medcom.id, Jakarta: Asisten Presiden Direktur XL Hayriantira ternyata diteror sebelum jasadnya ditemukan tewas di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, Kamis 30 Oktober 2014. Pembunuh Rian diduga lebih dari satu orang.
Pengacara Rian, Rivai Kusumanegara, mengatakan, setelah telepon genggam milik Rian ditelusuri, banyak pesan singkat bernada teror sebelum dia meninggal.
"SMS teror itu sampai sekarang kita tidak tahu dari siapa. Bahkan setelah meninggal, HP almarhumah itu dibuat seolah-olah hidup. Terkirim beberapa pesan yang ditujukan pada keluarga yang seolah-olah dibuat oleh almarhumah (Rian). Padahal saat pesan itu dikirim, almarhumah sudah meninggal. Menurut kami pesan ini tidak sederhana yang disimpulkan," kata Rivai di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (10/9/2015).
Rivai tidak terima jika pembunuhan itu dilakukan secara spontan, pasalnya plat mobil milik Rian diganti hingga tiga kali. "Saya menolak keras pembunuhan ini dikatakan spontan. Ini terencana. Contoh, kenapa plat nomor mobil diganti sampai tiga kali," ujarnya.
Keluarga beserta tim penasihat hukum menyatakan kalau pelaku yang membunuh Rian bukan hanya Andi Wahyudi, 38. Dugaan itu makin kuat setelah keluarga beserta tim penasihat hukum menemukan temuan baru.
"Ini bukan pembunuhan tunggal. Terlalu banyak petunjuk yang kami dapatkan. Kami harap Polisi Garut bekerja keras untuk memproses pembunuhan ini tidak dengan pelaku tunggal," kata Koordinator Tim Kuasa Hukum korban, Dwiyanto Prihartono.
Ibunda Rian, Rukmila, 58, mengaku punya firasat kuat anaknya tak hanya dibunuh oleh Andi. “Saya yakin bukan cuma Andi yang bunuh anak saya," kata Rukmila.
Rian dinyatakan hilang sejak November 2014. Keluarga korban berusaha mencari dan akhirnya melapor polisi pada April 2015. Setelah ditelusuri, akhirnya keberadaan Rian diketahui dan dinyatakan dibunuh oleh teman dekatnya, Andi Wahyudi, pada Kamis 30 Oktober 2014 di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat.
medcom.id, Jakarta: Asisten Presiden Direktur XL Hayriantira ternyata diteror sebelum jasadnya ditemukan tewas di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, Kamis 30 Oktober 2014. Pembunuh Rian diduga lebih dari satu orang.
Pengacara Rian, Rivai Kusumanegara, mengatakan, setelah telepon genggam milik Rian ditelusuri, banyak pesan singkat bernada teror sebelum dia meninggal.
"SMS teror itu sampai sekarang kita tidak tahu dari siapa. Bahkan setelah meninggal, HP almarhumah itu dibuat seolah-olah hidup. Terkirim beberapa pesan yang ditujukan pada keluarga yang seolah-olah dibuat oleh almarhumah (Rian). Padahal saat pesan itu dikirim, almarhumah sudah meninggal. Menurut kami pesan ini tidak sederhana yang disimpulkan," kata Rivai di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (10/9/2015).
Rivai tidak terima jika pembunuhan itu dilakukan secara spontan, pasalnya plat mobil milik Rian diganti hingga tiga kali. "Saya menolak keras pembunuhan ini dikatakan spontan. Ini terencana. Contoh, kenapa plat nomor mobil diganti sampai tiga kali," ujarnya.
Keluarga beserta tim penasihat hukum menyatakan kalau pelaku yang membunuh Rian bukan hanya Andi Wahyudi, 38. Dugaan itu makin kuat setelah keluarga beserta tim penasihat hukum menemukan temuan baru.
"Ini bukan pembunuhan tunggal. Terlalu banyak petunjuk yang kami dapatkan. Kami harap Polisi Garut bekerja keras untuk memproses pembunuhan ini tidak dengan pelaku tunggal," kata Koordinator Tim Kuasa Hukum korban, Dwiyanto Prihartono.
Ibunda Rian, Rukmila, 58, mengaku punya firasat kuat anaknya tak hanya dibunuh oleh Andi. “Saya yakin bukan cuma Andi yang bunuh anak saya," kata Rukmila.
Rian dinyatakan hilang sejak November 2014. Keluarga korban berusaha mencari dan akhirnya melapor polisi pada April 2015. Setelah ditelusuri, akhirnya keberadaan Rian diketahui dan dinyatakan dibunuh oleh teman dekatnya, Andi Wahyudi, pada Kamis 30 Oktober 2014 di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)