Jakarta: Pengelola terminal terpadu Pulogebang membantah mengintervensi para pengusaha otobus (PO) untuk ikut bermitra dengan aplikasi Bosbis. Pengelola terminal mengaku tak ikut campur dengan bisnis pihak Organda dan PO.
"Itu kan gini, kita itu kan dengan Organda ya, kalau melihatnya dari sisi Organdanya jadi Organda ada permohonan ke kami. Kalau Organda dengan bisnisnya kita enggak tau," kata Kepala Operasional Terminal Terpadu Pulogebang Pinem kepada Medcom.id,Selasa, 5 Juni 2018.
Menurut Pinem, pihaknya hanya menyambut baik permohonan kerjasama dari Organda untuk meningkatkan pelayanan publik. Khususnya, soal pelayanan berbasis online ticketing di terminal.
"Kalau dari kami ada itikat baik dari Organda untuk memberikan suatu pelayanan kalau kami ya mengapresiasi," ucap Pinem.
Pinem mengklaim tak pernah memaksa PO untuk bermitra dengan salah satu penyedia aplikasi online. Semua keputusan untuk bergabung atau tidak dikembalikan kepada perusahaan masing-masing.
"Mereka punya pemikiran untuk kemajuan PO tersebut ya silahkan. Kita enggak bisa intervensi, ada batasan." ujarnya.
Petugas PO bus Kramat Djati, Reni, mengatakan kalau perusahaannya tidak teratrik bermitra dengan Bosbis dalam penyediaan jasa tiket online. Dia menyebut perusahaannya lebih memilih bermitra dengan penyedia aplikasi tiket online Redbus.
"Itu kebijakan internal perusahaan mas," kata Reni.
Senada dengan Reni, agen PO bus Sinar Jaya pun lebih memilih pelayanan jalur konvensional. Perusahaannya belum tertarik masuk ke pasar tiket online.
"Kita cuman melayani dua mas, via telepon atau datang langsung ke loket," kata Staf marketing PO Bus Sinar Jaya Puji Lestari kepada medcom.id.
Jakarta: Pengelola terminal terpadu Pulogebang membantah mengintervensi para pengusaha otobus (PO) untuk ikut bermitra dengan aplikasi Bosbis. Pengelola terminal mengaku tak ikut campur dengan bisnis pihak Organda dan PO.
"Itu kan gini, kita itu kan dengan Organda ya, kalau melihatnya dari sisi Organdanya jadi Organda ada permohonan ke kami. Kalau Organda dengan bisnisnya kita enggak tau," kata Kepala Operasional Terminal Terpadu Pulogebang Pinem kepada Medcom.id,Selasa, 5 Juni 2018.
Menurut Pinem, pihaknya hanya menyambut baik permohonan kerjasama dari Organda untuk meningkatkan pelayanan publik. Khususnya, soal pelayanan berbasis online ticketing di terminal.
"Kalau dari kami ada itikat baik dari Organda untuk memberikan suatu pelayanan kalau kami ya mengapresiasi," ucap Pinem.
Pinem mengklaim tak pernah memaksa PO untuk bermitra dengan salah satu penyedia aplikasi online. Semua keputusan untuk bergabung atau tidak dikembalikan kepada perusahaan masing-masing.
"Mereka punya pemikiran untuk kemajuan PO tersebut ya silahkan. Kita enggak bisa intervensi, ada batasan." ujarnya.
Petugas PO bus Kramat Djati, Reni, mengatakan kalau perusahaannya tidak teratrik bermitra dengan Bosbis dalam penyediaan jasa tiket online. Dia menyebut perusahaannya lebih memilih bermitra dengan penyedia aplikasi tiket online Redbus.
"Itu kebijakan internal perusahaan mas," kata Reni.
Senada dengan Reni, agen PO bus Sinar Jaya pun lebih memilih pelayanan jalur konvensional. Perusahaannya belum tertarik masuk ke pasar tiket online.
"Kita cuman melayani dua mas, via telepon atau datang langsung ke loket," kata Staf marketing PO Bus Sinar Jaya Puji Lestari kepada medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)