Ilustrasi. Pedagang menata dagangannya di area Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta. Foto: MI/Arya Manggala.
Ilustrasi. Pedagang menata dagangannya di area Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta. Foto: MI/Arya Manggala.

Pro Kontra Pedagang Terkait Rencana Revitalisasi Blok G Tanah Abang

Dhaifurrakhman Abas • 15 Desember 2017 05:37
Jakarta: PD Pasar Jaya berencana merevitalisasi Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Wacana itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan pedagang Blok G.
 
Hasan, misalnya. Salah satu pedagang di Blok G Tanah Abang itu mengaku setuju. Namun, ia kurang sepakat dengan rencana pemindahan pedagang ke tempat penampungan sementara. 
 
"Daripada PD Pasar Jaya bersusah payah mencarikan tempat penampungan sementara, lebih baik kita dikasih dana mandiri untuk cari tempat sendiri-sendiri," kata Hasan saat berbincang dengan medcom.id di Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis 14 Desember 2017.

Pedagang lainnya, Anggi, terang-terangan tak sepakat soal rencana itu. Khususnya, terkait rencana pembangunan sky bridge. Anggi lebih setuju jika lantai 3 Blok G Tanah Abang didirikan bioskop dan permainan anak. "Blok G tanah Abang bakal ramai dengan sendirinya," ujarnya. 
 
Di sela perbincangan rencana revitalisasi Blok G, keduanya justru mengeluh soal iuran yang mesti dikeluarkan. Anggi misalnya, yang mengaku cukup terbebani dengan iuran Rp290 ribu per bulan. "Padahal sepi pembeli di sini."
 
Anggi merinci, Rp120 ribu dari total iuran, untuk membayar listrik kios. Sementara, Rp110 ribu untuk biaya pengelolaan yang dipungut dengan cara cash management system (CMS), sistemnya debet otomatis dari tabungan Bank DKI miliknya. 
 
Ada juga iuran tak wajib yang total sebulannya sebesar Rp30 ribu per kios. Kebetulan Anggi memiliki dua kios, sehingga saban bulan mesti menyetor Rp60 ribu.  "Sebetulnya biaya itu sudah terjangkau. Tapi karena pengunjung sepi, beban tersebut jadi lumayan berat," keluh Anggi.
 
Keluhan yang sama diutarakan Hasan. Ia mengaku pernah tak dapat pemasukan selama tiga bulan lantaran sepi pengunjung di Blok G Tanah Abang. Namun, ia tetap bertahan berdagang guna menyambung hidup. 
 
"Bagaimana pun saya tetap harus membayar sewa rumah. Anak ada dua, sementara pekerjaan lain enggak ada," keluh Hasan.
 
Blok G Tanah Abang akan dirobohkan untuk pembangunan sky bridge yang menghubungkan blok-blok di Pasar Tanah Abang dengan stasiun. Wacana itu mandek selama bertahun-tahun. 
 
Direktur PD Pasar Jaya Arif Nasrudin menjelaskan, secara konstruksi, bangunan empat lantai berumur 30 tahun itu tidak akan mampu menahan beban jembatan yang akan terbangun nantinya. Gedung Blok G secara konstruksi harus direnovasi dengan dirobohkan.
 
Di bekas Blok G, akan dibangun dengan konseptransit oriented development (TOD). Namun, rencana itu tak kunjung terlaksana. Nantinya, setelah terbangun gedung baru, pedagang Blok G lama akan diprioritaskan.
 
Revitalisasi juga dinilai perlu dilakukan karena Blok G tidak memiliki lahan parkir untuk mobil.  Parkir motor yang saat ini juga dinilai kurang. Kios-kios yang ada pun disebut terlalu kecil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan