Jakarta: Insiden kebakaran di Museum Bahari memantik kritik soal faktor keamanan. Sejauh ini unsur tersebut belum jadi prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Dari peristiwa ini, kita bisa melihat kalau keamanan museum itu kurang jadi perhatian," kata Anggota Tim Penilai Tim Standarisasi Museum Kemendikbud Asep Kambali di Museum Bahari, Jakarta Utara, Selasa, 16 Januari 2018.
Dia melihat kecenderungan Pemda untuk mencoret anggaran terkait museum. Di Museum Bahari sendiri, tidak ditemukan instalasi sprinkle.
Asep mengatakan sprinkle atau mesin yang bekerja menyiramkan air saat mendeteksi asap atau api itu seharusnya ada. Renovasi bangunan bersejarah sejak November 2017 itu hanya merombak fisik gedung saja.
Baca juga: Satu Orang PPSU Jadi Korban Kebakaran Museum Bahari
"Hal itu (sprinkle) sudah sesuai standar item (pengamanan) di PP Nomor 16 Tahun 2016," imbuh Asep.
Alat pengaman api ringan atau Apar, terbukti tidak berpengaruh banyak mengatasi kebakaran. Api tetap melalap koleksi dan bangunan museum meski petugas berusaha memadamkan.
Selain sprinkle, Asep juga mengkritisi fungsi CCTV yang tak berfungsi optimal. Sebab tak ada petugas yang memantau kamera-kamera itu secara aktif.
Hal ini dibuktikan dengan kebakaran yang baru diketahui saat api terlihat dari luar gedung.
"Sistem pengamanan ini penting sebenarnya. Persoalannya CCTV dibuka setelah kejadian, harusnya setiap saat dipantau. Sehingga bisa langsung tindak lanjut," kata Asep.
Baca juga: Puslabfor Olah TKP Museum Bahari
Sebelumnya, Kepala UPT Museum Kebaharian Husnison Nizar menyebut gedung bersejarah itu kerap mengalami gangguan arus pendek listrik atau korsleting. Untuk itu pihaknya sudah menganggarkan perawatan listrik untuk Museum Bahari.
"Kita memang mengalami beberapa kali, terutama lampu yang korslet," kata di lokasi, Selasa, 16 Januari 2018.
Saat ini Puslabfor Bareskrim Polri tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran. Kepala Disparbud DKI Tinia Budiati menyatakan bakal melakukan evaluasi terhadap fasilitas pariwisata di Ibu Kota.
"Dengan kondisi seperti ini, kami akan evaluasi lagi. Gedung ini baru direnovasi tapi malah kebakaran," kata Tinia.
Jakarta: Insiden kebakaran di Museum Bahari memantik kritik soal faktor keamanan. Sejauh ini unsur tersebut belum jadi prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Dari peristiwa ini, kita bisa melihat kalau keamanan museum itu kurang jadi perhatian," kata Anggota Tim Penilai Tim Standarisasi Museum Kemendikbud Asep Kambali di Museum Bahari, Jakarta Utara, Selasa, 16 Januari 2018.
Dia melihat kecenderungan Pemda untuk mencoret anggaran terkait museum. Di Museum Bahari sendiri, tidak ditemukan instalasi sprinkle.
Asep mengatakan sprinkle atau mesin yang bekerja menyiramkan air saat mendeteksi asap atau api itu seharusnya ada. Renovasi bangunan bersejarah sejak November 2017 itu hanya merombak fisik gedung saja.
Baca juga: Satu Orang PPSU Jadi Korban Kebakaran Museum Bahari
"Hal itu (sprinkle) sudah sesuai standar item (pengamanan) di PP Nomor 16 Tahun 2016," imbuh Asep.
Alat pengaman api ringan atau Apar, terbukti tidak berpengaruh banyak mengatasi kebakaran. Api tetap melalap koleksi dan bangunan museum meski petugas berusaha memadamkan.
Selain sprinkle, Asep juga mengkritisi fungsi CCTV yang tak berfungsi optimal. Sebab tak ada petugas yang memantau kamera-kamera itu secara aktif.
Hal ini dibuktikan dengan kebakaran yang baru diketahui saat api terlihat dari luar gedung.
"Sistem pengamanan ini penting sebenarnya. Persoalannya CCTV dibuka setelah kejadian, harusnya setiap saat dipantau. Sehingga bisa langsung tindak lanjut," kata Asep.
Baca juga: Puslabfor Olah TKP Museum Bahari
Sebelumnya, Kepala UPT Museum Kebaharian Husnison Nizar menyebut gedung bersejarah itu kerap mengalami gangguan arus pendek listrik atau korsleting. Untuk itu pihaknya sudah menganggarkan perawatan listrik untuk Museum Bahari.
"Kita memang mengalami beberapa kali, terutama lampu yang korslet," kata di lokasi, Selasa, 16 Januari 2018.
Saat ini Puslabfor Bareskrim Polri tengah melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran. Kepala Disparbud DKI Tinia Budiati menyatakan bakal melakukan evaluasi terhadap fasilitas pariwisata di Ibu Kota.
"Dengan kondisi seperti ini, kami akan evaluasi lagi. Gedung ini baru direnovasi tapi malah kebakaran," kata Tinia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(CIT)