Jakarta: Aksi sekelompok orang yang diduga merupakan geng motor pada Senin, 5 Maret dini hari lalu di Kemang, Jakarta Selatan, disinyalir bukan peristiwa kriminal murni. Terlebih, sehari sebelumnya seorang anggota Brimob bernama Bharada Yusril menjadi korban serangan serupa di lokasi yang sama.
Kriminolog Airlangga Masdiana menyebut setiap peristiwa kriminal tidak mungkin berdiri sendiri. Apalagi ketika penyerangan hanya menyasar masyarakat secara acak tanpa mengambil barang berharga.
"Dari sini terlihat bukan hanya kriminal murni tapi ada unsur lain. Tapi ini harus didalami lagi dengan penyelidikan lebih lanjut apakah memang ada unsur lain," kata Airlangga, dalam Metro Pagi Primetime, Rabu 7 Maret 2018.
Dalam kasus penyerangan di Kemang, Jakarta Selatan, Airlangga menduga sekelompok orang yang melakukan penyerangan memiliki masalah dengan kelompok lain di wilayah tersebut.
Namun kesimpulan dari tindakan yang diambil salah sasaran sebab target serangan bukan dari kelompok lawan melainkan masyarakat secara umum.
Kasus kriminal yang berdiri sendiri, kata Airlangga, bisa terjadi jika dilakukan secara individual. Sementara kasus yang melibatkan kelompok yang lebih besar umumnya dipengaruhi sentimen kelompok atas kasus lain yang memang mata rantainya tidak terlihat secara kasat mata.
"Yang jelas kriminalitas itu sangat seksi untuk dijadikan sebagai komoditas baik sosial, ekonomi, maupun politik. Tapi lagi-lagi kita harus menyelidiki itu. Yang relevan tentu kepolisian untuk mencari tahu kira-kira ada unsur apa di baliknya," katanya.
Jakarta: Aksi sekelompok orang yang diduga merupakan geng motor pada Senin, 5 Maret dini hari lalu di Kemang, Jakarta Selatan, disinyalir bukan peristiwa kriminal murni. Terlebih, sehari sebelumnya seorang anggota Brimob bernama Bharada Yusril menjadi korban serangan serupa di lokasi yang sama.
Kriminolog Airlangga Masdiana menyebut setiap peristiwa kriminal tidak mungkin berdiri sendiri. Apalagi ketika penyerangan hanya menyasar masyarakat secara acak tanpa mengambil barang berharga.
"Dari sini terlihat bukan hanya kriminal murni tapi ada unsur lain. Tapi ini harus didalami lagi dengan penyelidikan lebih lanjut apakah memang ada unsur lain," kata Airlangga, dalam
Metro Pagi Primetime, Rabu 7 Maret 2018.
Dalam kasus penyerangan di Kemang, Jakarta Selatan, Airlangga menduga sekelompok orang yang melakukan penyerangan memiliki masalah dengan kelompok lain di wilayah tersebut.
Namun kesimpulan dari tindakan yang diambil salah sasaran sebab target serangan bukan dari kelompok lawan melainkan masyarakat secara umum.
Kasus kriminal yang berdiri sendiri, kata Airlangga, bisa terjadi jika dilakukan secara individual. Sementara kasus yang melibatkan kelompok yang lebih besar umumnya dipengaruhi sentimen kelompok atas kasus lain yang memang mata rantainya tidak terlihat secara kasat mata.
"Yang jelas kriminalitas itu sangat seksi untuk dijadikan sebagai komoditas baik sosial, ekonomi, maupun politik. Tapi lagi-lagi kita harus menyelidiki itu. Yang relevan tentu kepolisian untuk mencari tahu kira-kira ada unsur apa di baliknya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)