medcom.id, Jakarta: Masyarakat yang berniat menjadi PNS diimbau tidak tergiur dengan janji manis pejabat yang mengklaim bisa memberikan kemudahan. Sebab, seleksi CPNS dilakukan dengan ketat melalui sistem komputer.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB), Herman Suryatman, mengatakan, masyarakat kerap tak percaya diri ikut seleksi, sehingga tergiur dengan janji oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Jangan terkecoh tawaran oknum pemerintah kalau memang ada, maupun oknum masyarakat," kata Herman kepada Metrotvnews.com, Jumat 21 Juli 2017.
Herman mengakui ada oknum yang menjanjikan seseorang dapat diterima sebagai CPNS. Seseorang atau masyarakat diminta memberikan uang kepada oknum itu. "Padahal oknum itu tidak ngapa-ngapain. Kalau lulus diambil uangnya. Kalau tidak lulus dikembalikan," ujar dia.
Herman mengatakan, sejak 2013, proses seleksi atau rekrutmen CPNS menggunakan sistem berdasarkan IT. Di antaranya pendaftaran online dan dengan sistem computer assisted test (CAT).
Herman meyakini dengan sistem itu, maka tidak ada siapapun yang bisa melakukan penyimpangan. Peluang untuk berbuat curang itu sangat kecil.
"Sebetulnya kalau mengikuti sistem dengan baik, taat terhadap apa yang sudah digariskan, baca prosedur dan mekanismenya, saya kira sangat kecil sekali, karena tidak ada ruang pada saat seleksi CPNS untuk nitip, untuk nyogok," ujar dia
Herman menambahkan sejumlah kasus yang terungkap, bahwa oknum pemerintah atau masyarakat yang menjanjikan itu hanya mengatasnamakan pejabat pusat saja. Padahal, kata Herman, faktanya mereka sama sekali tidak memiliki jaringan.
"Hati-hati saja kepada masyarakat walaupun dari sistem sudah baik, tetapi kamu juga memberi ruang, mari kita kontrol bersama-sama yang sekarang (seleksi CPNS) akan berjalan di Mahkamah Agung dan Kemenkumham," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Masyarakat yang berniat menjadi PNS diimbau tidak tergiur dengan janji manis pejabat yang mengklaim bisa memberikan kemudahan. Sebab, seleksi CPNS dilakukan dengan ketat melalui sistem komputer.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB), Herman Suryatman, mengatakan, masyarakat kerap tak percaya diri ikut seleksi, sehingga tergiur dengan janji oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Jangan terkecoh tawaran oknum pemerintah kalau memang ada, maupun oknum masyarakat," kata Herman kepada
Metrotvnews.com, Jumat 21 Juli 2017.
Herman mengakui ada oknum yang menjanjikan seseorang dapat diterima sebagai CPNS. Seseorang atau masyarakat diminta memberikan uang kepada oknum itu. "Padahal oknum itu tidak
ngapa-ngapain. Kalau lulus diambil uangnya. Kalau tidak lulus dikembalikan," ujar dia.
Herman mengatakan, sejak 2013, proses seleksi atau rekrutmen CPNS menggunakan sistem berdasarkan IT. Di antaranya pendaftaran online dan dengan sistem computer assisted test (CAT).
Herman meyakini dengan sistem itu, maka tidak ada siapapun yang bisa melakukan penyimpangan. Peluang untuk berbuat curang itu sangat kecil.
"Sebetulnya kalau mengikuti sistem dengan baik, taat terhadap apa yang sudah digariskan, baca prosedur dan mekanismenya, saya kira sangat kecil sekali, karena tidak ada ruang pada saat seleksi CPNS untuk nitip, untuk nyogok," ujar dia
Herman menambahkan sejumlah kasus yang terungkap, bahwa oknum pemerintah atau masyarakat yang menjanjikan itu hanya mengatasnamakan pejabat pusat saja. Padahal, kata Herman, faktanya mereka sama sekali tidak memiliki jaringan.
"Hati-hati saja kepada masyarakat walaupun dari sistem sudah baik, tetapi kamu juga memberi ruang, mari kita kontrol bersama-sama yang sekarang (seleksi CPNS) akan berjalan di Mahkamah Agung dan Kemenkumham," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)