KRL Commuterline. Foto: Antara/Paramayuda
KRL Commuterline. Foto: Antara/Paramayuda

Ini yang Menyebabkan KRL Jabodetabek Sering Bermasalah

Sri Cahya Lestari • 01 Mei 2016 15:29
medcom.id, Jakarta: Gangguan sinyal dan jarak kedatangan antar kereta yang lama masih menjadi masalah utama KRL Jabodetabek. Gabungnya rel yang digunakan KRL Jabodetabek dengan kereta luar daerah menjadi penyebab masalah commuterline.
 
Direktur Utama  PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) MN Fadil mengatakan, banyak masalah yang terjadi dalam layanan kereta commuter line Jabodetabek. Permasalah tersebut meliputi seringnya gangguan sinyal dan jarak kedatangan antar kereta di stasiun yang kurang cepat.
 
Ia menjelaskan, masalah itu terjadi karena alat persinyalan dan masih bercampurnya jalur KRL dengan jalur kerta jarak jauh. Seperti di Stasiun Manggarai yang kerap terjadi antrean masuk dan keluar KRL.
 
Ia menjelaskan, dari tujuh jalur di Stasiun Manggarai hanya dua jalur yang bisa melayani KRL dari Stasiun Tebet. Sedangkan KRL dari arah bekasi hanya tiga jalur. Kemudian dari arah Cikini KRL tujuan Bogor hanya masuk jalur 6 atau 7, tidak bisa jalur lain karena masalah persinyalan. Ironisnya KRL dari arah Sudirman tujuan Bogor juga hanya bisa menggunakan jalur 6 dan 7. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya antrean.
 
Fadil mengatakan, Stasiun Manggarai rencananya akan dibangun tiga lantai. Namun proyek pengerjaannya diprediksi baru selesai tiga tahun. Pengerjaannya bersamaan dengan double track dari Bekasi. "Kita harus sabar nunggu itu (proses pengerjaan)," katanya.
 
Menurut Fadhil, antrean tersebut bisa berkurang jika proyek pembangunan stasiun sudah rampung. "Bahkan mungkin hilang," ujarnya.
 
Mengenai perbaikan fasilitas dan pelayanan, Fadhil mengatakan, PT KCJ akan menambahkan jumlah kereta, termasuk memperpanjang gerbong dan peron stasiun. PT KCJ telah menambah 120 unit KRL yang dibeli dari Jepang pada tahun 2015. Selanjutnya, pada 2016, PT KCJ akan menambah 60 unit KRL dari Jepang yang datang pada Juni mendatang.
 
Selain penambahan kereta, kata Fadhil, PT KCJ juga menambah vending machine atau loket elektronik. "Sampai akhir tahun, vending machine bertambah 150 unit, yang ditempatkan di beberapa stasiun strategis yang dilihat dari pertumbuhan transaksinya, " katanya.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta commuter line Jabodetabek mengalami peningkatan 24,5 persen.
 
Saat ini rata-rata jumlah penumpamg per hari mencapai 855 ribu orang. Pada tahun 2015, jumlah penumpang rata-rata hanya 737.037 per hari. Target PT KCJ pada 2019, jumlah penumpang mencapai 1,2 juta penumpang setiap harinya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan