Jakarta: Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta meyakini inflasi Jakarta pada 2024 semakin terkendali. Hal ini seiring cuaca yang lebih kondusif hingga membaiknya harga pangan di Jakarta.
"Prospek inflasi keseluruhan tahun 2024 diprakirakan semakin terkendali dalam sasaran yang lebih rendah yaitu 2,5 lebih kurang satu persen year on year (yoy)," ujar Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Arlyana Abubakar, di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.
Namun, Arlyana menyebut masih terdapat berbagai risiko yang perlu diwaspadai dan berpotensi dapat meningkatkan tekanan inflasi pada 2024. Baik dari sisi domestik maupun eksternal.
Dari sisi domestik, antara lain potensi kenaikan harga sewa dan kontrak rumah. Serta rencana kenaikan tarif layanan publik.
"Adapun dari sisi eksternal, potensi risiko bersumber dari volatilitas harga komoditas di tengah dinamika geopolitik global yang masih berlanjut," jelas Arlyana.
Adapun tekanan inflasi Jakarta pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri 2024 menurun. Inflasi Jakarta pada April 2024 sebesar 2,11 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 2,18 persen (yoy).
Inflasi Jakarta yang terkendali bersumber dari penurunan harga beberapa komoditas pangan utamanya cabai merah, beras, dan telur ayam ras. Inflasi Jakarta pada April 2024 juga tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah sekitar yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek).
Jakarta:
Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta meyakini
inflasi Jakarta pada 2024 semakin terkendali. Hal ini seiring cuaca yang lebih kondusif hingga membaiknya harga pangan di Jakarta.
"Prospek inflasi keseluruhan tahun 2024 diprakirakan semakin terkendali dalam sasaran yang lebih rendah yaitu 2,5 lebih kurang satu persen
year on year (yoy)," ujar Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Arlyana Abubakar, di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.
Namun, Arlyana menyebut masih terdapat berbagai risiko yang perlu diwaspadai dan berpotensi dapat meningkatkan tekanan inflasi pada 2024. Baik dari sisi domestik maupun eksternal.
Dari sisi domestik, antara lain potensi kenaikan harga sewa dan kontrak rumah. Serta rencana kenaikan tarif layanan publik.
"Adapun dari sisi eksternal, potensi risiko bersumber dari volatilitas harga komoditas di tengah dinamika geopolitik global yang masih berlanjut," jelas Arlyana.
Adapun tekanan inflasi Jakarta pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri 2024 menurun. Inflasi Jakarta pada April 2024 sebesar 2,11 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 2,18 persen (yoy).
Inflasi Jakarta yang terkendali bersumber dari penurunan harga beberapa komoditas pangan utamanya cabai merah, beras, dan telur ayam ras. Inflasi Jakarta pada April 2024 juga tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah sekitar yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)