dia yakin tidak ada lagi penggusuran.
(Warga tengah memasak di kolong tol. Foto: MTVN/Riyan Ferdianto).
"Mudah-mudahan di zaman Pak Anies nanti tidak ada gusur-menggusur, capek saya mas," tuturnya
(Baca:
Penghuni Kolong Tol Wiyoto Wiyono Yakin tidak akan Digusur Anies)
April tahun lalu, puluhan bedeng di kolong tol Wiyoto Wiyono digusur Pemprov DKI. Tak terima dengan penggusuran ini, ratusan warga berdemonstrasi di lokasi penggusuran maupun di gedung DPRD DKI Jakarta. Pemprov DKI yang dipimpin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menggusur bedeng-bedeng itu untuk menata kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)