medcom.id, Jakarta: Kisruh APBD 2015 membuat pembangunan beberapa sekolah di Jakarta mangkrak. Akibatnya, ada sekolah yang harus menitipkan siswa-siswanya mengikuti Ujian Nasional (UN) di sekolah lain.
SMK Negeri 2 Jakarta harus meminjam ruang kelas SMK Negeri 1 Jakarta karena renovasi bangunan sekolah terhenti. "Sekolahnya masih direnovasi jadi ikut di sini (SMK 1)," kata salah satu siswa SMK 2, Naomi, usai mengikuti UN di SMK 1, Jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2015).
Meski menumpang, Naomi tak merasa terganggu harus mengikuti ujian di sekolah lain. "Biasa saja, tidak terganggu," ujarnya.
12 kelas SMK 1 dipergunakan untuk siswa SMK 2 yang mengikuti UN. Berbeda dengan SMK 1 yang menggunakan Computer Based Test (CBT), siswa SMK 2 masih mengikuti UN dengan sistem manual atau <i>Paper Based Test</i> (PBT).
"UN SMK 2 sistemnya masih manual," kata salah satu guru SMK 1, Eko Pujiharso, kepada <i>Metrotvnews.com</i>.
Pihak SMK 1 tak merasa terbebani harus meminjamkan kelas kepada SMK 2. Sebab, ini bukan kali pertama SMK 1 meminjamkan kelas ke sekolah lain.
"Selama ada kelas kosong tidak apa-apa. Ini bukan pertama kali, tahun lalu SMK 54 juga numpang di sini," katanya.
Seperti diketahui, sebanyak 7,3 juta siswa SMA sederajat di seluruh wilayah Indonesia sedang mengikuti UN 2015. UN diselenggarakan tanggal 13-16 April. Sebangak 585 sekolah terverifikasi mengikuti UN berbasis komputer.
medcom.id, Jakarta: Kisruh APBD 2015 membuat pembangunan beberapa sekolah di Jakarta mangkrak. Akibatnya, ada sekolah yang harus menitipkan siswa-siswanya mengikuti Ujian Nasional (UN) di sekolah lain.
SMK Negeri 2 Jakarta harus meminjam ruang kelas SMK Negeri 1 Jakarta karena renovasi bangunan sekolah terhenti. "Sekolahnya masih direnovasi jadi ikut di sini (SMK 1)," kata salah satu siswa SMK 2, Naomi, usai mengikuti UN di SMK 1, Jalan Budi Utomo, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2015).
Meski menumpang, Naomi tak merasa terganggu harus mengikuti ujian di sekolah lain. "Biasa saja, tidak terganggu," ujarnya.
12 kelas SMK 1 dipergunakan untuk siswa SMK 2 yang mengikuti UN. Berbeda dengan SMK 1 yang menggunakan Computer Based Test (CBT), siswa SMK 2 masih mengikuti UN dengan sistem manual atau
Paper Based Test (PBT).
"UN SMK 2 sistemnya masih manual," kata salah satu guru SMK 1, Eko Pujiharso, kepada
Metrotvnews.com.
Pihak SMK 1 tak merasa terbebani harus meminjamkan kelas kepada SMK 2. Sebab, ini bukan kali pertama SMK 1 meminjamkan kelas ke sekolah lain.
"Selama ada kelas kosong tidak apa-apa. Ini bukan pertama kali, tahun lalu SMK 54 juga numpang di sini," katanya.
Seperti diketahui, sebanyak 7,3 juta siswa SMA sederajat di seluruh wilayah Indonesia sedang mengikuti UN 2015. UN diselenggarakan tanggal 13-16 April. Sebangak 585 sekolah terverifikasi mengikuti UN berbasis komputer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)